Kabar tani

Kementan Optimistis Pengembangan Agro Eduwisata di Cianjur Berdampak Positif

Kompas.com - 15/07/2023, 21:22 WIB

KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) menyerahkan pengelolaan dan pengembangan dua agro eduwisata di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar) kepada sejumlah yayasan dan kelompok tani (poktan) setempat.

Agro eduwisata yang dikembangan pada pertengahan 2022 tersebut diharapkan dapat membantu peningkatan nilai tambah produk-produk pertanian.

Selain produk pertanian, agro eduwisata juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) petani yang terampil dan mandiri. Khususnya di bidang usaha pertanian dengan memanfaatkan berbagai potensi sumber daya wisata agraria di daerah itu.

Adapun kedua agro eduwisata yang diserahkan Kementan adalah Agro Eduwisata Artala di Desa Sindangjaya, Kecamatan Cipanas dan Agro Eduwisata Shmala di Warungkondang, Desa Tegalega, Kecamatan Warungkondang. 

Agro Eduwisata Arthala di Kabupaten Cianjur.DOK. Humas Kementan Agro Eduwisata Arthala di Kabupaten Cianjur.

Kementan meyakini, kawasan agro eduwisata tersebut akan memberikan dampak positif. Pasalnya, agro eduwisata itu mempunyai potensi jumlah kunjungan wisata sehingga mampu menggerakkan roda ekonomi di daerah sekitarnya dan sekaligus dapat mengedukasi masyarakat luas terkait dunia pertanian.

Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Hermanto mengatakan, konsep agro eduwisata hadir sebagai salah satu wujud optimalisasi pemanfaatan sumber daya pertanian.

Pemanfaatan sumber daya tersebut, kata dia, bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah pertanian sehingga mampu mendongkrak pendapatan dan kesejahteraan petani.

“Agro eduwisata merupakan integrasi usaha pertanian (agro), ilmu pengetahuan dan keterampilan (edutourism), serta rekreasi lingkungan pertanian (ekotourism) yang dikembangkan secara berkelanjutan,” ujar Hermanto dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (15/7/2023).

Ketiga komponen tersebut, lanjut dia, juga dikelola secara terintegrasi dengan menggunakan pendekatan kawasan pertanian berbasis inovasi teknologi dan manajemen yang profesional.

Lebih lanjut, Hermanto mengatakan, agro eduwisata pada dasarnya adalah industri pertanian yang dikelola dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.

Agro eduwisata, kata dia, tidak hanya meningkatkan nilai ekonomi, tetapi juga memberikan nilai tambah lainnya dengan menggerakkan partisipasi masyarakat dan lembaga ekonomi, seperti usaha kecil menengah (UKM) dan koperasi.

Adapun nilai tambah yang dimaksud adalah rekreasi luar ruangan (ekowisata), nilai keindahan, estetika, nilai ilmu pengetahuan dan pendidikan, dan nilai-nilai sosial lainnya.

Hermanto meyakini, agro eduwisata memiliki nilai ganda jika dikelola dengan baik.Oleh karena itu, optimalisasi pengelolaan sumber daya pertanian di wilayah pengembangan, mulai dari lahan maupun pelaku menjadi sasaran pelaksanaan kegiatan proyek percontohan pengembangan agro eduwisata.

“(Optimalisasi tersebut bertujuan) membangun agro eduwisata sebagai kawasan yang tidak hanya bermanfaat pada pengelolaan pertanian semata, tetapi juga menjadi lokasi wisata di kawasan tersebut," imbuh Hermanto.

Untuk mengoptimalkan sumber daya pertanian, Kementan telah memberikan bantuan, berupa pembangunan dan fasilitas agro eduwisata, penyediaan sarana produksi, seperti benih atau bibit, pupuk, pestisida, media tanam, integrasi dengan komoditas hortikultura, perkebunan, dan peternakan.

Hermanto mengungkapkan bahwa agro eduwisata merupakan kawasan pengembangan komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi dan bersifat tematik dengan mengedepankan pengembangan inovasi pertanian.

Selain itu, kata dia, agro eduwisata juga difungsikan sebagai tempat pelatihan, pemagangan, kemitraan usaha, pusat diseminasi dan advokasi bisnis kepada masyarakat luas.

"(Agro eduwisata juga) sekaligus menjadi kawasan wisata yang aman, ramah pengunjung, dan ramah lingkungan bagi wisatawan domestik maupun mancanegara," imbuh Hermanto.

