JAKARTA, KOMPAS.com – Dalam beberapa hal, ilmu ekonomi tak berbeda seperti matematika yang mempelajari hitung-hitungan berisi angka pasti dan mutlak. Berawal dari ketertarikannya akan ilmu pasti itulah, Sefrina Widyanti menekuni dunia keuangan.
Ketertarikannya semakin besar setelah dirinya lulus dari sekolah menengah atas. Kala itu, lewat jalur penerimaan Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK), Sefrina mantap memilih Program Studi Ekonomi Sosial dan Pertanian di Institut Pertanian Bogor (IPB).
Selama berkuliah, Sefrina menyadari bahwa ekonomi merupakan ilmu yang punya pengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Hal ini pula yang mendorongnya untuk bisa berkontribusi melalui pemahamannya atas ilmu tersebut.
"Menurut saya, hidup itu harus punya tujuan yang jelas. Saya ingin melakukan sesuatu yang bisa bermanfaat untuk orang banyak melalui pemahaman yang saya miliki terkait ekonomi," kata Sefrina kepada Kompas.com, Jumat (14/4/2023).
Komitmen itu pun ia buktikan melalui pilihan karier di dunia perbankan sejak lulus pada 2007. Dilanjutkan bekerja di Bank Indonesia, tepatnya pada Departemen Perbankan Syariah pada 2012, Sefrina pun merasakan ketertarikan khusus pada keuangan syariah.
Selesai dari Bank Indonesia, Sefrina lalu melangkahkan kariernya ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai analis yang bertugas merancang regulasi terkait keuangan dan perbankan syariah.
Siapa sangka, keseriusan Sefrina di bidang keuangan syariah membuat dirinya direkomendasikan oleh OJK untuk melanjutkan pendidikan strata-2 (S-2). Ia pun mencari-cari universitas yang menyediakan studi lanjutan untuk memperdalam ilmu keuangan syariah.
Ke Inggris untuk dorong keuangan syariah Tanah Air
Sefrina melirik Inggris karena negara ini dikenal sebagai Center of Islamic Finance. Di antara beberapa universitas, ia memilih University of Dundee, Skotlandia, dan memilih jurusan Islamic Banking and Finance.
Ia pun segera mendaftarkan diri ke universitas itu melalui program beasiswa dari British Council GREAT Scholarships. Segala persiapan pun dilakukan, mulai dari mengurus visa hingga essay sebagai salah satu persyaratan. Setelah melewati berbagai proses dan persyaratan, Sefrina dinyatakan lulus dan bisa melanjutkan studi di University of Dundee.
"Jurusan ini sejalan dengan pekerjaan yang saya jalankan. Sementara, saya memilih Inggris karena negara itu merupakan pusat pengetahuan keuangan syariah. Kesempatan yang baik untuk menambah skill dan knowledge dari para ahli di sana," imbuh Sefrina.
Selama berkuliah, Sefrina mengaku tidak menemukan kendala yang berarti. Terlebih, pihak British Council mengadakan GREAT Scholarships Networking dengan mengundang seluruh penerima beasiswa dari berbagai negara untuk saling berbagi cerita.
"Event itu membantu saya mengenal teman-teman dari negara lain yang sama-sama menempuh pendidikan di Inggris sembari membangun networking. Pihak British Council juga mengemas acaranya dengan sangat seru," kenang Sefrina.
Selama berkuliah di University of Dundee, Sefrina mendapatkan banyak pengalaman berharga terkait keuangan syariah. Salah satu yang paling berkesan adalah ketika dia mengikuti acara Islamic Moral Economy.
"Saya mendapatkan insight mengenai dasar dan prinsip keuangan syariah, salah satunya terkait moral objectivity. Hal yang tak kalah penting adalah ketika saya menyadari bahwa keuangan syariah tidak boleh semata-mata dilakukan untuk mencapai market share tertentu, lebih dari itu (keuangan syariah dijalankan dengan menitikberatkan) soal prinsip hidup," ucap Sefrina.
Dari pemahaman itu, Sefrina pun berharap, keuangan syariah di Indonesia semakin lama bisa berkembang. Apalagi, Indonesia merupakan salah satu negara dengan pemeluk agama Islam terbesar di dunia.
Saat ini, Sefrina sudah menyelesaikan studinya dan kembali bekerja di OJK. Berbekal pengalamannya di University of Dundee, ia ingin pengetahuan yang didapat bisa menjadi pedomannya untuk berkontribusi pada perkembangan keuangan syariah di Indonesia.
"Kita (masyarakat Indonesia) beruntung karena (ada) banyak faktor yang bisa mendorong perkembangan keuangan syariah di Indonesia. Saya juga merasa bahwa pemahaman keuangan syariah di masyarakat semakin meningkat. Artinya, mereka lebih aware dan merasa bahwa keuangan syariah adalah kebutuhan," tambah Sefrina.
Sebagai informasi, Sefrina merupakan salah satu penerima beasiswa GREAT Scholarships yang dibuka oleh British Council pada 2021. Kini, program yang sama ini kembali dibuka untuk tahun ajaran 2023/2024.
Pada 2023, British Council telah bermitra dengan 13 universitas yang berada di Inggris untuk menjalankan program beasiswa tersebut. Setiap calon penerima beasiswa akan mendapatkan dukungan biaya kuliah sebesar 10.000 poundsterling selama satu tahun.
Khusus Indonesia, GREAT Scholarships 2023 membuka 3 jurusan yang dapat dipilih. Ketiga jurusan tersebut adalah Core sebanyak 10 slot, Justice and Law sebanyak 2 slot, dan satu slot untuk Climate Change.
GREAT Scholarships 2023 dibuka untuk mahasiswa yang telah menyelesaikan pendidikan strata-1 (S1) dan ingin melanjutkan ke program pascasarjana di Inggris. Ada 13 universitas di wilayah Inggris yang dapat dipilih, yaitu University College London, Cardiff University, University of Nottingham, Lancaster University, dan Ulster University.
Selain itu, Sheffield Hallam University, University of Hull, University of Plymouth, University of Stirling, University of St Andrews juga telah bekerja sama untuk program beasiswa tersebut.
Selanjutnya, Imperial College London, Teesside University dan Goldsmiths, University of London juga membuka kesempatan untuk studi postgraduate sesuai dengan jurusan yang dipilih.
Soal persyaratan, setiap universitas memiliki klasifikasinya masing-masing. Meski demikian, ada syarat utama yang perlu dipenuhi calon penerima beasiswa, yakni memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang baik dan lancar. Selain itu, syarat akademik juga menjadi pertimbangan tersendiri oleh pihak universitas.
Setiap universitas memiliki batas waktu seleksi yang berbeda-beda. Calon mahasiswa dapat mengecek informasi hasil seleksi melalui situs universitas masing-masing. Namun, seleksi GREAT Scholarships secara umum akan ditutup pada 30 Juni 2023.
Selama mengikuti GREAT Scholarships, calon mahasiswa akan menjalankan perkuliahan dan tutorial serta terlibat aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler. Tiap penerima beasiswa juga diminta untuk menghadiri acara networking.
Tak hanya itu, beasiswa tersebut juga dapat diikuti oleh mahasiswa yang sedang melakukan studi di Inggris jika memenuhi persyaratan kelayakan yang berlaku.
Informasi lebih lanjut mengenai GREAT Scholarships, cara mendaftar, dan persyaratan lainnya bisa didapatkan dengan mengakses tautan berikut ini.