Advertorial

BRI Optimistis Kinerja Kredit Membaik pada Semester II 2023

Kompas.com - 25/07/2023, 17:46 WIB

KOMPAS.com – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI optimistis kinerja perseroan akan semakin membaik pada semester II 2023. Hal ini mengingat, perekonomian nasional kian pulih pascapandemi Covid-19.

Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudiarto mengatakan, perseroan menargetkan pertumbuhan kredit di kisaran 10-12 persen pada 2023. Target tersebut dibuat berdasarkan beberapa faktor.

Pertama, makroekonomi Indonesia yang masih sangat kondusif untuk mendukung pertumbuhan kredit. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2023 mencapai 5,03 persen secara tahunan.

Sementara, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2023 tetap menguat di kisaran 4,5-5,3 persen. Proyeksi ini didorong oleh perbaikan permintaan domestik dan kinerja ekspor yang positif.

Kedua, jelas Agus, pemberian stimulus secara berkelanjutan oleh pemerintah. Stimulus ini turut mendorong bisnis di sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). 

Ketiga adalah daya beli. Ini cukup penting untuk pertumbuhan UMKM ke depan yang juga menjadi fokus bisnis BRI,” jelas Agus dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Selasa (25/7/2023).

Jika daya beli masyarakat tumbuh dengan baik, lanjutnya, sektor UMKM akan terkerek. Dengan begitu, permintaan kredit perbankan ikut pula terdorong.

Keempat, kenaikan suku bunga BI yang tidak terlalu agresif. Suku bunga yang kondusif akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan permintaan kredit perbankan.

Selain keempat faktor tersebut, optimisme BRI juga ditunjang oleh penurunan restrukturisasi kredit pascapandemi Covid-19. BRI mencatat, restrukturisasi kredit pada Juni 2023 tinggal Rp 83,2 triliun atau sekitar 7,64 persen dari total kredit BRI.

“Jadi, setiap bulan, kami turun antara Rp 3 triliun sampai Rp 5 triliun. Mudah-mudahan sisanya bisa dikelola sehingga dapat terus turun hingga rasio loan at risk (LAR) BRI bisa kembali dari 15,1 persen pada Juni 2023 ke single digit. Mungkin hal ini bisa terwujud pada akhir 2024 atau 2025,” tuturnya.

Untuk memperkuat kinerja, BRI telah menerapkan strategi konservatif dengan mengalokasikan dana pencadangan yang lebih dari memadai sebagai salah satu mitigasi risiko.

Upaya itu dilakukan, mengingat perekonomian global masih penuh ketidakpastian akibat beberapa faktor, seperti kondisi geopolitik di Eropa karena perang Ukraina-Rusia, tren era suku bunga tinggi di banyak negara, termasuk Amerika Serikat, dan tren laju inflasi di berbagai belahan dunia.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com