Advertorial

Mitos Seputar Program Hamil, Cek Faktanya!

Kompas.com - 25/05/2023, 09:55 WIB

KOMPAS.com – Apakah Anda dan pasangan sedang mempersiapkan kehamilan? Pastinya berbagai cara dilakukan untuk bisa mendapatkan momongan, salah satunya dengan mengikuti program hamil (promil).

Promil merupakan rangkaian langkah, kegiatan, atau aktivitas yang dilakukan pasangan agar bisa segera hamil. Promil biasanya dilakukan dengan memeriksakan kondisi tubuh secara menyeluruh dan berkonsultasi ke dokter. Promil yang dijalankan pun dapat berbeda. Hal ini bergantung pada kondisi setiap pasangan.

Di samping promil, pasangan suami istri juga kerap mengikuti cara apa pun yang disarankan masyarakat untuk mempercepat kehamilan. Sayangnya, tak sedikit pula dari cara tersebut hanya mitos dan terbukti salah kaprah.

Lalu, apa saja mitos tersebut? Berikut beberapa mitos seputar promil yang sebaiknya tidak dipercaya.

1. Taoge mempercepat kehamilan

Fungsi taoge atau kecambah sebagai makanan yang mampu mempercepat kehamilan merupakan mitos yang paling dipercaya masyarakat.

Fakta tersebut tidak sepenuhnya benar. Untuk diketahui, taoge mengandung serat, protein, karbohidrat, vitamin, seperti vitamin A, B, C, dan K, asal folat, zink, selenium, magnesium serta antioksidan.

Berbagai kandungan itu dapat membantu meningkatkan kesuburan wanita serta meningkatkan jumlah dan kualitas sperma pria.

Berdasarkan kandungan nutrisi itu, taoge memang berpotensi meningkatkan kesuburan. Namun, belum ada penelitian spesifik mengenai peran taoge dalam mempercepat kehamilan.

2. Sering bercinta bikin cepat hamil

Sebagian pasangan beranggapan bahwa berhubungan seksual setiap hari dapat meningkatkan potensi kehamilan. Anggapan ini jelas salah kaprah.

Faktanya, bercinta setiap hari berpotensi membuat kualitas sperma yang dikeluarkan tidak baik. Sebab, pematangan sperma membutuhkan waktu dua sampai tiga hari. Dengan kata lain, pengeluaran setiap hari justru memperkecil peluang kehamilan.

Frekuensi hubungan seksual yang ideal dan dianjurkan untuk meningkatkan potensi kehamilan adalah tiga kali per minggu.

3.  Minum obat batuk mempercepat kehamilan

Salah satu teori yang berkembang pada 1982 menyebutkan bahwa kandungan guaifenesin pada obat batuk dapat menipiskan lendir serviks sehingga memudahkan perjalanan sperma bertemu sel telur. Sejak saat itu, obat batuk dipercaya dapat mempercepat kehamilan.

Hingga kini, tak ada penelitian yang membuktikan teori tersebut. Bahkan, kehamilan yang terjadi setelah minum obat batuk lebih tepat jika disebut sebagai kebetulan semata atau efek plasebo.

Faktanya, zat antihistamin dalam obat batuk berdampak buruk bagi kesuburan jika dikonsumsi dalam dosis berlebihan.

Di tengah berbagai mitos yang beredar seputar kehamilan, pasangan suami istri hendaknya berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan untuk mengikuti perencanaan promil sesuai ketentuan.

Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi masalah kesuburan atau gangguan kesehatan yang berisiko mengganggu kehamilan.

Saat berkonsultasi, pastikan untuk menyampaikan kondisi medis secara detail, mulai dari riwayat penyakit, seperti penyakit infeksi menular seksual, diabetes, tiroid, tekanan darah tinggi, penyakit kronis, dan penyakit keturunan, hingga obat yang dikonsumsi.

Sebelum hamil, dokter biasanya menyarankan calon ibu hamil agar melakukan pemeriksaan serviks, skrining infeksi menular seksual, pemeriksaan gigi, skrining genetik, seperti talasemia, dan mempertimbangkan beberapa vaksinasi.

Kemudian, pasangan suami istri disarankan untuk menjaga pola hidup sehat dengan merutinkan olahraga, menghindari rokok dan minuman beralkohol, serta menjaga kesehatan mental.

Selain itu, pasangan suami istri, khususnya calon ibu, juga perlu memenuhi kecukupan nutrisi seimbang. Nutrisi ini sebaiknya dipenuhi sejak empat bulan sebelum kehamilan.

Di antara seluruh nutrisi yang dibutuhkan calon ibu hamil, salah satu yang terpenting adalah protein, baik protein hewani maupun nabati. Perlu diketahui, protein punya manfaat untuk membantu memperbaiki kerusakan sel dan jaringan tubuh serta mendorong produksi asam amino yang dibutuhkan dalam mendukung pertumbuhan sel tubuh, terutama saat pembuahan.

Adapun makanan dengan asupan protein tinggi yang perlu dikonsumsi saat promil adalah daging, telur, ikan, kacang-kacangan, dan susu.

Susu sendiri mengandung protein yang dapat mendukung pembuahan lebih optimal. Sebagai rekomendasi, calon ibu dapat memilih PRENAGEN esensis.

Selain protein, PRENAGEN esensis juga tinggi asam folat sehingga mampu mencegah cacat tabung saraf pada janin, tinggi kandungan zink yang membantu kesehatan saluran reproduksi, kaya akan vitamin, seperti vitamin A, C, dan E, serta rendah lemak sehingga tidak menyebabkan kenaikan berat badan bagi calon ibu.

Untuk meningkatkan kesehatan saluran reproduksi, PRENAGEN esensis dapat dikonsumsi dua gelas sehari selama 4 bulan sebelum menjalankan promil.

Susu yang dapat disajikan hangat ataupun dingin itu memiliki memiliki rasa enak dan tidak membuat enek.

Informasi selengkapnya mengenai PRENAGEN esensis dapat kamu temukan pada tautan berikut.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com