Advertorial

Dukung Kelancaran Arus Mudik Ketapang-Gilimanuk, Dirjen Darat Kemenhub dan ASDP Dorong Pemudik Reservasi Tiket Online Ferizy Lebih Awal

Kompas.com - 09/04/2023, 11:27 WIB

KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menggelar rapat koordinasi terkait kesiapan sarana dan prasarana masa Angkutan Lebaran (Angleb) 2023 bersama sejumlah pemangku kepentingan, Sabtu (8/4/2023).

Rapat tersebut digelar dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan Angleb di sektor penyeberangan, khususnya di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur.

Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry Ira Puspadewi mengatakan bahwa selain lintasan Merak-Bakauheni, lintasan Ketapang-Gilimanuk yang menghubungkan Pulau Jawa dan Bali diperkirakan juga akan mengalami peningkatan arus kendaraan dan penumpang.

"Lintasan Ketapang-Gilimanuk juga favorit kedua. Ini mengingat selain arus mudik dari Bali ke Pulau Jawa berbarengan juga dengan arus liburan ke Pulau Dewata. Tidak hanya arus berangkat atau mudik, tetapi juga arus baliknya," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (9/4/2023).

Sebagai langkah antisipasi, lanjut Ira, ASDP berencana untuk memobilisasi kapal berukuran besar, yakni KMP Jatra II yang telah direlokasi dari Merak ke Ketapang. Sebagai informasi, KMP Jatra II saat ini melayani layanan penyeberangan jarak jauh atau long distance ferry (LDF) Ketapang-Lembar.

"Kapasitas muatannya cukup besar. Dengan bobot 3.900 GT, (kapal ini) mampu mengangkut 200 penumpang dan 100 unit mobil atau truk atau lebih dari 2.000 unit sepeda motor," kata Ira.

Berdasarkan data ASDP, puncak arus mudik Lebaran 2023 di Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk akan terjadi pada H-2. Adapun jumlah produksinya diprediksi mencapai 19.827 unit kendaraan yang ekuivalen setara dengan 11.222 unit kendaraan kecil. Prediksi produksi tersebut meningkat 4,47 persen dari realisasi puncak mudik Lebaran 2022.

Adapun produksi puncak arus balik Lebaran 2023 di Pelabuhan Penyeberangan Ketapang diprediksi akan terjadi pada H+2 dengan jumlah produksi mencapai 13.074 unit kendaraan yang ekuivalen setara dengan 8.691 unit kendaraan kecil. Prediksi produksi tersebut meningkat 10,6 persen dari realisasi puncak balik Lebaran 2022.

ASDP Cabang Ketapang memastikan sarana dan prasarana pelabuhan telah siap dalam menghadapi layanan Angleb 2023 dengan 7 pasang unit dermaga dan 45 unit kapal siap operasi di lintasan tersebut.

Adapun kapasitas parkir yang tersedia mencapai 1.264 kendaraan di Ketapang dan 1.371 kendaraan di Gilimanuk.

Dirjen Darat Kemenhub dan ASDP gelar rapat koordinasi pesiapan Angkutan Lebaran 2023. Dok. ASDP Indonesia Ferry Dirjen Darat Kemenhub dan ASDP gelar rapat koordinasi pesiapan Angkutan Lebaran 2023.

Untuk mengantisipasi kendala antrean kendaraan roda dua yang memanjang, pihak ASDP berencana melakukan rekayasa jalan khusus truk dan sepeda motor. Selain itu, telah disiapkan pula sejumlah tenda di beberapa buffer zone dan area tampung, serta tollgate dengan jumlah yang memadai.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Hendro Sugiatno mengatakan bahwa cara bertindak, inovasi, dan koordinasi harus dilakukan untuk menghadapi tantangan di masa Lebaran 2023.

“Kami tidak hanya melihat kondisi di lintasan Merak-Bakauheni, tetapi juga di Ketapang-Gilimanuk yang menjadi perhatian dan lintasan paling ramai kedua. Nantinya, (lintasan Ketapang-Gilimanuk) akan lebih padat lagi ketika jalan tol sudah tersambung. Maka, konsep penataan pelabuhan itu sesuatu yang harus diperhatikan,” ujarnya.

Hendro mengimbau agar buffer zone dapat disiapkan dengan baik untuk mengantisipasi lonjakan penumpang.

“Kami harus bisa menata jangan sampai ada antrean yang begitu panjang dan upaya-upaya untuk menurunkan volume capacity ratio (V/C ratio) tolong dipedomani betul,” katanya.

Hal tersebut, lanjutnya, termasuk penggunaan empat unit kapal yang akan disiapkan untuk mendukung percepatan pergerakan masyarakat di Ketapang- Gilimanuk.

Selain itu, Hendro juga menekankan kepada seluruh personel petugas di lapangan untuk lebih memperhatikan unsur keselamatan pelayaran dalam masa Angleb 2023.

“Mohon diperhatikan betul jangan sampai di momen mudik ada kecelakaan di perairan. Selain itu, soal tiket karena sekarang sudah online via Ferizy dan sudah sepakat bahwa dari H-60 sampai H-1 masyarakat sudah bisa beli tiket, maka masyarakat diharapkan datang ke pelabuhan sudah membawa tiket,” ujar Hendro.

Ia juga meminta agar aturan tersebut dilaksanakan secara tertib. Dengan demikian, permintaan per hari dari Ferizy dapat diprediksi sebagai antisipasi dan cara bertindak tepat.

Persiapan Angkutan Lebara 2023 di pelabuhan. Dok. ASDP Ferry Indonesia Persiapan Angkutan Lebara 2023 di pelabuhan.

Para pengguna jasa penyeberangan kapal feri, khususnya di lintas sibuk Merak-Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk, terus didorong agar membeli tiket Lebaran mulai dari sekarang. Pasalnya, tiket sudah dapat dipesan melalui aplikasi dan web Ferizy sejak H-60 sebelum keberangkatan.

"Jadi, tiket Lebaran sudah bisa dibeli dari sekarang baik via aplikasi atau website Ferizy. Calon pemudik harus sudah mulai rencanakan jadwal berangkat, minimal H-1 sudah bertiket. Saat ini, sudah tidak ada penjualan tiket di pelabuhan," tutur Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry Shelvy Arifin.

Demi kenyamanan, ia juga meminta agar pemudik tidak membeli tiket di calo. Selain online, pemudik dapat membeli tiket di gerai retail seperti Alfamart, Indomaret, dan Agen BRILink. Sementara itu, pembayaran tiket dapat dilakukan melalui cara transfer antarbank, e-wallet, gerai retail, atau internet banking.

Dalam pertemuan tersebut, pihak ASDP Ketapang juga menegaskan telah berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk Kepolisian Resor Ketapang, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk menjamin kesuksesan Angleb 2023.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau