Kabar pos

Terapkan AI, Pos Indonesia Pastikan 3,2 Juta KPM Terima Bansos BPNT dan PKH Sebelum Lebaran

Kompas.com - 16/04/2023, 12:30 WIB

KOMPAS.com - PT Pos Indonesia (Persero) memastikan penyaluran bantuan sosial (bansos) Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-tunai (BPNT) dari Kementerian Sosial (Kemensos) kepada 3,2 juta keluarga penerima manfaat (KPM) akan rampung sebelum Lebaran 2023.

Tak hanya itu, dengan penggunaan teknologi artificial intelligence (AI), data KPM yang direkam akan lebih akurat.

“Kami kembali mendapat tugas dari Kemensos untuk menyalurkan bansos tahap pertama kepada 1,1 juta KPM untuk 83 kabupaten atau kota di Indonesia,” ujar Direktur Utama Pos Indonesia Faizal R Djoemadi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (15/4/2023).

Dari 1,1 juta KPM tersebut, lanjut Faizal, pihaknya mendapatkan penambahan lagi sehingga secara keseluruhan menjadi hampir 3,2 juta KPM.

Hingga berita ini diturunkan, bansos yang disalurkan sudah mencapai 80 persen.

“Kami masih punya waktu maksimal dua minggu untuk menyelesaikan penyaluran kepada 3,2 juta KPM,” terangnya.

Dari data tersebut, imbuh Faizal, Kemensos kembali menambah jumlah alokasi KPM menjadi total 4,5 juta penerima.

Faizal menyebutkan, penambahan data KPM yang diterima pada tahap akhir akan mulai dibayarkan setelah Lebaran lantaran waktu yang mepet. 

“Adapun 3,2 juta KPM insyaallah hingga H-1 (Lebaran) kami targetkan selesai 100 persen. Namun, ada kabar bahwa Kemensos akan menambah lagi sehingga total menjadi 4,5 juta KPM. Untuk data setelah 3,2 juta KPM ini jika kami terima lagi kemungkinan tidak akan selesai di H-1 Lebaran,” jelasnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, pihaknya akan menyalurkan kembali pada H+3 Lebaran untuk menyelesaikan total 4,5 juta KPM. Hal ini untuk mengantisipasi mudik dan libur nasional.

“Jika kami paksakan tetap dilakukan maka penyalurannya tidak akan efektif,” kata Faizal.

Untuk diketahui, dari 4,5 juta KPM tersebut akan dialokasikan ke 514 kota atau kabupaten yang tersebar di seluruh daerah termasuk wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Jumlah ini lebih besar dari sebelumnya yang hanya dialokasikan ke 83 kabupaten atau kota.

PT Pos Indonesia (Persero) menggunakan teknologi AI guna memastikan keakuratan data, baik dari segi kualitas foto, akurasi, dan geo tagging. Dok. Pos Indonesia PT Pos Indonesia (Persero) menggunakan teknologi AI guna memastikan keakuratan data, baik dari segi kualitas foto, akurasi, dan geo tagging.

Menurutnya, penambahan alokasi KPM tidak mengubah metode penyaluran bansos yang selama ini dilakukan Pos Indonesia. Hanya saja, menyesuaikan kebutuhan petugas di lapangan. Misalnya, memperbanyak petugas penyaluran di komunitas dan pengantaran langsung by name and by address karena lokasinya yang jauh dari kantor pos.

“Cara penyaluran masih menggunakan tiga cara, yaitu disalurkan di kantor pos, melalui komunitas, atau diantarkan langsung ke rumah KPM secara door to door, khusus bagi KPM yang sakit, lanjut usia (lansia), dan disabilitas,” jelasnya.

Gunakan teknologi AI

Perlu diketahui, Pos Indonesia tak pernah berhenti berinovasi dalam melakukan pelayanan pengiriman.

Setelah menapaki transformasi digital, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tertua di Indonesia itu tengah melakukan pembaruan dalam teknologi perekaman data penerima bansos. Hal ini diwujudkan melalui penggunaan teknologi AI guna memastikan keakuratan data.

“Berdasarkan pengalaman kami pada 2022, saat itu Pos Indonesia terpaksa melakukan pengulangan perekaman data yang cukup masif. Hal ini karena perekaman data, khususnya foto rumah kurang akurat. Alhasil, dari segi kualitas fotonya, akurasi, dan geo tagging-nya kurang akurat. Perekaman ulang ini cukup memakan waktu dan biaya,” terang Faizal.

Untuk meminimalisasi kejadian serupa, lanjut Faizal, Pos Indonesia memutuskan memperbaiki sistem dengan menyematkan teknologi AI.

“Berkat AI, kami sudah melakukan perbaikan sistem untuk perekaman data. Memotret wajah tidak bisa kalau miring. Akan ditolak. Wajah harus lurus. Foto rumah, ya harus rumah yang difoto. Bukan pohon atau obyek lain,” katanya.

Kemudian, imbuh Faizal, geo tagging akan dibandingkan antara sebelum dengan setelahnya. Pasalnya, pada September dan November 2022, orang dan alamatnya sama, tetapi geo tagging-nya selisih 500 meter hingga 1 kilometer (km).

