Advertorial

Dalami Ilmu Water Engineering di Inggris, Alya Hafidza Aldrin Ingin Cari Solusi Atasi Banjir di Tanah Air

Kompas.com - 04/04/2023, 17:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Berawal dari pengalamannya menghadapi banjir di rumah yang berlokasi di pinggiran Jakarta, Alya Hafidza Aldrin mantap mengambil jurusan Teknik Sipil di Universitas Indonesia (UI). Meski orang tuanya berprofesi sebagai dokter, Alya kukuh pada pendiriannya dan yakin bahwa ilmu teknik juga bisa memberikan manfaat untuk orang banyak. 

“Ketika mempelajari teknik sipil, saya (yakin dapat) menerima ilmu yang bisa memberikan manfaat untuk banyak orang (setelah lulus). Saya menyeriusi tema disastermanagement dan puas bisa berkarya di bidang itu,” kata Alya kepada Kompas.com, Minggu (19/3/2023).

Setelah lulus, dirinya bekerja di bidang yang linier dan mempelajari machine learning. Lalu, Alya juga berencana untuk melanjutkan studi ke luar negeri. Kala itu, Tokyo University, Jepang, jadi pilihannya. Sayangnya, penawaran beasiswa di Negeri Sakura itu tidak sesuai dengan yang ia inginkan, yaitu hanya partial scholarship.

Namun, semangat Alya untuk melanjutkan studi ke luar negeri masih sangat besar. Ia kemudian mendapatkan informasi bahwa British Council membuka beasiswa khusus untuk perempuan yang ingin memperdalam ilmu di bidang science, technology, engineering, and mathematics (STEM) atau The British Council Scholarship for Women in STEM yang dibuka pada 2022. 

“Setelah mencari-cari informasi tentang beasiswa itu, saya akhirnya memilih Brunel University, London, dan mengambil jurusan water engineering untuk studi strata 2 (S2)," ujarnya.

Pilihannya pada jurusan tersebut beralasan. Ia memang ingin mendalami ilmu tersebut karena penasaran dengan solusi untuk mengatasi banjir di Indonesia.

"Saat itu, daerah sekitar rumah sering kebanjiran,” ujar Alya.

Mantap dengan pilihannya, Alya segera mengikuti seleksi dan mempersiapkan berkas administrasi yang dibutuhkan. Ternyata, kegagalan berkuliah di Jepang mempermudah Alya dalam mempersiapkan studinya ke Inggris. 

“Setelah dua bulan menunggu, akhirnya saya dinyatakan lolos. Tidak pernah terbayang bisa bersekolah di United Kingdom (UK). Benar-benar seperti (mendapatkan) jackpot,” ujar Alya.

Selagi menyelesaikan proses pendaftaran, Alya menerima pembinaan dari pihak British Council dan Brunel University. Pihak universitas juga menyediakan berbagai fasilitas, termasuk jemputan dari bandara dan tempat tinggal. 

"Saya beruntung banyak menerima kemudahan (ketika tiba di sana). Semua sudah dipersiapkan oleh pihak British Council dan Brunel University. Jadi, persiapannya tinggal dari diri saya sendiri," kenang Alya.

Selama berkuliah di Brunel University, Alya pun tidak menemukan kendala yang berarti. Padahal, ia satu-satunya orang Indonesia yang berkuliah di Brunel University melalui jalur Women in STEM.

Alya mengambil jurusan Water Engineering dan berencana mengambil gelar PhD di Inggris. Dok. British Council/ Alya Hafidzah Aldrin Alya mengambil jurusan Water Engineering dan berencana mengambil gelar PhD di Inggris.

"Atmosfer belajarnya sangat suportif ditambah kualitas tenaga pengajar yang tidak main-main. Dari sisi mata kuliah, saya juga tidak menemukan kendala karena masih relevan dengan yang saya pelajari di UI dulu. Justru, saya mendapat pengalaman yang tidak ditemui ketika kuliah di Indonesia," ujar Alya.

Saat ini, Alya sedang mempersiapkan disertasi yang harus diselesaikan pada September 2023. Menurut pengakuannya, permasalahan tentang water engineering di Indonesia, khususnya banjir, selalu menjadi topik menarik sehingga ia angkat dalam setiap penelitian yang dikerjakan.

Dalam hati kecilnya, Alya berharap bahwa ilmu yang didapatkan di Inggris bisa diimplementasikan di Indonesia. 

"Jadi, saya ambil jurusan itu karena ingin memahami tentang disaster management dan water engineering secara lebih baik dan mendalam. Ketika lulus, saya berharap, bisa membawa nama Indonesia untuk menjalin kerja sama dengan pihak Inggris atau sebaliknya," tegas Alya.

Alya pun merasa beruntung bisa terpilih menjadi salah satu Women in STEM (WIS) Awardee dan berkuliah di salah satu negara terbaik untuk studi. Apalagi, saat ini, dirinya juga sudah diterima untuk melanjutkan studi S3 di salah satu universitas yang juga berlokasi di Britania Raya (UK).

“Memberanikan diri untuk ikut Women in STEM (Scholarship) membuka pintu lain untuk saya. Berdasarkan pengalaman ini, saya ingin ada lebih banyak perempuan yang berani melanjutkan studi, termasuk ke luar negeri. Sebab, being a woman tidak melulu harus memilih (antara) karier atau keluarga, tapi bisa melakukan keduanya sekaligus,” ujar Alya.

Dukung perempuan berkarier

Sebagai informasi, The British Council Scholarship for Women in STEM yang diikuti Alya merupakan beasiswa yang khusus menyasar perempuan yang ingin berkarier di bidang STEM. Program ini memberikan kesempatan pada calon mahasiswa perempuan untuk melanjutkan studi S2 di berbagai universitas yang ada di UK.

Pada 2023, Women in STEM Scholarship diadakan untuk yang ketiga kalinya oleh British Council. Beasiswa ini memberikan pembiayaan penuh bagi peserta yang dinyatakan lolos, mulai dari biaya kuliah, ongkos perjalanan, visa, asuransi kesehatan, tunjangan, hingga pengembalian biaya tes International English Language Testing System (IELTS).

Selain itu, British Council juga secara khusus mendukung perempuan yang sudah memiliki anak dengan memberikan dana tambahan selama tinggal di UK.

Country Director British Council Indonesia Summer Xia mengatakan bahwa beasiswa tersebut diadakan untuk memberikan kesempatan besar bagi perempuan-perempuan berbakat untuk mengembangkan karier di bidang STEM.

“Inggris memiliki sektor pendidikan internasional yang diakui dunia. (Melalui Women in STEM Scholarship), para perempuan dapat memanfaatkan pengalaman studi untuk menciptakan dampak positif yang lebih besar ketika kembali ke negara masing-masing,” kata Summer dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Minggu.

Pendaftaran The British Council Scholarship for Women in STEM memiliki tenggat waktunya berbeda-beda, tergantung pada universitas yang dituju. Namun, pihak British Council mengingatkan bahwa proses pendaftaran telah dibuka mulai Maret hingga Mei 2023.

Informasi lebih lanjut mengenai The British Council Scholarship for Women in STEM dan universitas yang bekerja sama dengan program ini dapat diakses melalui tautan berikut. Anda juga bisa menghubungi British Council untuk pertanyaan seputar beasiswa ini melalui email UK.Scholarships@britishcouncil.org

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com