Kabar pos

Genjot Kepesertaan Baru BPU BP Jamsostek, Pos Indonesia Umumkan Pemenang Racing Contest Joint Marketing Periode I

Kompas.com - 06/07/2023, 18:40 WIB

 

KOMPAS.com - Divisi Bisnis Jasa Keuangan Pos Indonesia menginisiasi program Racing Contest Joint Marketing. Inisiatif dilakukan untuk memacu semangat karyawan PT Pos Indonesia (Persero) untuk memenuhi target jumlah kepesertaan Bukan Penerima Upah (BPU) BP Jamsostek.

Sebelumnya, Pos Indonesia dan BP Jamsostek telah menjalin kerja sama joint marketing sejak 2021. Selain memenuhi target jumlah peserta, inisiatif dilakukan untuk meningkatkan jumlah transaksi iuran peserta di kantor Pos Indonesia.

Direktur Bisnis Jasa Keuangan Pos Indonesia Haris mengatakan, pihaknya bersama BP Jamsostek merilis program tersebut di internal kedua perseroan.

“Kami melakukan evaluasi terhadap program tersebut di Kantor Regional 3 dengan mengundang tiga pemenang yang kebetulan bukan dari Regional 3," ujar Haris dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (6/7/2023).

Untuk diketahui, Racing Contest Joint Marketing periode I digelar mulai Maret hingga Mei 2023.

Tiga pemenang Racing Pendaftaran Baru BP Jamsostek Program BPU, yaitu Yoga Brahmantya dari Kantor Cabang (KC) Salatiga 50700 sebagai juara I berhak atas hadiah uang senilai Rp 15 juta.

Adapun juara II diarih Anis Citrawati dari KC Ungaran 50500 dengan hadiah Rp 10 juta, serta juara III Sabrina Jeanette dari KC Nganjuk 64400 memperoleh hadiah uang senilai Rp 6 juta.

Lebih lanjut, Haris menjelaskan, Pos Indonesia menargetkan minimal 500 pendaftar baru pada program Racing Joint Marketing. Namun, setelah dievaluasi, baru tiga KC Pos yang memenuhi target, yakni Nganjuk, Ungaran, dan Salatiga.

"Berdasarkan hasil evaluasi, hanya ada tiga KC yang mampu achieve dalam program kami. Padahal, peluang di sana cukup banyak. Untuk itu, kami perlu melakukan perbaikan. Pos Indonesia akan mencoba menyusun action plan karena program ini kami canangkan sampai akhir tahun sehingga (masih) ada dua periode evaluasi," terang Haris.

Berbicara soal potensi, imbuh Haris, Provinsi Jabar merupakan daerah paling potensial karena memiliki penduduk serta pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terbanyak.

Ia pun berpesan kepada tim Pos Indonesia Regional 3 Jabar untuk bergerak mengingat memiliki potensi luar biasa dari segi jumlah penduduk dan UMKM.

“Cabang Pos Indonesia di Jabar seharusnya unggul, bahkan paling unggul. Faktanya, mereka hanya bisa menyaksikan penghargaan yang diterima kantor lain. Kami berharap, hal ini menjadi lecutan bagi Regional 3 untuk meningkatkan semangat serta mengakuisisi pendaftaran baru untuk pekerja BPU,” jelasnya.

Optimisme genjot peserta baru

Pada kesempatan sama, Direktur Kepesertaan BP Jamsostek Zainudin mengaku optimistis joint marketing yang dilakukan pihaknya dengan Pos Indonesia dapat membuahkan hasil maksimal. Pasalnya, Pos Indonesia memiliki sumber daya besar.

Selain itu, pihaknya juga ingin menjangkau lebih banyak masyarakat serta fokus pada BP Jamsostek informal.

“Kerja informal itu ada di desa dan di pasar. Fokus kami tahun ini adalah desa dan pasar. Untuk menjangkau desa dan pasar, kami tidak bisa bekerja sendiri. Oleh karena itu, kami menggandeng Pos Indonesia yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia,” kata Zainudin.

Untuk itu, imbuh Zainudin, BP Jamsostek mendukung penuh program Racing Contest Joint Marketing yang diselenggarakan Pos Indonesia.

Menurutnya, program tersebut cukup baik untuk menggenjot penambahan jumlah kepesertaan baru BPU BP Jamsostek.

"Lewat evaluasi yang digelar bersama Pos Indonesia, (kami ingin melihat hasilnya), bagaimana sih, misalnya untuk kasus stimulus di depan. Bagi teman-teman yang juara, kami kasih reward dan kami saksikan itu. Mudah-mudahan dengan evaluasi ini, kami tahu letak masalahnya di mana serta apa solusi yang harus dicari," ujarnya.

Ia juga menuturkan rencana ke depan, BP Jamsostek ingin menjadikan Pos Indonesia sebagai kantor representatif kedua. Dengan begitu, masyarakat yang ingin mencari kantor BP Jamsostek, cukup datang ke Kantor Pos

“Masyarakat cukup mendatangi Kantor Pos untuk mendaftar BP Jamsostek dan membayar iuran BP Jamsostek. Ke depan, kami akan berkolaborasi lagi untuk menjadi tempat orang bayar klaim," tutur Zainudin.

Untuk diketahui, Kantor Pos saat ini telah menjadi tempat masyarakat yang ingin mendaftar menjadi peserta dan membayar iuran BP Jamsostek. Namun, belum ada fasilitas untuk bayar klaim.

