Kabar pos

Lanjutkan Kesuksesan 2022, Pos Indonesia Tingkatkan Layanan Digital di 2023

Kompas.com - 01/03/2023, 19:39 WIB

KOMPAS.com - PT Pos Indonesia (Persero) berhasil mencetak kinerja luar biasa pada 2022, terutama pada divisi Bisnis dan Jasa Keuangan. Perseroan berkomitmen mempertahankan capaian ini pada 2023.

Direktur Bisnis Jasa Keuangan Pos Indonesia Haris mengatakan bahwa pencapaian itu didapat berkat kepercayaan pemerintah kepada Pos Indonesia dalam menyalurkan bantuan sosial (bansos).

Seperti diketahui, Pos Indonesia mendapatkan amanah dari pemerintah untuk menyalurkan bansos minyak goreng, subsidi bahan bakar minyak (BBM), serta Program Keluarga Harapan (PKH) pada 2022.

Sepanjang 2022, lanjut Haris, Pos Indonesia telah menyalurkan bansos dari Kementerian Sosial (Kemensos) sebanyak Rp 67 triliun. Selain bansos, Pos Indonesia juga sukses menyalurkan Bantuan Subsidi Upah (BSU) dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) kepada 3,5 juta penerima.

Dalam penyaluran kedua bantuan dana tersebut, Pos Indonesia menggunakan dashboard khusus yang dapat menampilkan data penerima secara real-time, mulai dari foto wajah hingga alamat penerima. Dengan dashboard tersebut, Pos Indonesia mampu menyalurkan bantuan kepada 3 juta penerima setiap hari.

“Penyaluran dana bersifat sementara. Ke depan, kami harus memikirkan (cara mempertahankan kinerja). Kalau ini tetap sustain, alhamdulillah. Paling tidak, ada legacy bisnis Divisi Jasa dan Keuangan yang memimpin. Kami mengambil banyak pelajaran dari keberhasilan pada 2022 untuk mempersiapkan mencapai target pada 2023,” kata Haris dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (1/3/2023).

Adapun Pos Indonesia telah dipercaya oleh pemerintah dalam menyalurkan bansos sejak 2015. Akan tetapi, Pos Indonesia tidak dilibatkan dalam penyaluran bantuan pada 2016 karena terbit peraturan presiden yang mengubah bansos tunai menjadi nontunai.

Pos Indonesia baru kembali dipercaya menyalurkan bansos saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada 2020. Penyaluran bantuan tunai yang dilakukan Pos Indonesia tidak jauh berbeda dari perbankan.

Haris menjelaskan, sebelum menyalurkan bantuan, Pos Indonesia melakukan data cleansing serta memvalidasi data yang diperoleh dari penetapan Kemensos. Kemudian, penerima dibuatkan rekening. Rekening ini terkoneksi dengan sistem monitoring negara.

“Setelah penerima memiliki rekening, kami memberikan nilai lebih, seperti bisa melakukan pembayaran (bansos) mendekati lokasi penerima. (Bansos untuk) penerima tertentu (difabel, lansia, sedang sakit) bisa diantar langsung. Kemudian, jika mereka memiliki akun Pospay, sudah seperti perbankan,” ucap Haris.

Untuk memantau penyaluran bansos ke tingkat daerah hingga kelurahan, Pos Indonesia menggunakan aplikasi Pos Giro Cash (PGC). Hal ini membuat penyaluran bantuan cepat sampai dan tepat sasaran.

“Kami (juga) bisa mengambil data berapa yang sudah terbayar serta gagal bayar. Aplikasi yang kami bangun ini didedikasikan untuk penyaluran bansos,” katanya.

Memasuki usia ke-277 tahun pada 2023, kata dia, Pos Indonesia menerapkan tujuh transformasi digital, yakni transformasi bisnis, produk dan channel, proses, teknologi, sumber daya manusia (SDM), organisasi, serta budaya. Hal ini dilakukan agar perusahaan tetap eksis dan relevan dengan perkembangan zaman.

“Terkait transformasi human capital, organisasi, budaya yang menyangkut SDM, kami melakukan berbagai upaya di internal perseroan untuk mengubah mindset SDM menjadi digital. Kami paksa dengan sistem, misalnya, mengajukan cuti dengan aplikasi. Jika Insan Pos sudah mengubah mindset-nya, baru kami akan keluar,” tutur Haris.

Secara umum, bisnis jasa keuangan Pos Indonesia memiliki tiga layanan, yaitu loket Kantor Pos yang memiliki jumlah transaksi terbanyak, aplikasi mobile Pospay, serta agen Pos. Saat ini, lanjut Haris, Pos Indonesia sedang mendorong layanan di loket ke penggunaan aplikasi Pospay.

Berdasarkan riset yang dilakukan Pos Indonesia, Pospay dibutuhkan untuk menjangkau masyarakat yang tidak tersentuh layanan bank, seperti masyarakat di kota kedua dan ketiga. Kehadiran Pospay bertujuan untuk melengkapi perbankan serta solusi kebutuhan jasa keuangan.

