Advertorial

Mendagri Apresiasi Daerah dengan Angka Inflasi di Bawah Rata-rata Nasional

Kompas.com - 12/06/2023, 18:22 WIB

KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengapresiasi kepala daerah yang mampu menjaga angka inflasi di bawah rata-rata nasional, yakni sebesar 4 persen.

Hal tersebut disampaikan Mendagri saat memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi di Daerah di Gedung Sasana Bhakti Praja, Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Senin (12/6/2023).

“Terdapat beberapa daerah yang memerlukan atensi karena angka inflasinya di atas (angka) nasional. Pemerintah pusat berupaya membantu menurunkan angka inflasi di daerah-daerah ini,” ujar Mendagri dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, (12/6/2023).

Mendagri menyebutkan beberapa daerah yang angka inflasinya berada di atas rerata nasional. Untuk tingkat provinsi, Maluku jadi salah satu yang tertinggi dengan angka inflasi sebesar 5,06 persen.

Sementara itu, untuk tingkat kota dan kabupaten, terdapat Ternate dan Sumenep dengan angka inflasi masing-masing 5,71 persen dan 5,44 persen.

Di lain sisi, Mendagri mengapresiasi sejumlah daerah yang berhasil mengendalikan inflasi hingga di bawah angka rata-rata nasional. Daerah tersebut meliputi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 2,41 persen, Kota Tanjungpinang 2,3 persen, serta Kabupaten Indragiri Hilir 2,51 persen.

Mendagri melanjutkan bahwa terdapat beberapa komoditas yang harganya naik di beberapa daerah, yakni daging dan telur ayam ras serta bawang putih.

Sebagai negara produsen, Mendagri menoleransi kenaikan harga pada berbagai komoditas yang menyebabkan inflasi. Sebab, hal ini dapat menjaga kesejahteraan petani dan peternak.

Meski demikian, Mendagri mewaspadai potensi kenaikan harga komoditas itu yang terlalu tinggi dan berlangsung terus-menerus.

“Kalau kenaikan harganya masih dapat ditoleransi, mungkin pemerintah masih bisa kendalikan. Intinya, kami tidak ingin memberatkan masyarakat,” ujarnya.

Dari bulan Juli 2022 hingga Mei 2023, lanjut Mendagri, laju inflasi di Indonesia terus terkendali. Meski sempat berada di angka 6 persen, laju inflasi berhasil menurun secara bertahap.

Tito menuturkan, saat ini, angka inflasi mencapai 4 persen. Angka ini merupakan yang terendah sejak Juli 2022. Menurutnya, capaian ini diraih berkat kerja keras bersama, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun stakeholder terkait.

“Fakta tersebut menunjukkan bahwa kebijakan yang dilakukan pemerintah sudah tepat. Kuncinya, kami harus konsisten dan jangan bosan,” kata Mendagri.

Meski laju inflasi dalam negeri terus menurun hingga 4 persen, Mendagri mengingatkan agar semua pihak terkait tidak cepat berpuas diri. Sebab, angka tersebut masih belum mencapai target, yakni sekitar 3 persen.

“Kami terus berusaha supaya angkanya harus turun sekali lagi dan secara bertahap,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Mendagri juga mengungkapkan kondisi perekonomian di sejumlah negara yang patut diwaspadai. Pasalnya, beberapa negara di Eropa tengah mengalami resesi.

Kondisi itu, Kata Mendagri, membuat pertumbuhan ekonomi melemah. Akibatnya, daya beli masyarakat berkurang dan berdampak terhadap tingkat produksi. Kondisi ini perlu diwaspadai karena bisa berpengaruh terhadap kondisi ekonomi Indonesia.

“Kawasan Eropa dipenuhi negara yang berpengaruh, baik secara regional maupun internasional. Akibatnya, krisis yang terjadi di sana dapat berpengaruh terhadap negara-negara lain, termasuk Indonesia. Meski demikian, Indonesia tetap dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang tinggi di kisaran 5,3 persen,” kata Mendagri.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com