Advertorial

Bisa Ancam Keselamatan Jiwa, Ini Gejala dan Cara Obati Alergi Syok Anafilaksis

Kompas.com - 12/04/2023, 12:00 WIB

KOMPAS.com – Syok anafilaksis merupakan salah satu gejala alergi berat yang dapat mengancam jiwa. Reaksi ini muncul dalam hitungan detik hingga menit setelah tubuh terpapar alergen.

Alergi sendiri merupakan reaksi tubuh ketika terpapar alergen atau zat-zat pemicu alergi. Sebut saja, makanan tertentu, seperti seafood, kacang-kacangan, gandum, kerang, susu, telur, dan ikan. Kemudian, serbuk sari, serangga, obat-obatan macam penisilin, serta cuaca dingin.

Adapun gejala alergi yang timbul setelah itu bisa berbeda pada masing-masing orang. Selain gatal dan ruam, ada pula yang bergejala bersin dan batuk, hidung berair dan mata merah.

Pada kasus tertentu, alergi dapat menimbulkan pembengkakan pada bagian tubuh yang terpapar alergen, seperti wajah, lidah, mulut, dan tenggorokan, serta memicu sesak nafas dan syok anafilaksis.

Gejala terakhir dapat mengakibatkan penurunan tekanan darah secara drastis dan penyempitan saluran pernapasan. Karena itu, orang yang mengalami syok anafilaksis perlu mendapatkan penanganan medis dengan cepat.

Pencegahan alergi syok anafilaksis

Alergi sendiri ada yang bersifat musiman dan sepanjang tahun. Tak sedikit pula orang yang mengalami alergi seumur hidup sejak masa kanak-kanak karena diturunkan dari orangtua.

Adapun risiko tinggi mengidap alergi terjadi pada orang dengan riwayat alergi dalam keluarga, tinggal di lingkungan berpolusi tinggi atau di rumah yang terlalu lembap, bahkan kering.

Selain itu, bisa juga dialami oleh perokok aktif ataupun pasif, serta seseorang dengan daya tahan tubuh rendah dan kekurangan nutrisi tertentu.

Guna meminimalisasir risiko alergi, termasuk syok anafilaksis, ada beberapa hal yang dapat dilakukan.

Pertama, melakukan tes untuk mendeteksi seseorang memiliki risiko alergi atau tidak, seperti tes tusuk kulit (skin prick test), tes tempel (patch testing), dan tes imunologi.

Kedua, rutin menjaga kebersihan lingkungan. Jika pemicu alergi sulit dihindari, pencegahan yang dapat dilakukan adalah menggunakan pakaian tertutup untuk melindungi kulit dari paparan alergen.

Ketiga, bila sudah terjadi reaksi alergi, segera minum obat antihistaminuntuk memblokir histamin penyebab alergi.

Pada umumnya antihistamin dapat menyebabkan kantuk, beberapa contohnya seperti Chlorpheniramin Maleate dan Hydroxyzine. Namun, ada pula yang tidak menyebabkan kantuk agar tetap dapat beraktivitas salah satu contohnya Cetirizine Hydrochloride.

Perlu diketahui, obat antihistamin ada yang dijual bebas dan ada pula yang harus dibeli dengan resep dokter. Walaupun dijual bebas, Anda tetap disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter ataupun apoteker terlebih dahulu sebelum mengonsumsinya.

Cetirizine Hydrochloride yang sudah puluhan tahun diresepkan dokter untuk mengobati keluhan alergi, diminum cukup 1x sehari.

Obat ini tidak menyebabkan efek kantuk mengacu kepada uji klinis yang dilakukan pada 1987 dan 1990 di Sleep Research Center, Stanford University School of Medicine, California, Amerika Serikat (AS). Hasil uji klinik ini membuktikan bahwa Cetirizine terbukti tidak menyebabkan kantuk pada orang-orang yang tidak memiliki masalah tidur.

Cetirizine Hydrochloride aman dikonsumsi berbagai kalangan, mulai dari orang dewasa, anak-anak, hingga orang lanjut usia (lansia) sesuai dengan petunjuk penggunaan.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com