Advertorial

Strategi Wujudkan Hunian Impian nan Estetik untuk Generasi Muda

Kompas.com - 27/07/2023, 20:28 WIB

KOMPAS.com - Banyak generasi muda di Indonesia bermimpi punya hunian sendiri. Namun, impian tersebut tidak mudah terwujud karena harga properti terus meningkat, bahkan tidak seimbang dengan pendapatan mereka.

Di sisi lain, terdapat tekanan dari generasi orang tua yang memandang kesuksesan dari kepemilikan hunian pribadi. 

Hal itu turut dialami kreator konten Agustinus Michel yang terkenal dengan akun TikTok @paksugus dan Instagram @agustinus.michel.

Dalam acara DXPO Danamon yang diadakan di Central Park Mall, Jakarta, Sabtu (22/7/ 2023), ia mengaku sangat menginginkan hunian idaman bagi keluarga kecilnya. Hunian yang diimpakannya tersebut pun harus sesuai dengan karakter dan gaya hidup generasi muda.

Menurut Agustinus, ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan dalam memilih hunian impian. Salah satunya adalah jenis hunian, baik itu rumah tapak maupun apartemen.

“Generasi muda harus bisa membandingkan kelebihan dan kekurangan antara rumah dan apartemen. Keduanya memiliki perbedaan dalam hal fungsi, biaya perawatan, biaya listrik dan air, jasa keamanan, serta fasilitas kesehatan dan rekreasi yang tersedia di sekitar hunian,” jelasnya dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Kamis (27/7/2023).

Selain itu, lokasi juga berpengaruh terhadap anggaran yang dibutuhkan, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, Agustinus menyarankan agar setiap keluarga muda yang ingin memiliki hunian impian harus menyesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik keluarganya.

National Secured Sales Head PT Bank Danamon Indonesia Tbk Marizka Ellanda yang turut hadir dalam acara itu juga memberikan tips bagi generasi muda yang ingin punya hunian sendiri.

Ia mengatakan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk membeli properti. Pasalnya, banyak developer yang sudah mengikuti tren dan selera generasi muda.

Misalnya, untuk rumah tapak. Saat ini, banyak tersedia klaster-klaster modern minimalis dengan lingkungan kecil tapi tetap nyaman, seperti yang disukai generasi muda saat ini.

“Ada juga rumah pintar yang menawarkan berbagai kemudahan berkat teknologi. Selain itu, tren bekerja dari rumah juga membuat generasi muda menginginkan rumah yang nyaman untuk bekerja, misalnya dengan banyak ruang terbuka agar terasa luas,” lanjutnya.

Marizka juga menekankan bahwa generasi muda harus berani berkomitmen untuk membeli properti sekarang. Pasalnya, harga properti akan terus naik, sedangkan uang tabungan ditambah bunga mungkin tidak akan cukup untuk membeli properti idaman.

Bahkan, ia berpendapat bahwa properti juga bisa menjadi investasi karena bisa diagunkan sewaktu-waktu jika ada kebutuhan mendadak. Sebut saja, untuk keperluan pendidikan anak atau pengobatan keluarga.

Marizka dan Agustinus juga sepakat bahwa memiliki rumah sendiri memiliki banyak manfaat lainnya. Salah satunya adalah rasa memiliki atau sense of belonging.

"Orang biasanya lebih sayang sama barang milik sendiri karena ada kebanggaan bisa memiliki barang tersebut. Dari situ, kita akan termotivasi untuk menjadikan rumah se-estetik dan senyaman mungkin," kata Agustinus.

Tips ciptakan hunian estetik

Untuk membuat rumah estetik, Agustinus memberikan beberapa tipsnya. Pertama, membuat moodboard sebelum membeli properti.

Moodboard adalah kumpulan gambar atau referensi yang bisa membantu dalam membayangkan warna dan tema rumah yang diinginkan. Materi ini dapat diambil dari internet atau media sosial.

Kedua, menentukan vendor atau barang-barang yang cocok dengan tema dan warna rumah. Hal ini tentunya harus sesuai dengan anggaran yang dimiliki.

Ketiga, ciptakan interior yang harmonis. Misalnya, pilih furnitur atau perabot yang sesuai dengan warna cat dinding.

“Dengan begitu, estetika rumah akan tercipta dengan sendirinya. Namun, tetap seimbangkan dengan aspek fungsionalitas,” kata Agustinus.

Menurut Agustinus, rumah estetik juga bisa memberikan penghasilan tambahan. Caranya adalah dengan membuat konten tentang keseharian di rumah.

"Selama bikin konten, saya jadi lebih peka sama rumah sendiri. Dari situ saya terinspirasi bikin rumah jadi ikonik sehingga banyak di-endorse brand. Hal ini memudahkan saya untuk memasarkan diri dan rumah sendiri untuk mendatangkan cuan. Modalnya dengan memanfaatkan apa yang di depan mata, seperti ponsel dan media sosial," ujarnya.

Strategi cuan dari hunian

Sementara itu, Marizka menambahkan, sekarang ada banyak jalan untuk menjadikan rumah sebagai sumber penghasilan tambahan. Selain dijadikan konten dan studio seperti Agustinus, seseorang juga bisa memilih untuk membeli ruko.

“Jadi, tempat tinggal bisa sekaligus dijadikan tempat usaha. Hasil dari bisnis atau content creation bisa digunakan untuk membayar rumah itu sendiri,” ujarnya.

Setelah menentukan pilihan rumah beserta estetikanya, Marizka juga menyarankan agar generasi muda memanfaatkan bank yang sudah bekerja sama dengan developer, seperti Danamon.

Untuk diketahui, Danamon dapat membantu memilihkan opsi hunian yang cocok dengan keinginan dan kebutuhan nasabah.

Selain bekerja sama dengan developer tepercaya dan menghadirkan berbagai program menarik, Danamon juga punya program unggulan, yaitu KPR Danamon Lebih yang merupakan produk tabungan sekaligus KPR.

"Jadi, semakin tinggi saldo yang ada di rekening, semakin kecil beban bunga yang dibayarkan. Nasabah juga bisa tarik dan setor kapan saja karena ini tabungan, bukan deposito. Nanti, akan di-net off secara rutin pada akhir bulan," jelas Marizka.

KPR Danamon Lebih dan berbagai solusi finansial Danamon lainnya sejalan dengan aspirasi Danamon untuk menjadi one-stop financial solution provider di setiap tahapan kehidupan dan tujuan finansial nasabah.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com