Advertorial

Mendagri Imbau Seluruh Pihak Waspadai Perubahan Pola Permintaan Barang dan Jasa Jelang Idul Adha

Kompas.com - 19/06/2023, 18:57 WIB

KOMPAS.com – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengimbau kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah (pemda) untuk mewaspadai perubahan pola permintaan barang dan jasa di tengah masyarakat jelang Idul Adha 1444 Hijriah.

Pasalnya, perubahan tersebut dapat memengaruhi ketersediaan dan harga barang serta jasa.

Imbauan itu disampaikan Mendagri pada Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah di Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (19/6/2023).

Jika dilihat dari sisi penyumbang angka inflasi, Mendagri mengatakan, pola konsumsi saat Idul Fitri berkontribusi lebih besar daripada Idul Adha. Akan tetapi, Mendagri tetap meminta perhatian terhadap kemungkinan inflasi pada Idul Adha.

Pasalnya, berdasarkan pengalaman, penyumbang inflasi pada perayaan Idul Adha terjadi pada komoditas cabai dan bawang merah.

Ia juga mengingatkan seluruh pihak untuk mengantisipasi kenaikan harga hewan kurban, seperti sapi dan kambing. Sebab, kondisi ini kerap terjadi dari tahun ke tahun.

“Memang perlu diwaspadai (karena) harga sapi dan kambing hidup selalu naik sejak 2019 hingga 2022, meskipun ini memang bersifat temporer," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin.

Kenaikan harga rawit dan cabai merah pada perayaan Idul Adha pun diakui oleh Direktur Statistik Harga Badan Pusat Statistik (BPS) Windhiarso Ponco Adi Putranto.

Berdasarkan data BPS, kata Windhiarso, perayaan Idul Adha pada 2019, 2021, dan 2022 memicu inflasi barang dan jasa secara umum. Sementara itu, pada 2020 justru terjadi deflasi.

“Cabai rawit dan cabai merah dominan menyumbang andil inflasi perayaan Idul Adha pada 2019, 2021, dan 2022. Namun, untuk tahun ini, masih dalam pemantauan,” imbuhnya.

Ia melanjutkan, peningkatan harga cabai merah dan cabai rawit pada Idul Adha terjadi di semua level, mulai dari perdesaan, perdagangan besar, hingga konsumen. Hal itu diduga karena faktor musim atau cuaca serta permintaan tinggi di hari besar keagamaan itu.

"(Produksi kedua komoditas itu saat) April (sempat) turun. Namun, kita mesti melihat lagi perkembangannya pada Mei dan Juni. Apakah pasokannya sudah mulai banyak atau belum? Perlu juga dilihat, apakah cabai rawit dan merah serta daging sapi akan menyumbangkan inflasi pada Juni ini?" ujarnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com