Advertorial

BRI Hentikan dan Alihkan Layanan Internet Banking ke BRImo

Kompas.com - 08/03/2023, 13:48 WIB

KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 yang memacu perkembangan teknologi digital turut mengubah kebiasaan dan perilaku masyarakat, termasuk nasabah perbankan. Mereka mulai beralih dari pola konvensional ke era digital, khususnya saat melakukan transaksi.

Merespons fenomena tersebut, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI turut bertransformasi dan menyesuaikan layanan demi meningkatkan kenyamanan nasabah.

Direktur Jaringan dan Layanan BRI Andrijanto mengatakan, salah satu transformasi yang dilakukan pihaknya adalah menghentikan dan mengalihkan layanan Internet Banking BRI yang berbasis web ke super-app BRImo.

Langkah tersebut diambil perseroan karena BRImo dinilai telah memiliki fitur yang lebih lengkap, aman, dan mudah diakses oleh nasabah. Adapun pengalihan tersebut telah dilakukan per Selasa (28/2/2023).

Selain mudah, kata Adrijanto, BRImo juga merupakan financial super-app lengkap yang memiliki lebih dari 100 fitur untuk memenuhi berbagai kebutuhan layanan keuangan nasabah.

“Tak hanya memberi kemudahan, keamanan layanan BRImo juga selalu kami tingkatkan. BRImo telah mengantongi sertifikat ISO 20000-1:2018 dari firma manajemen Robere and Associate sejak November 2021,” papar Andrijanto dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (8/3/2023).

BRImo, sambungnya, juga telah melalui serangkaian uji keamanan, seperti penetration test, yang dilakukan secara berkala untuk memastikan keamanan transaksi nasabah

Rangkaian pengoptimalan fitur dan layanan BRImo pun mendapat respons positif dari nasabah. Hal ini tecermin dari pertumbuhan jumlah pengguna (user) BRImo yang meningkat secara pada 2022, yakni menjadi 23,8 juta pengguna atau tumbuh 68,46 persen secara year-on-year (yoy).

Angka tersebut, kata Andrijanto, sudah jauh lebih tinggi ketimbang jumlah nasabah yang menggunakan Internet Banking BRI yang berbasis web.

“Kehadiran BRImo tentunya akan membuat BRI semakin fokus dalam menjaga availability dan reliability sehingga nasabah tetap nyaman (dalam) bertransaksi. Hal ini terbukti dengan kenaikan transaksi dari waktu ke waktu. BRImo juga terus melakukan pemutakhiran, baik dari sisi infrastruktur maupun arsitektur teknologi informasi (TI). Ini kami lakukan agar BRImo dapat terus mengakomodasi kebutuhan pertumbuhan transaksi nasabah,” tutur Andrijanto.

Adapun jumlah transaksi digital melalui BRImo pada periode serupa telah mencapai 1,82 miliar transaksi atau tumbuh 110 persen yoy dengan volume transaksi sebesar Rp 2.669 triliun atau tumbuh sebanyak 98,48 persen yoy. Sementara, fee based income (FBI) yang diraih mencapai Rp 1,59 triliun.

Lebih lanjut, kata Andrijanto, transaksi digital BRI saat ini telah mencapai 98 persen dari seluruh total transaksi. Artinya, hanya 2 persen transaksi yang dilakukan di jaringan kantor atau unit kerja BRI.

“Kami proyeksikan bahwa ke depan, transaksi di kantor konvensional akan terus menurun sesuai dengan journey digitalisasi masyarakat Indonesia. BRI juga akan terus melakukan penataan jaringan kerja, baik menambah maupun mengurangi, agar (layanan) perbankan lebih produktif, efektif, dan efisien,” ujarnya.

Adapun dalam menghadapi era digital saat ini, Andrijanto mengatakan bahwa pihaknya menerapkan konsep hybrid bank dalam perbaikan proses bisnis, inovasi model bisnis, serta tata kelola jaringan kerja yang memadukan digital capabilities, physical network, dan layanan financial advisor.

“Kami yakin, harmonisasi ketiganya mampu menghadirkan layanan perbankan yang lebih efektif, efisien, dan terintegrasi sesuai journey customer Indonesia,” katanya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com