Advertorial

Ini Alasan Remaja Perlu Tahu Pola Mengasuh Anak

Kompas.com - 14/07/2023, 14:40 WIB

KOMPAS.com - Selain mengonsumsi makanan bergizi dan menjaga kebersihan diri, pola asuh orang tua terhadap bayi dan balita juga perlu diperhatikan untuk mencegah stunting. Oleh sebab itu, berbagai pola asuh pada bayi dan anak yang kurang baik harus dihindari.

Ketua Tim Informasi Komunikasi Kesehatan Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Marroli J Indarto mengatakan hal itu dalam diseminasi informasi dan edukasi percepatan penurunan stunting bertajuk Genbest Talk “Remaja Hebat, Kunci Generasi Sehat” di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Kamis (13/7/2023).

Marroli mengatakan, beberapa perilaku saat hamil dan setelah memiliki anak perlu diperhatikan. Pasalnya, selama ini, pemahaman mengenai cara melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) pada bayi baru lahir, pemberian air susu ibu (ASI) ekslusif hingga bayi berusia 6 bulan, serta pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) masih kurang.

Padahal, tumbuh kembang anak sangat dipengaruhi oleh asupan gizi seimbang yang tepat.

Ia pun menekankan bahwa informasi tentang pola asuh orangtua kepada anak tidak hanya penting diketahui oleh mereka yang sudah memiliki anak. Saat masih remaja, pengetahuan tersebut perlu segera dipahami.

Dengan demikian, mereka bisa menjadi orangtua yang sudah memiliki cukup pengetahuan untuk membesarkan generasi bebas stunting.

Stunting harus diwaspadai karena dapat menyebabkan kemampuan kognitif anak tidak maksimal yang disertai dengan perkembangan fisik yang terhambat,” katanya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (14/7/2023).

Pemerintah, lanjutnya, terus berusaha menekan angka stunting karena bonus demografi di Indonesia sudah dimulai dan akan terhambat jika tidak dikelola dengan baik.

Adapun angka stunting nasional telah turun sebesar 2,8 persen dari 24,4 persen pada 2021 menjadi 21,6 persen pada 2022, menurut data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022. Pemerintah menargetkan angka stunting turun hingga 14 persen pada 2024.

Dokter Spesialis Anak ST Andreas yang hadir sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut setuju bahwa pola asuh orangtua kepada anak sangat penting untuk mencegah stunting.

Stunting merupakan akibat dari kebiasaan dan pola asuh yang salah dari orangtua kepada anaknya. Kesalahan pola asuh untuk kebutuhan nutrisi dan gizi yang tidak tercukupi pada 1.000 hari pertama,” katanya.

Dengan demikian, langkah awal yang tepat untuk melindungi anak dari risiko stunting adalah membiasakan mereka dengan gaya hidup bersih dan sehat. 

Andreas juga menekankan bahwa penting bagi anak muda untuk mengetahui dan memahami tentang stunting.

“Kenapa sih kita targetnya sekarang anak-anak muda? Karena merekalah yang akan memiliki anak dan berkeluarga di tahun-tahun mendatang. Jadi, merekalah yang harus paham tentang stunting sehingga mereka tidak menjadi orangtua yang memiliki pola asuh salah,” tambahnya.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara Menurut Muslimin yang juga menjadi narasumber di acara tersebut mengatakan, faktor utama yang menjadi penyebab angka stunting tinggi di Kabupaten Jepara adalah pola asuh yang buruk, orangtua terbiasa merokok, dan penyakit penyerta dari orang tua.

“Di Kabupaten Jepara yang paling dominan menyebabkan stunting adalah pola asuhnya yang kurang baik, dampak keluarga yang merokok, dan yang lebih utama lagi penyakit penyerta dari ibunya atau orangtuanya,” jelasnya.

Terkait pola asuh, Muslimin tak memungkiri bahwa kondisi ekonomi yang menuntut kedua orangtua bekerja juga ikut berkontribusi sebagai penyebab stunting. Kondisi ini pun membuat peran orangtua pada anak menjadi hilang.

Dalam 5 tahun terakhir, hal tersebut telah terjadi di Kabupaten Jepara. 

Pada acara tersebut, Marroli berpesan kepada generasi muda agar pemahaman dan edukasi tentang pencegahan stunting yang mereka terima juga diinformasikan kembali kepada orang lain sehingga dapat membantu masyarakat sekitar.

“Saya percaya, semakin banyak orang yang tahu tentang stunting, cara mencegahnya, dan dampaknya, mudah-mudahan, makin banyak pula orang terselamatkan,” katanya.

Sebagai informasi, Kemenkominfo menginisiasi kampanye Genbest (Generasi Bersih dan Sehat) untuk mewujudkan generasi Indonesia yang bersih, sehat, dan bebas stunting.

Salah satu bagian dari kampanye Genbest adalah Genbest Talk yang diadakan di Kabupaten Jepara. Genbest mendorong orang-orang, terutama anak-anak, untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat setiap hari.

Selain itu, Genbest menyediakan informasi tentang kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, persiapan pernikahan, dan reproduksi remaja dalam bentuk artikel, infografik, dan videografik di situs webnya, genbest.id serta akun media sosialnya, @genbestid.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com