Advertorial

Terapkan Ekonomi Sirkular pada Lini Bisnisnya, Ini 3 Manfaat Besar yang Diraih HP

Kompas.com - 16/06/2023, 08:48 WIB

KOMPAS.com – Saat ini, cadangan sumber daya alam (SDA) yang dimiliki bumi semakin menipis. Dilansir dari overshootday.org, berkurangnya kapasitas SDA bumi tersebut lebih cepat 1,8 kali ketimbang dari kemampuan untuk menyediakannya kembali.

Angka tersebut pun dikatakan akan bertambah menjadi 2,3 kali pada 2050 dari tingkatan yang ada saat ini.

Adapun salah satu faktor yang berkontribusi pada berkurangnya SDA tersebut adalah jumlah sampah elektronik (e-waste) yang terbuang, yakni mencapai 50 juta ton per tahun. Jumlah ini setara dengan berat semua pesawat komersial yang pernah diproduksi.

Untuk Indonesia, pemerintah memutuskan menerapkan prinsip ekonomi sirkular sebagai salah satu strategi untuk mengatasi masalah tersebut.

Selain itu, ekonomi sirkular juga diterapkan untuk untuk memenuhi target penurunan emisi sebesar 27,3 persen pada 2024.

Ekonomi sirkular sendiri adalah sebuah konsep yang memaksimalkan nilai penggunaan suatu produk beserta komponennya secara berulang agar tidak ada sumber daya yang terbuang.

Sejauh ini, penerapan prinsip tersebut telah berhasil membantu mengurangi lebih dari 827 ribu ton sampah, menghemat energi lebih dari 4,8 juta MWh, dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi 14.270 orang di Indonesia.

Melihat hal tersebut, tak heran jika saat ini penerapan prinsip ekonomi berkelanjutan, termasuk ekonomi sirkular, semakin menjadi urgensi yang harus diimplementasikan oleh setiap pihak.

Tak hanya pemerintah, penerapan prinsip tersebut juga perlu diwujudkan oleh setiap perusahaan. Langkah ini dibutuhkan sebagai bagian dari komitmen perusahaan untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Bagi perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, Hewlett-Packard (HP), penerapan prinsip ekonomi sirkular adalah sebuah kewajiban. Sebab, HP menyadari bahwa sumber daya alam yang tersedia saat ini semakin menipis.

Managing Director HP Indonesia Choon Teck Lim mengatakan, penerapan ekonomi sirkular bukan hal baru bagi HP. Sebab, perusahaan sudah mengimplementasikan prinsip tersebut sejak puluhan tahun lalu.

“Hal itu terbukti dari layanan dan desain produk kami yang mengintegrasikan prinsip sirkular. Pengimplementasian prinsip tersebut mampu berdampak positif sekaligus membuat HP semakin bertumbuh ke arah yang lebih baik. Kami juga mendapatkan banyak pelajaran berharga selama menerapkan prinsip tersebut,” ujar Choon Teck dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (6/6/2023).

Choon Teck memaparkan, ada tiga pelajaran dan manfaat dari penerapan konsep ekonomi sirkular yang didapatkan oleh HP.

  1. Bawa manfaat bagi banyak pihak

Selain berdampak positif bagi perusahaan, konsep ekonomi sirkular yang diterapkan HP juga mampu memberikan dampak besar pada lingkungan.

Konsep tersebut diimplementasikan melalui berbagai program berkelanjutan yang turut melibatkan banyak pihak. Salah satunya, program perbaikan iklim yang berhasil mengefisienkan strategi Sustainable Impact HP di Indonesia dan beberapa negara.

Bagi HP, penerapan ekonomi sirkular juga jadi urgensi penting di era modern seiring peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan.

Peluang itu pun harus segera disambut dengan sigap oleh perusahaan lantaran dapat membawa potensi manfaat lingkungan dan komersial dalam jangka panjang.

Konsep ekonomi sirkular sendiri dinilai mampun menghadirkan visi masa depan yang lebih regeneratif dan berkelanjutan.

Adapun jika diimplementasikan dengan benar lewat penggunaan sumber dan pengemasan yang bertanggung jawab, bahan dan produk yang digunakan akan bertahan lebih lama.

Selain itu, daur ulang dengan metode closed loop dapat meningkatkan ekonomi global sebesar 4,5 triliun dollar AS pada 2030.

Bagi HP, transisi menuju sirkularitas bukanlah sebuah pilihan, tetapi sudah menjadi sebuah kebutuhan.

Untuk mewujudkan hal tersebut, perusahaan harus terlebih dapat mengubah pola pikir, merangkul praktik ekonomi sirkular, dan mengembangkan kemitraan dan kerangka kerja yang diperlukan untuk sukses.

Meski begitu, Choon Teck mengakui bahwa investasi awal yang dibutuhkan untuk menerapkan prinsip tersebut memang membutuhkan investasi awal.

Namun, program itu dapat membantu mengurangi biaya overhead, meningkatkan efisiensi, dan menciptakan sumber pendapatan baru dalam jangka panjang.