Ia berharap, agro eduwisata dapat menjaring kemitraan dengan berbagai instansi terkait. Tak hanya menjaring mitra, tetapi juga melahirkan usaha-usaha pemula, baik on-farm maupun off-farm.

"(Harapan tersebut dilakukan) dalam rangka mengembangkan pertanian yang maju, mandiri dan modern sehingga mampu menghasilkan produk pertanian yang berdaya saing," tutur Hermanto.

Respons positif kepala daerah

Serah terima pengelolaan Agro Eduwisata Arthala ke pemerintah daerah.DOK. Humas Kementan Serah terima pengelolaan Agro Eduwisata Arthala ke pemerintah daerah.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Cianjur Herman Suherman meyakini bahwa konsep inovasi agro eduwisata akan menjadi daya tarik bagi para wisatawan.

Tidak hanya wisatawan domestik, kata dia, agro eduwisata di Cianjur juga bisa menjadi magnet bagi turis mancanegara.

Herman mengungkapkan, bergulirnya program agro eduwisata berangkat dari keinginan para petani yang tergabung dalam poktan dan masyarakat sekitarnya.

"Artinya, Kementan memfasilitasi apa yang menjadi keinginan warga, khususnya para petani yang mengajukan usulan kepada dinas pertanian setempat, untuk mengembagkan lahan di kawasan mereka menjadi lebih baik,” katanya.

Lebih lanjut, Herman mengatakan, Kabupaten Cianjur selama ini dikenal sebagai daerah agraris. Dengan demikian,konsep agro eduwisata nantinya akan tampil beda dengan menonjolkan sektor pertanian.

"Saya ingin Kabupaten Cianjur yang menjadi daerah agraris di Jabar bisa menjadi pusat pelatihan bagi para petani, terutama kalangan milenial. Jadi, tak hanya pusat pelatihan bagi petani milenial di Cianjur, tapi juga di Jabar dan nasional," imbuh Herman.

Ia mengungkapkan, program agro eduwisata di Cianjur dapat terlaksana berkat upaya dari poktan.

Kini, kata dia, Pemkab Cianjur dan Kementan telah menyerahkan pengelolaan dua kawasan agro eduwisata tersebut ke sejumlah yayasan dan poktan setempat.

Seperti diketahui, Bupati Herman bersama Kementan telah menyerahkan dua lokasi agro eduwisata.

Pertama, Agro Eduwisata Artala di Desa Sindangjaya, Kecamatan Cipanas, diserahkan kepada Yayasan Agro Muda Sejahtera dan Yayasan Jaya Agropolitan Nusantara.

Kedua, Agro Eduwisata Shmala di Desa Tegalega, Kecamatan Warungkondang, diserahkan kepada Yayasan Agro Cianjur, Yayasan Lembah Giri Kencana, Yayasan Taruna Tani Pangrango, dan Poktan Mitra Tani Parahyangan (MTP).

Ide awal suguhkan tempat eduwisata

Sementara itu, Ketua Yayasan Agro Muda Sejahtera di Cipanas, Ridha Fuja Andina mengatakan bahwa wilayahnya sejak dahulu digunakan sebagai tempat pelatihan siswa sekolah terkait dunia pertanian.

“Dari situ kami ada ide menyediakan tempat eduwisata. Tujuannya tidak hanya menonjolkan wisata, tapi juga edukasi pertanian,” katanya.

Ridha berharap, agro eduwisata di Cipanas dapat berkembang dengan pesat. Apalagi, kehadiran agro eduwisata ini disambut dengan antusias oleh warga sekitar.

"Karena (agro eduwisata) ini akan meningkatkan perekonomian warga dan petani. Sekarang hasil panen sayur tidak langsung dikirim ke Jakarta, tapi wisatawan dari Jakarta yang langsung datang ke lokasi. Harapannya mereka dapat langsung memetik sendiri,” ucapnya.

Ridha kembali mengungkapkan bahwa kawasan agro eduwisata telah lama menjadi lokasi pelatihan dan penelitian, mulai dari kunjungan pelajar sekolah menengah kejuruan (SMK), perguruan tinggi, bahkan anak usia sekolah dasar (SD) untuk mengenalkan dunia pertanian sejak dini.

"Sejak 2002, kawasan ini sangat identik dengan produksi pertanian khususnya sayur-sayuran. Ada 60 jenis sayuran yang biasa ditanam di kawasan ini, biasanya daun bawang, brokoli, dan wortel," ujarnya

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau