Advertorial

El Nino Ancam Ketahanan Pangan, Ini Upaya Mitigasi yang Dilakukan Bulog

Kompas.com - 20/07/2023, 16:38 WIB

KOMPAS.com – Fenomena El Nino berisiko meningkatkan kekeringan yang dapat mengancam wilayah sentra produksi padi di Indonesia. Kondisi ini pun berpotensi mengancam ketahanan pangan.

Deputi Kebijakan Pembangunan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Mego Pinandito menjelaskan, hal tersebut terjadi karena El Nino dapat menyebabkan penurunan curah hujan pada daerah-daerah tertentu di Indonesia.

Penurunan curah hujan tersebut, kata Mego, dapat meningkatkan risiko kekeringan serta memengaruhi pasokan air bersih untuk keperluan masyarakat, pertanian, dan industri.

Selain itu, El Nino juga dapat mengganggu pasokan air bersih dan layanan irigasi pertanian, serta berpotensi memberikan dampak negatif terhadap energi listrik akibat penurunan volume air waduk.

"(El Nino) juga berpotensi menyebabkan berkurangnya stok pangan nasional karena gagal panen atau mengalami penurunan produktivitas," tutur Mego dikutip dari Kompas.com, Rabu (21/6/2023).

Untuk mencegah hal tersebut, perusahaan umum (perum) milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan, Badan Urusan Logistik (Bulog), berkomitmen mewujudkan pemenuhan cadangan pangan pemerintah. Utamanya, dalam menyikapi dampak fenomena El Nino.

Salah satu upaya Bulog untuk mencegah dampak El Nino adalah menjamin ketersediaan stok pangan dengan melakukan penyerapan beras secara masif.

Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita mengatakan, Perum Bulog telah melakukan upaya mitigasi dengan menyerap beras sebanyak-banyaknya dari petani guna memastikan pasokan beras nasional dalam jumlah aman.

“Masyarakat tidak perlu khawatir. Sebab, stok beras yang dikuasai Bulog saat ini mencapai 750.000 ton. Bulog juga sudah menyerap lebih dari 700.000 ton beras petani dalam negeri serta akan terus menyerap selama produksi masih ada dan sesuai ketentuan,” ujar Febby dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Kamis (20/7/2023).

Selain itu, imbuhnya, Bulog juga terus menjamin ketersediaan pangan, khususnya beras, terutama dalam kondisi rawan seperti saat ini.

Upaya lain yang dilakukan Bulog adalah memaksimalkan seluruh instrumen yang ada sebagai langkah antisipasi bersama. Upaya ini dilakukan untuk menjamin ketersediaan dan keterjangkauan pangan dengan melibatkan kelompok tani, penggilingan tradisional, serta para pemangku kepentingan (stakeholder) lain.

“Tidak hanya memastikan seluruh gudang Bulog dipenuhi stok, Bulog juga menyediakan kebutuhan beras di tingkat lokal, baik secara offline maupun online, melalui sejumlah outlet binaan Perum Bulog, seperti Rumah Pangan Kita (RPK) yang tersebar di seluruh Indonesia, serta jaringan retail modern yang ada,” papar Febby.

Tak hanya memastikan stok cadangan beras pemerintah aman, imbuh Febby, berbagai upaya yang dilakukan Bulog itu juga dapat menggerakan roda perekonomian. Utamanya, dalam menjaga stabilitas dan mengantisipasi inflasi beras yang mungkin terjadi.

Untuk diketahui, Bulog juga ditugaskan pemerintah untuk menambah pasokan beras melalui importasi. Hingga saat ini, Bulog sudah merealisasikan penugasan impor pada 2023 sebanyak 500.000 ton untuk tahap pertama dan 300.000 ton beras untuk tahap kedua yang tengah berjalan.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com