Advertorial

Dompet Dhuafa Tingkatkan Fasilitas Kesehatan untuk Pasien Gangguan Mental di RS Lancang Kuning

Kompas.com - 26/06/2023, 16:57 WIB

KOMPAS.com - Lembaga kemanusiaan dan filantropi islam, Dompet Dhuafa, meningkatkan fasilitas layanan kesehatan mental dan fasilitas poliklinik psikologis di Rumah Sakit (RS) Lancang Kuning, Riau.

Langkah tersebut diambil untuk membantu penanganan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Provinsi Riau yang selama ini dinilai masih belum mendapatkan perhatian optimal.

Untuk diketahui, tingkat pelayanan kesehatan terhadap ODGJ di Provinsi Riau masih jauh dari kata memuaskan. Utamanya, di Kabupaten Pelalawan yang baru mencapai 32,2 persen dan Kota Pekanbaru sebesar 36,7 persen.

Tak hanya itu, berdasarkan siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (26/6/2023), Dompet Dhuafa juga berupaya untuk meminimalisasi stigma buruk terhadap pasien gangguan kesehatan mental yang kerap disebut “orang gila” dan mendapatkan perilaku kurang menyenangkan.

Melalui upaya tersebut, Dompet Dhuafa menyediakan layanan kesehatan yang ramah bagi orang dengan gangguan kesehatan mental. Dengan begitu, proses penyembuhan dapat ditangani dengan optimal.

Upaya itu dibutuhkan karena orang dengan gangguan mental juga perlu mendapatkan layanan kesehatan yang tepat dan memadai layaknya orang dengan gangguan kesehatan fisik.

Dompet Dhuafa menilai, menjaga dan merawat kesehatan mental sama pentingnya dengan merawat kesehatan fisik.

Sebagai informasi, sebagian pasien yang ada di RS Lancang Kuning menderita gangguan mental karena menjadi korban perundungan di dunia maya atau cyberbullying, terutama pada anak.

Aktivitas perundungan jenis tersebut biasanya terjadi melalui interaksi yang dilakukan melalui platform media sosial (medsos).

Dapat dikatakan, cyberbullying adalah implementasi dari kurangnya literasi dan pemanfaatan teknologi digital yang buruk.

Adapun beberapa bentuk cyberbullying meliputi mengirim, mengunggah, atau membagikan konten negatif, berbahaya, serta informasi palsu tentang orang lain.

Seperti diberitakan Kompas.com, Senin (29/8/2022), cyberbullying memiliki dampak buruk yang luar biasa kepada kesehatan mental anak yang menjadi korban.

Dari aspek mental, beberapa dampak yang dirasakan oleh korban cyberbullying adalah perasaan malu, kesal, bodoh, takut, marah, kehilangan kepercayaan diri, menarik diri dari lingkungan sosial, dan terganggunya kesehatan jiwa.

Bahkan dalam kasus yang ekstrem, korban cyberbullying juga dapat merasakan depresi hingga menyebabkan bunuh diri.

Melihat dampak tersebut, langkah pencegahan jelas harus diambil oleh berbagai pihak agar kejadian macam itu tak terulang kembali.

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi atau bahkan mencegah terjadinya cyberbullying, terutama pada anak.

Cara tersebut adalah dengan mengikuti perkembangan aplikasi terbaru, memantau aktivitas medsos, dan memahami bahasa digital yang digunakan anak atau remaja.

Tak hanya itu, untuk mencegah cyberbullying pada anak, orangtua juga perlu menjaga komunikasi dan berdiskusi dengan anak tentang segala potensi bahaya yang ada.

Seandainya bertemu dengan korban cyberbullying, pastikan agar ia mendapat penanganan serius oleh tenaga profesional agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Upaya tersebut harus disebarluaskan agar kesadaran masyarakat akan kesehatan mental dapat terus meningkat.

Selain itu, para korban atau penderita gangguan kesehatan mental juga perlu diedukasi agar mereka tidak malu dan mau berkonsultasi, baik itu dengan psikolog maupun psikiater, saat merasakan gejala gangguan pada psikisnya.

Bagi yang ingin memberikan bantuan untuk korban cyberbullying agar mendapat layanan kesehatan yang memadai, dapat melakukannya melalui tautan berikut.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com