Advertorial

BP Batam Segera Bangun 22 Infrastruktur Jalan hingga 2024

Kompas.com - 15/05/2023, 10:27 WIB

KOMPAS.com - Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam) akan melaksanakan 22 proyek infrastruktur hingga 2024. Hal ini dilakukan demi mewujudkan visi Batam sebagai kota tujuan investasi.

Kepala Biro Hubungan Masyarakat (Humas), Promosi, dan Protokol BP Batam Ariastuty Sirait mengatakan, proyek tersebut akan terus digenjot karena infrastruktur berperan penting dalam membangkitkan gairah investasi di Kota Batam.

"Dari 22 proyek pembangunan infrastruktur yang jalan sepanjang 2023 hingga 2024, ada lima kegiatan prioritas nasional dan 17 kegiatan prioritas BP Batam," ujar Tuty dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (15/5/2023).

Tuty menambahkan, lima kegiatan prioritas nasional yang akan dilaksanakan hingga 2024 adalah pembangunan jalan koridor utama sepanjang 9 km yang dimulai dari simpang Laluan Madani hingga Simpang Bundaran Punggur.

Jalan tersebut akan ditambah masing-masing tiga lajur di bagian kiri dan kanan. Dengan begitu, jalan itu akan memiliki total masing-masing lima lajur.

Selanjutnya, pembangunan Jalan Yos Sudarso tahap 3 sepanjang sekitar 1,2 km. Jalan ini akan dimulai dari simpang Bengkong hingga underpass Pelita.

Kemudian, jalan koridor utama sepanjang 2,6 kilometer dari Bundaran Punggur hingga Simpang Bandara Hang Nadim. Jalan ini juga akan dibangun masing-masing tiga lajur kiri dan kanan.

Dua proyek prioritas nasional lainnya adalah pembangunan Bundaran Punggur dan Bundaran Bandara dengan diameter 100 m yang belum termasuk badan jalan.

“Sementara itu, 17 proyek prioritas BP Batam meliputi Jalan Hang Jebat dari Simpang Batu Besar hingga Simpang Turi sepanjang 5,5 km, Jalan Yos Sudarso tahap 4 dari underpass Pelita hingga Nagoya Gate sepanjang 1,2 km, Jalan Hang Jebat tahap 2 dari Simpang Batu Besar ke Simpang Kepolisian Daerah (Polda) Kepulauan Riau (Kepri) sepanjang 3 km,” kata Tuty.

ada lima kegiatan prioritas nasional dan 17 kegiatan prioritas BP Batam. Dok. BP Batam ada lima kegiatan prioritas nasional dan 17 kegiatan prioritas BP Batam.

Kemudian, pembangunan jalan Hang Tuah dari Simpang Bandara ke Simpang Batu Besar sepanjang 3,6 km, Jalan Hang Kesturi sepanjang 3,4 km, Jalan Alternatif Bandara 1,2 km, Jalan Kawasan Industri Kabil 1,3 km, dan Simpang Sei Harapan 300 m.

Lalu, peningkatan Jalan Hang Lekiu sepanjang 12 km, Jalan Todak-Kerapu (ruas gerbang keluar Pelabuhan Batu Ampar) sepanjang 1,8 km, Jalan Duyung 2,6 km, Jalan Gajah Mada Tahap 3 (Dari SPBU Vitka hingga Sei Harapan) 3,1 km, jalan dan drainase di Kawasan Industri Kabil sepanjang 2,9 km, serta revitalisasi lanskap Bundaran Sijori Batam.

“Terakhir, pembangunan Fly Over Sei Ladi hingga Simpang Laluan Madani sepanjang 2,5 km. Pembangunan fly over ini merupakan proyek pembangunan hasil gagasan dari Kepala BP Batam Muhammad Rudi. Jalan tersebut merupakan perwujudan dari mimpi bebas kemacetan dan upaya untuk mengurangi kendaraan yang melintas di Jembatan Sei Ladi,” ucapnya.

Untuk diketahui, Jembatan Sei Ladi sudah berusia hampir 50 tahun. Jembatan ini dikhawatirkan dapat menimbulkan bahaya jika terus digunakan dan dilalui oleh kendaraan berat.

Sementara itu, Rudi menjelaskan bahwa pengembangan dan pembangunan jaringan jalan akan tetap menjadi prioritas yang masuk dalam agenda pembangunan 2021.

Menurutnya, infrastruktur perlu terus dibangun agar ekonomi masyarakat dapat terus bergerak. Dengan begitu, Batam dapat memiliki daya saing dan menjadi tujuan investasi.

Kepala BP Batam Muhammad Rudi sebut pembangunan jaringan jalan akan tetap menjadi prioritas. Dok. BP Batam Kepala BP Batam Muhammad Rudi sebut pembangunan jaringan jalan akan tetap menjadi prioritas.

"Untuk mempercepat ekonomi, hal pertama yang dilakukan BP Batam dan pemerintah daerah saat ini adalah meningkatkan infrastruktur Kota Batam. Utamanya, jalan-jalan utama," kata Rudi.

Tak hanya itu, lanjut Rudi, pembangunan infrastruktur jalan juga perlu dibenahi untuk merespons kebutuhan masyarakat dan para pelaku usaha.

Jika kemacetan tidak diatasi, biaya produksi akan membengkak serta menghambat sirkulasi barang dan jasa.

“Itu tentu tidak baik bagi citra Batam sebagai kawasan yang ramah investasi. Namun, pembangunan infrastruktur juga harus diikuti dengan kesadaran semua pihak untuk menjaga sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah disediakan," tutur Rudi.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com