Dengan bantuan penggunaan teknologi AI, Faizal optimistis data yang diterima akan jauh lebih akurat. 

Pertama, dari segi akurasi foto, baik wajah maupun rumah. Kedua, akurasi geo tagging. Mudah-mudahan dengan menggunakan teknologi AI, kami bisa melakukan perekaman data lebih akurat,” ujarnya.

Selain memanfaatkan teknologi AI, untuk mempercepat penyaluran bansos, Pos Indonesia menambah jumlah petugas juru bayar dan memperpanjang waktu pelayanan. Hal ini dilakukan demi memastikan KPM dapat menerima haknya sebelum Lebaran.

“Dengan keterbatasan waktu dan nominal bantuan PKH yang berbeda-beda antar KPM, kami meningkatkan jumlah petugas dan menambah jam layanan sampai malam. Kami juga membagi sistem kerja menjadi dua shift, yakni pagi ke sore dan sore ke malam. Kami juga menambah titik layanan. Misalnya, sebelumnya di kelurahan, sekarang masuk agak ke level rukun tetangga (RT) atau banjar, dusun,” tambahnya.

Ia pun berharap, dengan totalitas dalam menyalurkan bansos tersebut, Pos Indonesia dapat terus dipercaya pemerintah untuk menyalurkan bansos-bansos lainnya pada masa mendatang. 

“Tentu saja ini adalah amanah kepercayaan yang diberikan oleh Kemensos. Kami akan terus menjaga amanah ini. Kami siap setiap saat jika ditugaskan lagi di triwulan berikutnya, atau secara bertahap ada penambahan data penerima pun kami siap. Sumber daya kami bisa dimobilisasi,” ujarnya.

Bansos untuk kebutuhan Lebaran

Sejumlah KPM penerima bantuan pun mengaku senang bisa mendapatkan bantuan. Salah satunya, Anggria Giantika, KPM dari Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan (Jaksel).

“Alhamdulillah, senang, bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti beli sembako dan keperluan susu untuk anak,” kata Anggria.

Anggria sendiri mengaku baru pertama kali mendapatkan bantuan dari pemerintah.

“Enggak nyangka dapat bantuan sembako dari pemerintah senilai Rp 600.000. Semoga bantuan bermanfaat bagi keluarga kami dan bantuan ini diharapkan terus berlanjut,” tuturnya.

Ia pun mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diterima, baik kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kemensos, dan Pos Indonesia.

“Bantuannya sangat bermanfaat. Terima kasih,” kata Anggia.

Selain Anggia, KPM penerima bansos ialah Sati. Lansia yang berdomisili di Bondowoso, Jawa Timur (Jatim) ini telah berusia lebih dari 70 tahun.

Saat itu, ia tengah dalam kondisi sakit sehingga bantuan diantarkan secara langsung oleh petugas juru bayar ke rumah Sati.

Adapun kegiatan sehari-hari Sati hanya di rumah. Penghasilan yang diperoleh bergantung pada sedekah warga dan anak.

Sulastri, kerabat yang mewakili Sati mengatakan bahwa pihaknya senang mendapatkan bansos. Bantuan ini akan digunakan untuk kebutuhan makan sehari-hari.

KPM penerima bantuan ialah Sati. Lansia yang berdomisili di Bondowoso, Jawa Timur (Jatim) ini telah berusia lebih dari 70 tahun. Bantuan ini dipakai untuk beli beras, ikan, gula, kebutuhan dapur. Ia berharap, bantuan bisa ada setiap bulan. Dok. Pos Indonesia KPM penerima bantuan ialah Sati. Lansia yang berdomisili di Bondowoso, Jawa Timur (Jatim) ini telah berusia lebih dari 70 tahun. Bantuan ini dipakai untuk beli beras, ikan, gula, kebutuhan dapur. Ia berharap, bantuan bisa ada setiap bulan.

"Kami senang bisa menerima bantuan karena tidak bisa kerja. Bantuan ini dipakai untuk beli beras, ikan, gula, kebutuhan dapur. Kami berharap, kalau bisa bantuan ada setiap bulan," kata Sulastri.

KPM lainnya, Bunandin, merupakan seorang disabilitas. Ia kesulitan berjalan dan hanya bisa merangkak.

"Tidak bisa kerja karena fisiknya sulit, jalan merangkak. Sejak kecil kondisi fisik seperti itu. Keluhan fisik lututnya lecet karena merangkak," tutur Didik, kerabat Bunandin.

Didik berharap, selain menerima bantuan sembako akan ada bantuan berupa kursi roda untuk Bunandin.

"Kami berharap bisa dapat bantuan kursi roda untuk memudahkan aktivitas Pak Bunandin. Berharap pula terus bisa menerima bansos ini, " tuturnya.

Didik pun mengaku bersyukur Bunandin dapat menerima bantuan dan mengapresiasi pemerintah atas bantuan yang diperoleh.

"Terima kasih Pak Jokowi, kami sangat berterima kasih atas bantuan ini. Semoga masyarakat lainnya juga bisa menerima bantuan seperti ini. Terima kasih juga untuk Kemensos dan petugas yang datang menyalurkan bantuan. Semoga mendapatkan balasan dari Tuhan," katanya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com