Advertorial

Cegah Stunting dengan Penuhi Kebutuhan Gizi Anak sejak 1.000 HPK

Kompas.com - 18/05/2023, 19:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.comStunting masih menjadi permasalahan serius yang dihadapi Indonesia. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Indonesia mencapai 21,6 persen pada 2022.

Meski mengalami penurunan dari 2021 yang sebesar 24,4 persen, prevalensi stunting masih di atas standar yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni di bawah 20 persen. Oleh karena itu, pemerintah menargetkan penurunan prevalensi stunting menjadi 14 persen pada 2024.

Guna membantu pemerintah menekan angka stunting, PT Sanghiang Perkasa (Kalbe Nutritionals) melakukan kegiatan edukasi kepada masyarakat di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Taman Batu, Kelurahan Menteng Atas, Jakarta Selatan, Kamis (11/5/2023). Selain edukasi, Kalbe Nutritionals juga membagikan bantuan nutrisi melalui produk Morinaga Chil*Go! dan Milna.

Pemilihan Kelurahan Menteng Atas sebagai lokasi edukasi bukan tanpa alasan. Berdasarkan data Puskesmas Setiabudi, 11 anak di Kelurahan Menteng Atas terdiagnosis stunting, sedangkan 29 anak di rentang usia 0-5 tahun berpotensi terkena stunting.

Head of Medical Kalbe Nutritionals Muliaman Mansyur mengatakan, stunting secara sederhana merupakan gejala pertumbuhan tinggi anak-anak yang tidak sesuai dengan kurva pertumbuhan normal balita pada Kartu Menuju Sehat (KMS).

Anak yang mengalami gejala stunting umumnya memiliki tinggi badan yang tidak sesuai usia. Pada umumnya, gejala ini didahului dengan kekurangan nutrisi pada anak sejak 1.000 hari pertama kehidupan (1.000 HPK). Adapun 1.000 HPK terdiri dari 270 hari dalam kandungan sampai dengan anak berusia 2 tahun.

“Gejala stunting pada anak sudah terlihat saat janin yang tumbuh pada perut ibu hamil tampak kecil. Oleh karena itu, para bidan kerap menginstruksikan kepada ibu hamil untuk mengonsumsi makanan bergizi supaya bayi yang lahir dapat memiliki bobot tak kurang dari 2,5 kg,” kata Muliaman saat mengisi talk show di hadapan ibu-ibu di RPTRA Taman Batu.

Muliaman melanjutkan, 1.000 HPK dapat menjadi patokan bagi para ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anaknya pada masa emas pertumbuhan anak. Pada 6 bulan pertama, ibu wajib memberikan anaknya air susu ibu (ASI) eksklusif.

ASI memiliki kandungan gizi yang dibutuhkan bayi sampai umurnya 6 bulan. Oleh karena itu, lanjut Muliaman, ibu tidak perlu memberikan asupan lain selama periode itu selama ASI yang dihasilkan berkualitas.

Setelah 6 bulan, para ibu tetap dapat memberikan ASI kepada anak hingga 2 tahun. Namun, pemberian ASI harus didampingi dengan makanan pendamping ASI (MPASI). Pasalnya, pemberian ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi yang berusia lebih dari 6 bulan.

“MPASI harus diberikan ketika bayi berusia enam bulan dan jangan menunggu sampai delapan bulan. Pemberian MPASI yang telat dapat membuat anak mengalami penurunan berat badan dan menyebabkan stunting,” ujarnya.

Nutrisi penting selama masa emas pertumbuhan

Muliaman menambahkan bahwa stunting terjadi karena anak kekurangan nutrisi. Oleh karena itu, saat hamil muda, ibu wajib memenuhi berbagai kebutuhan gizi, seperti asam folat, zat besi, serta protein. Selanjutnya, saat hamil besar, ibu dapat memenuhi kebutuhan kalsium dan zat besi untuk menunjang pertumbuhan tulang pada bayi.

Kemudian, anak yang sudah berusia satu tahun juga bisa mendapatkan nutrisi tambahan dari susu pertumbuhan untuk melengkapi ASI dan MPASI. Pasalnya, susu pertumbuhan mengandung berbagai gizi penting yang dapat menunjang tumbuh kembang anak masa pada masa emas pertumbuhan, seperti nutrisi makro dan nutrisi mikro.

Nutrisi makro merupakan zat gizi yang diperlukan tubuh dengan jumlah besar, yaitu dalam satuan gram/orang/hari. Sebut saja, protein, karbohidrat, dan lemak.

Sementara itu, nutrisi mikro merupakan zat gizi yang diperlukan dalam jumlah kecil, yaitu dalam satuan miligram atau bahkan mikrogram/orang/hari. Adapun nutrisi mikro di antaranya adalah vitamin dan mineral. Susu pertumbuhan yang baik juga harus mengandung berbagai nutrisi penting lain, seperti kalsium, DHA, fosfat, magnesium, serta prebiotik inulin.

Sebagai susu untuk mendukung tumbuh kembang anak, susu bubuk Morinaga Chil*Go! bisa menjadi pilihan untuk anak. Susu bubuk Morinaga Chil*Go!” memiliki kandungan serat pangan inulin, omega 3 (asam linoleant), omega 6 (asam linoleat), kolin, minyak ikan, zink, serta kalsium.

Susu bubuk Morinaga Chil*Go!” juga mengandung vitamin A, C, E, D,14 vitamin, 7 mineral serta 9 asam amino esensial. Dengan demikian, susu tersebut dapat digunakan sebagai susu pertumbuhan untuk menunjang tumbuh dan kembang anak pada periode emas.

Adapun susu pertumbuhan Morinaga Chil*Go!” bisa didapatkan secara daring di minimarket terdekat. Produk ini juga bisa dibeli secara daring lewat e-commerce, seperti Shopee.

Mari sebagai orang tua, kita membantu agar anak kita bisa terhindar dari risiko stunting dengan memberikan nutrisi harian secara tepat dan berkualitas.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com