Direktur Bisnis Jasa Keuangan Pos Indonesia Haris Dok. Pos Indonesia Direktur Bisnis Jasa Keuangan Pos Indonesia Haris

“Kami mendukung pemerintah agar masyarakat bisa mendapatkan layanan transaksi keuangan,” ujar Haris.

Ia berharap, Pospay menjadi salah satu alat yang dapat memperkuat inklusi keuangan, yaitu layanan keuangan formal yang berkualitas secara tepat waktu, lancar, dan aman dengan biaya terjangkau.

“Dengan kehadiran Pospay, masyarakat yang semula tidak tersentuh layanan perbankan bisa menabung, mengambil uang, investasi, serta mendaftar asuransi. Ini salah satu upaya kami berkontribusi dalam mendorong masyarakat masuk ke era digital,” katanya.

Pospay Syariah jadi andalan 2023

Pospay telah dipakai 4,5 juta pengguna di kota kedua dan ketiga. Kesuksesan ini mendorong Pos Indonesia untuk mengembangkan layanan Pospay Syariah pada 2023.

Haris mengatakan bahwa Pospay Syariah memiliki prospek bisnis yang menjanjikan di masa depan. Dalam mengembangkan layanan Pospay Syariah, perseroan telah memiliki unit khusus syariah dan dewan pengurus syariah.

“Itu menggambarkan kami tidak main-main di bisnis ini. Untuk tahap awal, kami mendorong masyarakat (untuk) bertransaksi zakat, infak, dan sedekah melalui Pospay Syariah. Sejalan dengan itu, kami juga bekerja sama dengan berbagai lembaga lain untuk menyediakan layanan umrah dan haji,” ucapnya.

Haris berharap, bisnis syariah melalui aplikasi Pospay Syariah menjadi andalan Pos Indonesia pada 2023.

Gencarkan sosialisasi e-Meterai

Pos Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang ditunjuk pemerintah untuk mendistribusikan meterai tempel dan e-Meterai. Khusus e-meterai, Pos Indonesia memerlukan waktu untuk menyosialisasikan produk digital itu kepada masyarakat.

Lantaran tergolong produk baru, e-meterai belum terlalu dikenal khalayak. Penggunaannya pun belum semasif meterai tempel.

“Saya lihat ini perlu waktu, sosialisasi, ekosistem yang memaksa orang memakai e-meterai. Memang tidak mudah mengubah kebiasaan orang dari menggunakan meterai tempel menjadi e-meterai,” ucapnya.

Oleh karena itu, Haris mengatakan bahwa pihaknya bekerja sama dengan agen distributor yang sudah ditunjuk oleh PT Percetakan Uang Republik Indonesia (Persero) atau Peruri untuk bekerja sama memasarkan e-meterai.

“Kalau bicara Materai, di benak orang pasti Pos Indonesia. Itu kelebihan yang kami miliki. (Oleh karena itu), kami harus berkontribusi di penjualan e-meterai,” tutur Haris.

Direktur Bisnis Jasa Keuangan Pos Indonesia Haris saat dengan pelanggan Pos Indonesia Dok. Pos Indonesia Direktur Bisnis Jasa Keuangan Pos Indonesia Haris saat dengan pelanggan Pos Indonesia

Permudah penyaluran dana pensiun

Sudah sejak dahulu kala, Pos Indonesia diberi kepercayaan oleh negara dalam penyaluran gaji pegawai. Kini, Pos Indonesia bekerja sama dengan PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Taspen) dan Asuransi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri) dalam menyalurkan dana pensiun untuk pegawai negeri sipil (PNS), anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI), serta anggota Kepolisian Indonesia (Polri).

Berdasarkan catatan Pos Indonesia, sekitar 350.000 penerima dana pensiun dari Taspen dan 160.000 penerima manfaat Asabri dibayarkan melalui Kantor Pos.

“Kami berusaha memberikan yang terbaik agar para pensiunan nyaman mengambil dana di Kantor Pos,” kata Haris.

Untuk mendorong digitalisasi, para pensiunan penerima manfaat dibuatkan rekening Giropos. Dengan rekening ini, penerima manfaat bisa mengambil dana pensiunan di loket Kantor Pos mana saja, bahkan di gerai Indomaret.

Haris mengatakan bahwa Pos Indonesia juga mendorong para pensiunan memanfaatkan layanan Pospay agar bisa berinteraksi dengan lebih mudah di loket Kantor Pos, agen, serta Indomaret.

“Kami juga mendorong para pensiunan melakukan autentikasi melalui Pospay untuk memastikan mereka ini masih hidup atau masih hadir,” ujarnya.

Haris melanjutkan, sosialisasi penggunaan Pospay pun tidak hanya dilakukan Pos Indonesia. Taspen juga ikut mendorong pensiunan memiliki rekening.

Ia berharap, melalui transformasi digital yang dilakukan, Pos Indonesia akan tetap relevan dengan perubahan zaman.

Hadir selama 277 tahun di Indonesia membuat Pos Indonesia terus berubah mengikuti perkembangan zaman.

“Kami terus mengamati perubahan yang terjadi, terutama pada pelanggan, sehingga masyarakat tetap loyal memakai jasa keuangan di Pos Indonesia,” katanya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com