Advertorial

Dorong UMKM Naik Kelas, BRI Sukses Bina 46.700 Anggota Rumah BUMN Yogyakarta

Kompas.com - 28/07/2023, 11:36 WIB

KOMPAS.com –PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di berbagai daerah untuk bisa naik kelas. Upaya ini diwujudkan BRI melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di berbagai wilayah Indonesia.

Lewat Rumah BUMN, pelaku UMKM bisa mengembangkan bisnis serta meningkatkan kapasitas dan kapabilitas usaha.

Satu satunya adalah Rumah BUMN BRI di Yogyakarta yang terletak di Jalan Sagan Tim No 123, Kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta.

Berdiri sejak 2017, Rumah BUMN BRI tersebut sudah membina ribuan pelaku UMKM melalui program pelatihan dan pendampingan usaha. Tujuannya, supaya pelaku UMKM dapat meningkatkan kapabilitas usaha secara konsisten.

Koordinator Rumah BUMN BRI Yogyakarta S Condro Rini (34) menyadari bahwa UMKM merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, BRI mendorong pelaku UMKM untuk terus maju dan berkembang melalui Rumah BUMN.

Saat ini, terdapat 46.700 pelaku UMKM yang terdaftar di Rumah BUMN Yogyakarta atau lebih dikenal dengan RUBY. Dari jumlah tersebut, sekitar 2.500 pelaku UMKM merupakan anggota aktif.

Condro beserta tim merasa bangga dapat membantu pelaku UMKM melalui Rumah BUMN yang berada di bawah supervisi BRI. Terlebih, ketika UMKM yang kami bina mendapatkan undangan pameran dari mana-mana.

“Rumah BUMN dengan supervisi BRI menjadi percontohan untuk Rumah BUMN yang disupervisi BUMN lain. Pasalnya, BRI memang yang paling dekat dengan UMKM,” ujar Condro yang sudah bertugas di RUBY sejak 2019 dan diangkat menjadi koordinator pada 2021 dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (27/7/2023).

Condro memaparkan, RUBY mewadahi dan memfasilitasi UMKM agar naik kelas. Pelaku UMKM didorong mengikuti program upgrade skills yang disesuaikan dengan kebutuhan. Saat pandemi, pelaku UMKM “dipaksa” untuk melakukan digitalisasi. Mereka harus melakukan penjualan secara online dan mengemas produk dengan menarik.

“RUBY memberikan pelatihan dan workshop supaya pelaku UMKM naik kelas. Sebelum pandemi, sebagian besar pelaku UMKM di bawah naungan RUBY masih berjualan secara tradisional. Sekarang, mereka sudah upgrade skill agar bisa memasarkan produk secara digital,” lanjutnya.

RUBY, lanjut Condro, menjalankan empat proses pemberdayaan pelaku UMKM.

Pertama, go modern. Program ini berupa pelatihan dan pendampingan UMKM terkait proses membuat brand, branding, pengemasan, standardisasi produk, serta manajemen bisnis dan akuntansi sederhana.

Kedua, go digital. Program pelatihan dan pendampingan ini dilakukan terkait digitalisasi dasar, aplikasi digital, serta sosial media dasar.

Ketiga, go online. Pada program ini, pelaku UMKM mendapatkan pelatihan dan pendampingan terkait social media ads, marketplace, serta pembuatan website dan konten digital.

Keempat, go global. Melalui pemberdayaan ini, pelaku UMKM didorong menciptakan produk yang siap ekspor.

Condro melanjutkan bahwa keempat proses tersebut disesuaikan kebutuhan. Setelah mengikuti pelatihan atau workshop, pelaku UMKM akan membuat laporan.

Meski demikian, terdapat pelaku UMKM yang benar-benar loyal. Dari awal, mereka benar-benar menjalankan usaha secara tradisional. Kemudian setelah ikut pelatihan, pelaku UMKM mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam proses bisnis.

“Mereka kasih laporan jika ikut pamerandan business matching dengan instansi terkait. Hal ini merupakan standar kami untuk melihat bahwa pelatihan yang diadakan RUBY ada hasilnya dan bermanfaat. Kami pun ada form feedback dari pelaku UMKM yang sudah ikut pelatihan,” papar Condro.

Respons positif

Mayoritas pelaku UMKM memberikan respons positif melalui form feedback yang diberikan RUBY setelah pelatihan selesai diberikan. Adapun rerata penilaian atas pelatihan yang diberikan oleh RUBY mencapai lebih dari 80 persen. Dengan demikian, upaya yang dikembangkan RUBY dalam memajukan UMKM bisa dikatakan sukses.

Tak hanya mengembangkan usaha, RUBY juga membina UMKM agar melek terhadap inklusi keuangan. RUBY kerap merekomendasikan pelaku UMKM untuk mengakses layanan jasa keuangan dari BRI.

RUBY juga sukses mendorong pelaku UMKM untuk menembus pasar internasional dengan melakukan ekspor secara konsisten. Untuk membawa UMKM ke pasar global, Rumah BUMN melakukan kerja sama dengan beberapa kedutaan besar di berbagai negara.

“Keberhasilan Rumah BUMN dalam pemberdayaan UMKM tidak berdiri sendiri. Rumah BUMN berkolaborasi dan bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk lintas BUMN, untuk mengembangkan UMKM,” kata Condro.

Terkait hal tersebut, Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengatakan bahwa program Rumah BUMN merupakan upaya dari BUMN, termasuk BRI, dalam memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat Indonesia.

“Rumah BUMN merupakan inisiatif untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas UMKM sehingga dapat membangun UMKM berkualitas,” kata Catur.

Catur memaparkan, Rumah BUMN BRI disiapkan untuk membawa UMKM naik kelas. Untuk mewujudkan hal itu, BRI mendorong UMKM agar melek digital. Dengan demikian, pelaku UMKM bisa mengikuti tren dan perkembangan dunia usaha yang kian terdigitalisasi.

Untuk mewujudkan visi tersebut, BRI memberikan pelatihan untuk memperluas akses pasar secara online kepada pelaku UMKM yang bernaung di Rumah BUMN BRI

“Melalui Rumah BUMN yang tersebar di Indonesia, BRI mengakselerasi para pelaku UMKM agar go modern, go digital, go online, dan go global. Hal ini untuk menciptakan digital economy ecosystem,” tuturnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com