KOMPAS.com – Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mengalami peningkatan signifikan dari berbagai aspek.
Hal itu dibeberkan Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti saat menjadi pengisi kuliah umum di Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (25/5/2023).
Ia menyebutkan bahwa jumlah kepesertaan Program JKN pada 2023 mencapai 254,90 juta jiwa atau setara 92,57 persen dari total penduduk Indonesia.
Pada 2022, terjadi peningkatan pemanfaatan layanan di fasilitas kesehatan (faskes) naungan BPJS Kesehatan oleh peserta JKN. Adapun jumlahnya mencapai 502,9 juta pemanfaatan atau setara 1,4 juta per orang per hari kalender.
“Pemanfaatan itu berkontribusi terhadap peningkatan angka harapan hidup. Kalau orang sehat, produktivitas ekonomi dan lainnya bisa berjalan. Syarat orang produktif harus sehat,” terangnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (26/5/2023).
Lebih lanjut, Ghufron menyampaikan bahwa kehadiran Program JKN di Indonesia telah memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan perekonomian, penurunan tingkat kemiskinan, dan peningkatan lapangan kerja. Hal ini didukung oleh kajian yang dilakukan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.
Peningkatan kunjungan peserta Program JKN ke faskes mendorong BPJS Kesehatan untuk meningkatkan mutu layanan. Saat ini, lembaga negara tersebut telah bekerja sama dengan 23.360 faskes tingkat pertama dan 2.943 faskes rujukan.
“BPJS Kesehatan terus berupaya untuk meningkatkan mutu layanan agar lebih mudah, lebih cepat, dan setara tanpa diskriminasi,” kata Ghufron.
Terbaik di dunia
BPJS Kesehatan juga dinilai sebagai salah satu lembaga jaminan kesehatan terbaik di dunia. Ini terbukti dari sejumlah penghargaan internasional yang diraih BPJS Kesehatan, seperti Good Practice Award dari International Social Security Association (ISSA).
Penghargaan tersebut diberikan setelah dilakukan penilaian oleh dewan juri yang terdiri dari pakar jaminan sosial terkemuka di seluruh dunia.
Ghufron menuturkan, bila dibandingkan jumlah penduduk negara lain, belum ada yang bisa menandingi Indonesia dalam memberikan jaminan pelayanan kesehatan bagi penduduknya.
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Santi Martini pun mengapresiasi paparan BPJS Kesehatan. Ia kagum akan perkembangan BPJS Kesehatan, apalagi dengan prestasi yang diperoleh di tingkat internasional.
“Dengan segala capaian yang diraih sejak berdiri, BPJS Kesehatan patut diapresiasi. Informasi yang disampaikan oleh Dirut BPJS Kesehatan juga bermanfaat bagi sivitas akademika Universitas Airlangga,” ujar Santi.
Santi berharap, BPJS Kesehatan dapat semakin meningkatkan mutu layanan dan bekerja sama dengan kalangan akademisi untuk turut mengembangkan Program JKN.
“Mewakili institusi pendidikan, saya berharap, BPJS Kesehatan dapat digunakan sebagai tempat belajar dan penelitian untuk mahasiswa dan dosen, serta tempat untuk melakukan kolaborasi terkait pengembangan Program JKN di Indonesia,” lanjutnya.
Apresiasi juga datang salah satu mahasiswi semester delapan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Friska Oktavia Putri.
Ia menyampaikan bahwa kuliah umum tersebut memberi pandangan baru, terutama terkait pentingnya Program JKN bagi masyarakat Indonesia.
“Harapannya, BPJS Kesehatan dapat terus meningkatkan mutu layanan, serta semakin memudahkan peserta JKN dalam mengakses layanan kesehatan,” tutur Friska.