Advertorial

Menimbang Pendekatan Multidisipliner Dalam Pengobatan dan Perawatan Kanker

Kompas.com - 21/02/2023, 17:46 WIB

KOMPAS.com - Metode penyembuhan pasien kanker terus berkembang. Mulanya, pengobatan kanker dilakukan dokter secara individual. Seiring waktu berjalan, metode pengobatan pasien kanker mulai beralih menggunakan pendekatan tim yang lazim disebut pendekatan multidisipliner.

Pada praktiknya, pendekatan tersebut melibatkan berbagai ahli, seperti ahli bedah, radioterapi, onkologi medik, serta perawat.

Penerapan pendekatan multidisipliner dalam pengobatan kanker memiliki berbagai keuntungan, seperti meningkatkan kualitas perawatan pasien kanker serta efisien secara biaya.

Salah satu institusi kesehatan yang menerapkan pendekatan tersebut adalah Parkway Cancer Center (PCC). Perkembangan terkini pengobatan kanker multidisipliner telah dibahas oleh panel spesialis dari PCC yang turut serta dalam seminar bertajuk “Memahami Kanker: Kemajuan dalam Pengobatan dan Perawatan”.

Seminar tersebut bertujuan untuk berbagi wawasan tentang kemajuan terbaru dalam bidang pengobatan dan perawatan kanker.

Dalam acara itu, Direktur Medis dan Konsultan Senior Onkologi Medis PCC dr Ang Peng Tiam memaparkan beberapa kemajuan dan perkembangan baru dalam pengobatan kanker selama tiga dekade terakhir.

Hal tersebut di antaranya kemajuan teknologi dalam pencitraan dan patologi melalui imunohistokimia dan profil genetik, pemahaman tentang onkogenesis dan kemampuan mempelajari genetika molekuler kanker, perawatan multidisiplin dan subspesialis dalam onkologi, serta pengembangan agen terapeutik baru.

Dokter Ang menekankan bahwa kemajuan tersebut membuat pendekatan tim multidisiplin menjadi semakin esensial dalam penanganan kanker.

“Kerja sama di berbagai disiplin ilmu memungkinkan kami untuk menyediakan perawatan holistik untuk pasien. Dengan demikian, perawatan pasien menjadi terpusat sesuai dengan penyakit spesifik mereka,” ujar dr Ang dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (21/2/2023).

Ia melanjutkan, kemajuan dalam evaluasi diagnosis telah memungkinkan dokter untuk mengklasifikasikan kanker secara lebih akurat.

Selain itu, penemuan mutasi kanker dan munculnya tes genetik menjadi kunci dalam menentukan pengobatan lebih tepat yang dapat disesuaikan dengan penyakit spesifik pasien.

Sebagai contoh, kanker payudara HER2 dan kanker paru-paru EGFR dapat diobati dengan menargetkan mutasi spesifik untuk setiap kanker.

“Saat ini, pengobatan kanker tidak lagi dikaitkan dengan kualitas hidup yang buruk. Hal ini berkat perkembangan onkologi presisi yang menjadi masa depan dalam pengobatan kanker. Berkat metode ini, pasien bisa mendapatkan pengendalian penyakit dan kualitas hidup yang lebih baik,”’ tuturnya.

Kanker bukan akhir dari segalanya

Setelah presentasi utama, dr Colin, dr Thamdr Richard Quek, Ahli Diet Senior PCC Chloe Ong, serta Konselor Utama PCC Tan Hui Ping memimpin diskusi panel bertema kemajuan pengobatan.

Dokter Quek kembali menekankan pentingnya pendekatan tim multidisiplin dalam pengobatan kanker. Hal ini bertujuan agar tim dokter dapat mengetahui tim yang bekerja sama selama pengobatan berlangsung. Dengan demikian, seluruh kebutuhan perawatan untuk pasien dapat terpenuhi.

“Ahli diet dan konselor juga berperan jika tim dokter menilai pasien memiliki kebutuhan nutrisi atau psikologis tertentu,” kata dr Quek.

Dengan berbagai kemajuan di bidang pengobatan kanker, ia menilai bahwa kanker tidak lagi menjadi “hukuman mati” bagi penderitanya.

Dokter Quek juga mengungkapkan, pihaknya telah berhasil menyembuhkan lebih banyak pasien dalam beberapa dekade terakhir. Bahkan, sebelum mereka menderita kanker stadium lanjut.

“Saat ini, kami lebih fokus pada peningkatan hasil pengobatan dan memberikan pasien kualitas hidup yang lebih baik,” tuturnya.

Terkait kebutuhan nutrisi dan energi pasien selama pengobatan, dr Chloe menjelaskan bahwa ahli diet akan bekerja sama dengan dokter agar hal tersebut tercukupi. 

Sementara itu, Hui Ping menambahkan bahwa salah satu peran konselor adalah menilai dan mengamati kesehatan mental pasien. Pihaknya juga akan memperingatkan dokter jika pengobatan yang diterapkan mengganggu kesejahteraan psikologis pasien.

"Dengan demikian, (kami) perlu melakukan penyesuaian terhadap pengobatan atau (memberikan) intervensi dari psikiatri," imbuhnya.

Selanjutnya, dr Tham menggunakan contoh kasus kanker prostat untuk memberikan gambaran lengkap tentang pendekatan pengobatan yang berbeda dan kemungkinan efek samping bagi pasien.

Layanan CanHope dari PCC tersebar di berbagai kota di Indonesia. DOK. PCC Layanan CanHope dari PCC tersebar di berbagai kota di Indonesia.

Melalui pendekatan tim multidisiplin, kata dr Tham, dokter lebih mampu menempatkan perjalanan pengobatan ke dalam konteks pasien.

“Dengan demikian, pasien dapat memutuskan pengobatan terbaik untuk diri mereka sendiri,” ujarnya.

Untuk diketahui, informasi dari tim panel spesialis dari PCC itu disediakan oleh CanHope. CanHope merupakan layanan konseling dan dukungan kanker nonprofit yang disediakan PCC.

Layanan tersebut didukung tim berpengalaman dan peduli untuk memberikan perawatan dan dukungan kanker yang holistik serta berkualitas.

CanHope menyediakan layanan yang dipersonalisasi untuk mengkampanyekan deteksi dini, pilihan pengobatan, serta kesadaran kanker melalui berbagai program kegiatan. Saat ini, layanan CanHope tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, yakni Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, serta Surabaya.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai CanHope, Anda bisa mengunjungi laman https://www.canhope.org/id/tentang-canhope/tentang-kami.

Selain itu, Anda dapat langsung menghubungi CanHope Surabaya di nomor telepon atau WhatsApp +62 8113414329 dan +6282135422227 serta email surabaya@canhope.org.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com