Advertorial

Perluas Jangkauan Promosi, Ini Cerita Perajin Sepatu dan Sandal Rajut Tarutung Anggota Rumah BUMN BRI

Kompas.com - 06/03/2023, 14:09 WIB

KOMPAS.com – Sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD), Ni Nyoman Sri Darwati (58) sudah menekuni keterampilan merajut.

Kini, perempuan asal Bali yang menetap di Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatera Utara (Sumut), itu mampu memasarkan sepatu dan sandal rajut unik hasil produksinya sendiri.

Nyoman yang juga anggota Rumah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Tarutung itu bercerita, ia menyukai seni kerajinan tangan sedari kecil. Kemudian, sang ibu mengajari merajut ketika ia duduk di kelas 4 SD. Sejak saat itu, merajut menjadi hobinya hingga kini.

Setelah berkeluarga, Nyoman mengikuti suami yang berasal dari Tarutung bekerja di perusahaan perkebunan di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim).

Ia sering merajut untuk mengisi waktu di sela-sela menjadi ibu rumah tangga sembari mengurus dua orang buah hatinya.

“Untuk mengisi waktu luang, saya punya banyak waktu untuk serius merajut,” ujar Nyoman dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (6/3/2023).

Guna menyalurkan hobi tersebut, Nyoman membeli alat rajut dengan kualitas baik. Ia pun menemukan buku tentang keterampilan merajut sepatu dan sandal karya Arniria Kesuma pada 2017. Buku ini pun menambah semangatnya untuk menekuni hobi tersebut sekaligus berkarya.

Arniria, lanjut Nyoman, memiliki tempat produksi di Bogor, Jawa Barat (Jabar). Ia pun berinisiatif untuk berkonsultasi secara langsung dengan Arniria serta mengirimkan hasil rajutannya ke Bogor.

“Berkat arahan Arniria, saya berhasil memproduksi alas kaki rajut untuk kali pertama. Adapun untuk pemasangan sol, sampai saat ini masih dilakukan di tempat Arniria di Bogor,” terang Nyoman.

Hasil karya Nyoman sendiri dipasarkan melalui media sosial (medsos) yang dikelola secara mandiri serta dari mulut ke mulut.

Ia menilai, konsumen tertarik dengan produk buatannya karena memiliki pola unik yang tak banyak ditemukan pada produk serupa. Pola pada alas kaki rajut itu pun disiapkan sendiri oleh Nyoman.

Nyoman juga pernah mempelajari pola merajut dari Arniria. Pelanggan kerajinan Nyoman pun dapat melakukan penyesuaian berdasarkan kombinasi warna yang dikehendaki ataupun menyesuaikan bentuk kaki.

Menurutnya, pola dan teknik pembuatan produk rajut menjadi keunikan tersendiri sehingga produknya diminati pasar.

“Proses rajut saya lakukan sendiri tanpa bantuan karyawan. Sepatu dan sandal antara satu dengan yang lainnya pun selalu berbeda. Ini yang menjadi keunikan,” terang Nyoman.

Untuk harga, sepatu dengan ukuran paling kecil dibanderol sekitar Rp 250.000. Kemudian, ada pula model sepatu botyang dibanderol pada kisaran harga Rp 1 juta tergantung dari ukuran.

“Untuk sepatu dan sandal perempuan kisaran harganya berkisar Rp 750.000 hingga Rp 1 juta,” kata Nyoman.

Dukungan BRI

Semangat untuk memperluas pasar kian besar ketika PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menawari Nyoman untuk bergabung di Rumah BUMN Tarutung pada akhir 2022. Ia pun resmi bergabung dengan Rumah BUMN pada akhir Februari 2023.

“Saya berterima kasih kepada BRI (yang) sudah berkunjung ke tempat saya dan mengajak untuk ikut bergabung di Rumah BUMN. Saya sangat berkeinginan memperluas pasar sandal dan sepatu rajut ini,” imbuhnya.

Sejak bergabung dengan Rumah BUMN, lanjut Nyoman, pemasaran sepatu dan sandal rajutnya semakin luas karena tidak hanya bergantung pada medsos. Ia juga bisa memiliki tempat display produk.

Di Rumah BUMN Tarutung, produk hasil karya Nyoman diberi label brand Rura Parbubu Rumah Rajut.

Menurut Nyoman, Rumah BUMN sangat diperlukan oleh pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) seperti dirinya karena bermanfaat untuk memperluas jangkauan promosi produk.

“(Rumah BUMN) merupakan wadah untuk promosi dan memperkenalkan produk yang sangat baik. Saya sangat berterima kasih serta bersyukur diajak bergabung di Rumah BUMN. Kalau masalah laku atau tidak, itu banyak faktor yang memengaruhi, seperti ukuran, model, dan warna mungkin tak sesuai,” imbuh Nyoman.

Selain itu, lanjut Nyoman, melalui Rumah BUMN, ia dapat memberikan nomor kontak bisnisnya sehingga pelanggan dapat menghubungi secara langsung untuk memesan.

Guna mendukung bisnis yang dijalankan Nyoman, BRI pun memberikan fasilitas quick response code Indonesian standard (QRIS).

Nyoman berharap, ke depannya, ia dapat mempromosikan produknya lebih luas lagi melalui pameran yang kerap dilakukan bank pemberdaya UMKM tersebut.

“Saya ingin dibantu kalau ada pameran, diajak berpartisipasi. Dengan begitu, sandal dan sepatu rajut unik yang kami produksi semakin diketahui masyarakat luas,” kata Nyoman.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com