Advertorial

Dispertabun Kabupaten Kediri Targetkan Poktan Dapat Penyuluhan Pupuk Organik

Kompas.com - 01/03/2023, 19:20 WIB

KOMPAS.com - Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) Kabupaten Kediri menargetkan semua kelompok tani (poktan) di wilayah tersebut mendapatkan penyuluhan pupuk organik pada 2023.

Upaya tersebut merupakan salah satu cara untuk menyukseskan program Desa Inovasi Tani Organik (DITO) yang dicanangkan oleh Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana atau akrab disapa Mas Dhito.

Kepala Bidang Pengelolaan Pangan Dispertabun Kabupaten Kediri Rini Pudyasturi mengatakan, pelatihan pembuatan pupuk organik melalui program DITO terus dilakukan kepada petani sejak program tersebut dicanangkan pada 2012.

Hingga Februari 2023, petani di 156 desa telah mendapatkan pelatihan melalui program DITO.

"Pada 2023, penyuluh pertanian memiliki program penyuluhan dan sosialisasi pupuk organik kepada semua poktan di Kabupaten Kediri," ujar Rini dalam siaran pers yang diterima Kompas.com (/1/2023).

Saat ini, lanjut Rini, terdapat sekitar 1.600 poktan di Kabupaten Kediri. Adapun poktan yang telah mendapatkan penyuluhan dan pelatihan pembuatan pupuk organik dalam program DITO harus menyediakan tiga petak lahan sebagai demplot.

Rincian lahan tersebut adalah satu petak untuk penggunaan penuh pupuk kimia, satu petak penuh untuk pupuk organik, dan satu petak untuk menggunakan pupuk kimia serta organik dengan perbandingan 50 persen.

Lewat pembagian tersebut, para petani diharapkan bisa lebih mudah dalam membedakan hasil produksi antara penggunaan pupuk kimia dan organik.

Untuk diketahui, kesuburan tanah pada penggunaan pupuk organik harus dilakukan secara bertahap. Oleh karena itu, selama masa pelatihan, para petani akan mendapatkan pendampingan sampai masa panen dan musim tanam berikutnya.

Selain itu, pendampingan juga akan dilakukan hingga petani benar-benar bisa mengaplikasikannya secara mandiri.

"Bagi petani yang tertarik menerapkan full organik, akan dilakukan pendampingan sampai mendapatkan sertifikasi organik," jelas Rini.

Rini menambahkan, petani yang menerapkan pertanian dengan pupuk organik secara penuh tersebar di tiga kluster, yakni Kecamatan Purwoasri, Kepung, dan Semen dengan luasan lahan 30 hektare (ha).

Mas Dhito saat meninjau hasil pertanian. Dok. Pemkab Kediri Mas Dhito saat meninjau hasil pertanian.

Dari tiga kluster tersebut, komoditas padi di Purwoasri ditunjuk menjadi percontohan lantaran pemasarannya telah menembus swalayan di Kediri. Bahkan, hingga ke wilayah Jawa dan Bali.

Rini mengatakan, peningkatan kesuburan tanah berkat penggunaan pupuk organik turut berpengaruh terhadap peningkatan hasil produksi pertanian.

Rini mencontohkan, dalam satu bulan, petani organik berhasil melakukan pemasaran 700 kilogram (kg) beras organik pada 2022. Sementara, pada awal 2023, para petani sudah melakukan pemasaran beras organik sebesar 1 ton dalam dua bulan terakhir.

Adapun para petani organik di lahan seluas 30 ha tersebut berhasil mendapatkan sertifikat organik.

Saat ini, lanjut Rini, ada penambahan sekitar 5 ha yang tengah dicatat untuk memperoleh sertifikat organik dengan pembiayaan pengurusan yang dibantu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri.

“Untuk mendapatkan sertifikat organik itu, mereka tidak boleh menggunakan pupuk kimia ataupun pestisida secara konsisten," katanya.

Sementara itu, Mas Dhito menyebutkan bahwa pertanian organik bisa menekan biaya produksi lantaran petani tidak lagi bergantung pada pupuk kimia.

Meski begitu, petani juga harus bersabar dalam mendapatkan hasil yang optimal karena pertanian organik tidak bisa memberikan hasil secara instan.

Tak hanya itu, Mas Dhito pun meminta para petani untuk mau memperbaiki atau menetralkan tanah yang sebelumnya menggunakan pupuk kimia.

“Perlu diingat, tani organik ini enggak bisa dari kimia langsung diganti ke organik. Ini perlu proses yang cukup panjang. Setelah itu dilakukan, para petani baru bisa menikmati hasilnya. Dengan ini, kami yakin akan banyak petani yang tertarik beralih ke tani organik," ujar Mas Dhito.

Aplikasikan Biosika

Adapun untuk mendukung produktivitas hasil pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) juga mengenalkan hasil inovasi petani dari bahan ekstrak tumbuhan bernama Biosaka.

Mas Dhito saat mencontohkan penggunaan Biosaka. Dok. Pemkab Kediri Mas Dhito saat mencontohkan penggunaan Biosaka.

Biosaka adalah elisitor yang berfungsi untuk meningkatkan produktivitas tanaman. Penggunaan Biosaka sendiri pernah ditunjukkan langsung oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bersama Mas Dhito dalam kunjungannya ke Kabupaten Kediri pada Kamis (9/2/2023).

Salah satu poktan di Kabupaten Kediri yang telah melakukan demplot menggunakan Biosaka berada di Kecamatan Purwoasri. Penggunaan tersebut telah mereka lakukan sejak 2021.

Seorang petani organik dari Kecamatan Purwoasri, Jaenuri, mengaku telah mencoba menggunakan Biosaka dan merasakan manfaatnya.

“Berdasarkan pengalaman, Biosaka bisa mengurangi penggunaan pupuk organik padat (POP) ataupun pupuk organik cair (POC). Saat ini, banyak petani tertarik mencoba karena hasil produksinya juga bertambah," jelas Jaenuri.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com