“Perusahaan disarankan menyediakan perangkat pengukuran untuk memperkirakan pencegahan limbah (waste) dan penghematan biaya. Ini dibutuhkan untuk membantu menunjukkan keunggulan program demi membangun kepercayaan dan loyalitas pelanggan,” kata Choon Teck.

  1. Kedepankan kelestarian lingkungan

Dalam ekonomi sirkular, mayoritas produk yang dihasilkan harus mengedepankan nilai-nilai kelestarian lingkungan. Hal ini berarti mempertimbangkan pengembangan produk dari hulu ke hilir.

Oleh karena itu, memproduksi produk dengan nilai berkelanjutan seakan menjadi kewajiban bagi perusahaan yang memegang prinsip ekonomi sirkular.

Adapun sebagai perwujudan konsep tersebut, HP mewajibkan merek kertas yang digunakan perusahaan berasal dari kertas daur ulang ataupun sumber-sumber tersertifikasi sejak 2016.

Pada 2020, kebijakan itu semakin dikembangkan oleh HP. Perusahaan mengharuskan penggunaan kemasan berbasis kertas untuk printer rumah dan kantor, supplies (tinta dan toner), personal computer (PC), serta layar.

“Tujuan kami menerapkan itu adalah untuk menjadi perusahaan yang forest positive pada 2030. Kami juga berupaya menetralkan deforestasi untuk kertas non-HP yang digunakan dalam produk dan layanan cetak kami,” tutur Choon Teck.

Ia juga menambahkan, HP bertujuan juga untuk mengurangi kemasan plastik sekali pakai hingga 75 persen pada 2025. Adapun pada 2021, HP sudah berhasil mencapai setengah target tersebut.

Tak hanya itu, inovasi pada pencetakan, seperti mencetak langsung ke kotak kiriman produk menggunakan tinta berbasis air juga memberikan manfaat tambahan.

  1. Butuh upaya kolektif untuk hasilkan dampak besar

Saat ini, kesadaran masyarakat akan penggunaan alat elektronik yang ramah lingkungan semakin tinggi. Adapun untuk mengakomodasi kesadaran tersebut, perusahaan macam Energy Star, TCO, dan Blue Angel, menyediakan sebuah alat yang mampu mengukur tingkat emisi yang dihasilkan dari suatu produk elektronik.

Untuk mendukung konsumen yang semakin sadar akan penggunaan energi, produsen bisa memperkenalkan langkah-langkah lain. Produsen dapat mengurangi permintaan bahan baku dengan menawarkan perpanjangan garansi dan memastikan produk-produk mereka dapat diperbaiki.

“Produk-produk HP kerap mendapat nilai tinggi dalam hal kemampuannya untuk diperbaiki (). Ini dibuktikan melalui penilaian dari organisasi seperti iFixit yang memiliki misi memberikan skor untuk kemampuan perbaikan produk,” ujar Choon Teck.

Bagi HP, perusahaan yang bertanggung jawab adalah perusahaan yang selalu berusaha untuk memulihkan dan menggunakan kembali produknya saat pelanggan tidak lagi membutuhkannya.

Model as-a-service dapat meningkatkan pengalaman pelanggan seraya mengenalkan sirkularitas melalui layanan takeback (pengembalian produk) yang dipromosikan oleh perusahaan.

Dorong upaya daur ulang closed loop

Tak hanya itu, HP juga mendorong perusahaan lain agar mau menerapkan sistem daur ulang produk yang dilakukan secara closed loop.

“Lewat program tersebut, kami berhasil mendaur ulang lebih dari 1 miliar cartridge. Sementara itu, cartridge toner Evocyle dari HP yang terbuat dari plastik daur ulang closed loop dapat membantu pelanggan kami di Prancis, Jerman, dan Inggris untuk mencapai sasaran keberlanjutan,” kata Choon Teck.

Tak sampai situ, melalui program HP Planet Partners, HP juga menjadi semakin baik dalam menggunakan kembali (reuse) berbagai jenis bahan yang ada.

Sejak 2017, HP telah meluncurkan lebih dari 300 produk baru di seluruh dunia, termasuk Indonesia, termasuk perangkat-perangkat yang yang memanfaatkan material magnesium, aluminium, dan plastik ocean-bound daur ulang.

Salah satu produk yang terbuat dari bahan daur ulang itu adalah laptop. Selain itu, bahan-bahan bio-derived atau bubuk kopi daur ulang

Apalagi, HP menilai bahwa komitmen Pemerintah Indonesia terhadap ekonomi sirkular sangatlah besar. Sebagai sebuah perusahaan, HP akan selalu berusaha untuk mendukung agenda ekonomi sirkular dengan mengintegrasikan nilai-nilai ekonomi sirkular dalam dalam pengembangan produk-produk elektronik.

“Perusahaan yang memimpin jalan menuju ekonomi sirkular akan menuai hasil terbesar. Masa depan kita adalah ekonomi sirkular dan perusahaan dapat ambil bagian untuk mewujudkan masa depan tersebut. Tidak penting jika ada perusahaan baru memulai atau sudah menerapkannya dari dulu. Terpenting, setiap perusahaan sudah mau menerapkan ekonomi sirkular saat ini,” tutupnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com