Advertorial

Atasi Persoalan Sampah, BRI Inisiasi Program Gerakan Antisampah di Pekalongan

Kompas.com - 22/02/2023, 08:58 WIB

KOMPAS.com - Perusahaan pelat merah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menghadirkan sejumlah inisiatif guna mengatasi persoalan sampah di Tanah Air. Utamanya, di kawasan perkotaan dan lingkungan padat penduduk.

Salah satu program yang digagas BRI adalah Gerakan Antisampah bertajuk “Yok Kita Gas”. Gerakan ini merupakan aksi pengelolaan sampah terpadu yang terintegrasi dengan program BRI lain.

Teranyar, Gerakan Antisampah “Yok Kita Gas” diimplementasikan di sejumlah pasar beberapa kota di Indonesia, antara lain Bandung, Semarang, Surabaya, Malang, dan Denpasar.

Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto menuturkan, pasar dipilih sebagai lokasi pengimplementasian gerakan tersebut lantaran menjadi salah satu pusat kegiatan ekonomi masyarakat yang menimbulkan sampah setiap hari.

Gerakan tersebut, lanjutnya, juga bertujuan untuk menyukseskan Hari Peduli Sampah Nasional yang jatuh pada 21 Februari 2023.

Hal itu ia sampaikan saat meresmikan Program Gerakan Antisampah "Yok Kita Gas" di Pasar Kesesi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (16/2/2023).

“Kami mengajak pedagang ataupun masyarakat yang beraktivitas di pasar untuk menjaga kebersihan pasar. Masyarakat juga diajak untuk memilah dan mengolah sampah dengan tepat," ujar Aestika dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (21/2/2023).

Dalam kesempatan itu, BRI melalui program BRI Peduli juga menyalurkan bantuan berupa tempat sampah terpilah, mesin daur ulang sampah, dan memberikan shopping bag kepada pembeli.

Selain itu, imbuh dia, perseroan juga melaksanakan kegiatan pelatihan pengelolaan sampah dan aksi bersih-bersih pasar. Hal ini dilakukan sebagai bentuk dukungan perseroan untuk menjaga kondisi lingkungan pasar yang sehat.

"Melalui berbagai kegiatan tersebut, Pasar Kesesi diharapkan dapat menjadi pasar yang sehat sehingga menjadi percontohan bagi pasar-pasar lainnya di Pekalongan," terang Aestika.

Pada kesempatan sama, Kepala Pasar Kesesi M Anigusyono mengatakan bahwa saat ini, terdapat 934 pedagang yang berjualan di Pasar Kesesi. Mereka sebagian besar berjualan pakaian, sembako, sayur-sayuran, buah-buahan, dan kebutuhan pokok lainnya.

"Kami menyambut baik gerakan antisampah yang digalakkan BRI. Untuk itu, kami berterima kasih kepada BRI yang sudah memberikan edukasi kepada masyarakat di Pasar Kesesi," kata Anigusyono.

Lebih lanjut Aestika menambahkan, BRI Peduli juga turut mendukung aktivitas di pasar sebagai pusat ekonomi masyarakat dengan menyalurkan bantuan sarana prasarana pengembangan kepada 12 pasar di Kabupaten Pekalongan.

Bantuan tersebut diharapkan dapat mendukung kegiatan pasar serta turut memajukan ekonomi masyarakat di wilayah Pekalongan.

“Sesuai arahan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, program corporate social responsibility (CSR) perusahaan BUMN diharapkan dapat fokus dan berdampak positif bagi lingkungan,” terangnya.

Selain itu, lanjut Asetika, sampah yang dibuang dapat dikelola dan dimanfaatkan secara optimal menjadi energi listrik, didaur ulang menjadi industri kertas, dan dimanfaatkan untuk campuran aspal.

Adapun bahan baku plastik atau untuk jenis organik juga dapat diolah menjadi pupuk kompos atau sumber energi listrik.

"Pengelolaan sampah yang berkelanjutan pada akhirnya dapat meningkatkan kesehatan masyarakat, menciptakan energi bersih dan terjangkau, serta membantu penanganan perubahan iklim," kata Aestika.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com