Advertorial

Bank BJB Gelar Business Review Semester II 2022 dan Executive Workshop 2023

Kompas.com - 17/01/2023, 14:17 WIB

KOMPAS.com – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten atau Bank BJB menggelar kegiatan Business Review Semester II 2022 dan Executive Workshop2023 di Trans Luxury Hotel, Bandung, Senin (16/1/2023).

Acara bertema "Satukan Energi untuk Memperkuat Sinergi dan Keunggulan Kompetitif" itu digelar untuk membahas kinerja perusahaan sepanjang 2022 sekaligus meninjau rencana dan target perusahaan pada 2023.

Acara itu dihadiri Komisaris Utama Independen Bank BJB Farid Rahman, Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi, serta jajaran pejabat eksekutif Bank BJB lainnya.

Turut hadir pula Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil yang memberikan sambutan, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional II Jabar Indarto Budiwitono, serta Komisaris Utama Bank Negara Indonesia (BNI) Agus Martowardojo sebagai narasumber yang memaparkan materi.

Pada sambutannya, Yuddy Renaldi menyampaikan bahwa Bank BJB terus mencatatkan pertumbuhan positif sepanjang 2022, meskipun situasi ekonomi masih berada dalam masa transisi pemulihan pascapandemi Covid-19.

Oleh karena itu, Yuddy berterima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan dan pemegang saham atas dukungan yang diberikan untuk Bank BJB dan perbankan nasional secara umum.

Ia pun mengapresiasi OJK dan Bank Indonesia yang tanggap dalam merespons situasi ekonomi dengan mendorong berbagai kebijakan di sektor keuangan dan perbankan.

Yuddy menilai, upaya tersebut berhasil menciptakan situasi ekonomi yang kondusif pada 2022.

"Kami juga berterima kasih kepada seluruh pemegang saham, khususnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar sebagai pemegang saham terbesar, yang telah memberikan dukungan berarti bagi Bank BJB. Berkat dukungannya, kami bisa tumbuh positif sepanjang 2022," ujar Yuddy dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (17/1/2022).

Pada kesempatan sama, Indarto Budiwitono mengatakan bahwa Bank BJB berhasil melewati tantangan ekonomi dengan baik sepanjang 2022.

Menurut Indarto, pada 2023, industri perbankan akan menghadapi tantangan yang lebih berat. Meski begitu, ia optimistis Bank BJB bisa melewatinya dengan baik seperti tahun sebelumnya. 

Di sisi lain, Indarto berpendapat bahwa Bank BJB masih bisa meningkatkan aspek bisnis, khususnya terkait efisiensi.

“Bank BJB juga bisa menguatkan anak usaha, Kelompok Usaha Bank (KUB), serta organisasi. Selain itu, diperlukan juga peningkatan sinergi antar-badan usaha milik daerah (BUMD), khususnya di Provinsi Jabar. Upaya ini perlu dilakukan agar Bank BJB dapat terus tumbuh secara berkelanjutan,” ujar Indarto.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil selaku Pemegang Saham Pengendali (PSP) mengaku bangga dengan segala pencapaian yang telah diraih Bank BJB sepanjang 2022.

Ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran manajemen Bank BJB atas capaian positif yang berhasil ditorehkan.

Pria yang akrab disapa Kang Emil itu berharap, Bank BJB dapat terus mempertahankan capaian tersebut di masa mendatang.

“Kata kunci dalam menghadapi tantangan pada 2023 adalah beradaptasi dan harus belajar dari kegagalan-kegagalan terhadap disrupsi agar Bank BJB dapat mengatasinya. Kebijakan dan program yang sudah bagus dapat dipertahankan, sedangkan yang masih terdapat kekurangan perlu diperbaiki. Tujuannya, untuk memaksimalkan ekspektasi para stakeholder dan shareholder,” ujar Kang Emil.

Tantangan industri perbankan 2023

Pada acara tersebut, Agus Martowardojo menyampaikan gagasannya mengenai prospek serta tantangan dunia perbankan pada 2023 melalui materi berjudul "Leadership dan Integritas Bankir dalam Menghadapi Tantangan Perbankan 2023".

Agus menekankan pentingnya peran pemimpin dalam membawa tim menuju perubahan. Menurutnya, terdapat beberapa hal yang akan memengaruhi industri perbankan di 2023.

“Sebut saja, ekses dari pandemi Covid-19, kondisi geopolitik nasional dan dunia, serta faktor makro ekonomi yang meliputi inflasi, produk domestik bruto (PDB), suku bunga, (nilai mata uang) dollar AS, disrupsi pada supply chain, penurunan nilai aset, krisis iklim, digitalisasi, serta perubahan regulasi,” kata Agus.

Agus menilai, situasi tersebut harus diantisipasi dan dinavigasi dengan cermat oleh perbankan supaya dapat tetap bertahan dan tumbuh positif.

Untuk mengoptimalkan upaya tersebut, sambungnya, diperlukan sosok pemimpin yang visioner, cerdas, adaptif terhadap situasi, serta bisa membawa perusahaan menjadi tangguh.

"Pemimpin tersebut harus memiliki strategi, kemampuan komunikasi dan kolaborasi yang baik, emosi yang matang, serta memiliki motivasi dan dorongan yang tinggi untuk berubah dan sukses," jelasnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com