“Kami sedang membahas bersama Pos Indonesia. BP Jamsostek tidak mungkin menjangkau desa. Misalnya tahun ini, kami punya target menjangkau 30 persen desa. Nah, itu kami butuh kanal. Tidak mungkin kami buka kantor di setiap desa. Jadi, nanti bisa menumpang kantor Pak Haris (Kantor Pos) saja," ucapnya.

Kiat dapatkan peserta baru BPU BP Jamsostek

Para pemenang program Racing contest Joint Marketing atau Racing Pendaftaran Baru BP Jamsostek Program BPU BP Jamsostek menerapkan sejumlah strategi untuk mendapat banyak peserta baru.

Executive Manager KC Salatiga 50700 Yoga Brahmantya yang menjadi juara pertama, menerapkan strategi kerja sama dengan pihak BP Jamsostek dalam melakukan sosialisasi kepada kelompok petani.

Adapun sasaran program tersebut bukan penerima upah atau karyawan, melainkan masyarakat yang punya penghasilan tidak tetap.

“Salatiga merupakan wilayah pegunungan di mana ada banyak kelompok tani. Kami melakukan pendekatan serta sosialisasi produk BP Jamsostek. Selain kelompok tani, ada pula kelompok pelatihan penjahit dan pedagang. Kami dapat menawarkan BP Jamsostek bersamaan dengan menawarkan produk Pospay dan QRIS," kata Yoga.

Setelah sukses mendapatkan banyak peserta baru BP Jamsostek dari kelompok tani, Yoga bersama tim mencoba menerapkan cara berbeda.

"Ke depan, kami akan meniru tip yang dilakukan Kantor Pos lain, seperti digitalisasi pasar dan pedagang. Hal ini dapat diatur, ditiru, dan dimodifikasi," ucapnya.

Sementara, juara ketiga Sabrina Jeanette dari KC Nganjuk 64400 menyebutkan kunci sukses timnya ialah dengan menyasar para pedagang di pasar.

Hal itu dilakukan dengan menerapkan digitalisasi pasar dengan menawarkan QRIS kepada pedagang, sekaligus menjadi peserta BP Jamsostek.

“Kami bekerja sama dengan Dinas Perdagangan. Mereka mewajibkan pedagang untuk mempunyai asuransi," ujar Sabrina.

Menawarkan asuransi kepada para pedagang, diakui Sabrina, bukanlah pekerjaan mudah. Sebagian besar pedagang mempertanyakan alasan harus punya asuransi.

Hal itu nilainya sebagai salah satu tantangan di lapangan untuk menggaet peserta BPU BP Jamsostek.

"Tantangan di awal, calon peserta ragu kenapa harus ikut asuransi. Kami pun menjelaskan manfaat asuransi kepada mereka untuk memberikan perlindungan kecelakaan kerja, kematian, serta untuk tabungan pensiun. Meski begitu, kami tidak memaksa," katanya.

Ke depan, Sabrina bersama tim akan membidik para petani. Untuk memuluskan rencana tersebut, ia akan menggandeng Koperasi Unit Desa (KUD).

"Untuk periode dua, kami akan menyasar para petani. Kami bekerja sama dengan KUD untuk menawarkan BP Jamsostek ini," tuturnya.

Strategi serupa juga diterapkan Anis Citrawati, Eksekutif Manajer Kantor Pos Cabang Utama Ungaran.

Anis menceritakan proses “gerilya” yang dilakukan bersama timnya diawali dengan kerja sama dengan BP Jamsostek di Cabang Kabupaten Semarang.

Anis dan tim dari Kantor Pos Ungaran menyasar kelompok-kelompok tani, UMKM, dan perangkat desa.

Adapun perangkat desa kerap ditemui kala petugas Kantor Pos sedang lakukan program geotagging di desa-desa.

“Dari BP Jamsostek Cabang Kabupaten Semarang sudah sosialisasikan kepada kami hingga ke kantor cabang tentang kepesertaan. Kami menjelaskan perbedaan peserta upah dan non-upah sehingga product knowledge kami semakin bertambah,” jelasnya.

Upaya berikutnya, lanjut Anis, yakni bertukar link. Dari BP Jamsostek Kabupaten Semarang, pihaknya mendapat akses beberapa kelompok binaan.


Demikian pula Pos Indonesia, punya progam “Adom” yang menyasar UMKM.

“Jadi, kami saling berkolaborasi dari saling bertukar link tadi. Selanjutnya, hal penting dari teman-teman Branch Manager, teman-teman loket juga saling cross selling di loket untuk menawarkan BPU BP Jamsostek,” kata Anis.

Adapun account executive (AE) serta petugas bantuan sosial (bansos), tambah Anis, juga bergerak menawarkan ke perangkat-perangkat desa yang bekerja sama dengan Kantor Pos.

Anis juga memberikan suvenir untuk pintu masuk memberi penjelasan pada para pekerja non-upah tentang manfaat menjadi peserta BP Jamsostek.

“Kami harus bisa menjelaskan ulang manfaat dengan ikut BP Jamsostek bagi pekerja non-upah. Hal ini bisa dikonsultasikan langsung ke tim BP Jamsostek. Bila ada permasalahan, mereka bisa langsung mendapatkan solusi dari kami. Seperti yang diberikan santunan kematian, nanti juga ada santunan yatim piatu, serta beasiswa untuk sekolah untuk anaknya,” jelasnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com