Advertorial

Hadapi Kemarau Panjang, Bupati Klaten Gelar “Kemis Ora Nyego”

Kompas.com - 13/07/2023, 18:25 WIB

KOMPAS.com - Bupati Klaten Sri Mulyani meluncurkan gerakan Kemis Ora Nyego di halaman Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Kamis (13/7/2023).

Gerakan tersebut merupakan inisiasi DKPP Klaten dalam memanfaatkan pangan pokok berbahan baku nonberas.

Bupati Klaten menyampaikan apresiasinya terhadap gerakan tersebut. Dia percaya bahwa gerakan ini dapat mendorong petani di Kabupaten Klaten untuk meningkatkan pertanian nonpadi ke tahap yang lebih baik lagi.

“Ini merupakan langkah yang baik. Sekarang kami akan launching gerakan ini dan para camat diminta untuk ikut sosialisasi kepada kepala desa. Masyarakat pun ikut mendukung gerakan ini (dengan) tidak makan nasi setiap Kamis, syukur puasa,” tuturnya dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Kamis.

Dengan berpartisipasi dalam gerakan tersebut, kata Sri, petani akan memiliki alternatif lain selain padi untuk menggarap lahannya. Hal ini mengingat di beberapa wilayah di Kabupaten Klaten, petani memiliki keterbatasan dalam memproduksi padi, terutama selama musim kemarau.

Selanjutnya, gerakan tersebut diberlakukan untuk seluruh wilayah Kabupaten Klaten.

Pada kesempatan sama, Bupati Klaten turut menyerahkan bantuan berupa alat mesin pertanian (alsintan) kepada kelompok petani.

Kepala DKPP Klaten Widiyanti mengatakan bahwa program Kemis Ora Nyego yang diadakan setiap hari Kamis. Program ini mengharuskan orang untuk tidak mengonsumsi nasi dalam satu hari.

Sebelumnya, program tersebut telah diterapkan di dalam DKPP Klaten. Sebagai gantinya, sumber karbohidrat bisa memanfaatkan sumber pangan lokal, seperti entik, jagung, dan ganyong.

“Gerakan ini untuk mendorong potensi pangan lokal selain beras. Sebab, potensi pangan lokal di Kabupaten Klaten sangat banyak dan melimpah, tetapi kurang populer,” paparnya.

Menurutnya, gerakan tersebut juga dapat mengurangi ketergantungan masyarakat pada beras sebagai sumber pangan utama. Selain itu, gerakan ini juga dilakukan untuk mengantisipasi krisis pangan, terutama beras saat terjadinya perubahan iklim ekstrem El Nino.

”Jika gerakan satu hari dalam satu pekan tidak mengonsumsi nasi dilakukan di seluruh Klaten, diperkirakan ketergantungan terhadap konsumsi beras bisa berkurang hingga belasan ribu ton. Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik), konsumsi beras per kapita per pekan pada 2022 tercatat 1.256 kg,” jelasnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com