Advertorial

Kenali Mitos dan Fakta Picky Eater serta Tips Praktis Mengatasinya

Kompas.com - 31/07/2023, 16:32 WIB

KOMPAS.com - Anak susah makan menjadi salah satu masalah yang banyak dihadapi orangtua. Penyebabnya beragam, salah satunya adalah picky eater.

Anak picky eater didefinisikan sebagai anak yang suka pilih-pilih makanan. Ia hanya mau makan makanan tertentu dan kerap menolak mencoba makanan baru.

Bila disuguhkan menu di luar kesukaannya, meski tak kalah enak dan bergizi, anak picky eater biasanya punya segudang alasan untuk menghindarinya. Sekalipun disantap, jumlahnya pun tidak dalam porsi seharusnya. Bahkan, tak jarang berakhir memuntahkan makanan tersebut.

Orangtua dengan anak seperti itu tentu pusing. Di satu sisi, pemenuhan nutrisi lewat berbagai makanan harus terus berjalan agar tumbuh kembang anak optimal. Sementara, si anak sendiri memiliki kesulitan untuk makan. Jika dibiarkan, kebiasaan tersebut bisa berdampak pada kesehatan dan pertumbuhannya.

Beban orangtua dalam menangani picky eater pada anak kian berat karena banyak mitos tentang picky eater yang beredar. Alhasil, tak sedikit dari mereka semakin bingung atau salah dalam mengatasi kebiasaan tersebut.

Berikut adalah beberapa mitos dan fakta tentang picky eater pada anak yang perlu orangtua ketahui.

Mitos picky eater adalah hal normal yang akan hilang dengan sendirinya

Faktanya, picky eater bukanlah hal normal, melainkan perilaku makan yang dapat berlanjut hingga dewasa.

Menurut artikel ilmiah bertajuk “The Persistence of Picky Eating: Opportunities to Improve Our Strategies and Messaging” yang dipublikasikan dalam jurnal American Academy of Pediatrics (AAP) pada Juni 2020, picky eater pada anak dapat dipengaruhi faktor biologis, psikologis, perilaku, dan lingkungan.

Tingkat keparahan dan lamanya perilaku tersebut pun bervariasi, ada yang sementara dan ada pula yang persisten atau kronis hingga dewasa.

Mitos picky eater disebabkan oleh genetik atau sifat bawaan

Anggapan tersebut kurang tepat karena picky eater dipengaruhi oleh banyak faktor lain di luar genetik atau sifat bawaan.

Dilansir dari www.health.harvard.edu, Selasa (23/6/2020), faktor lain yang dimaksud di antaranya pengalaman, lingkungan, emosi, dan interaksi sosial.

Sementara, genetik hanya berperan sekitar 22 persen dalam pembentukan perilaku tersebut, sebagaimana dikutip dari artikel ilmiah yang diterbitkan International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity, Jumat (3/1/2020).

Jadi, jangan menyalahkan diri sendiri atau anak Anda jika mengalami picky eater karena ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengubahnya.

Mitos picky eater tidak berpengaruh pada kesehatan dan pertumbuhan anak

Merujuk kembali artikel ilmiah dari AAP di atas, picky eater dapat menyebabkan anak kekurangan gizi. Dalam kondisi ini, berbagai gangguan pertumbuhan, serta risiko kesehatan fisik dan psikologis bisa saja terjadi. 

Beberapa contoh dari gangguan dan risiko tersebut di antaranya berat badan rendah, tinggi badan kurang ideal, anemia, infeksi berulang, gangguan pencernaan, gangguan kognitif, depresi, kecemasan, fobia makanan, atau gangguan hubungan sosial.

Melihat fakta itu, picky eater pada anak tidak boleh diabaikan karena berdampak pada kesejahteraan hidupnya. 

Mitos picky eater tidak bisa diubah

Pernyataan tersebut 100 persen salah. Pasalnya, banyak penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa strategi efektif yang bisa dilakukan orangtua untuk mengatasi picky eater pada anak.

Strategi itu di antaranya memberikan variasi makanan sejak dini, memberikan pujian atau hadiah ketika anak berhasil mencoba makanan baru, membuat makanan lebih menarik dan menyenangkan.

Namun, semua strategi itu tidak akan berjalan tanpa contoh dari orangtua. Baik ibu maupun ayah, juga wajib menerapkan pola makan yang baik dan seimbang serta bervariasi agar anak bisa meniru.

Tunjukkan pula sikap positif pada segala jenis makanan. Begitu pun saat Anda tiba-tiba tidak menyukai makanan tertentu, jangan langsung mengeluarkan komentar negatif di depan anak.

Jika memiliki anak dengan kesulitan makan, seperti picky eater, Anda harus tetap mencoba berbagai cara untuk mengatasinya serta memberikan nutrisi tambahan sehingga nafsu makannya bertambah.

Morigro merupakan susu pertumbuhan anak dengan formula GROMAX yang memberikan manfaat pada tumbuh kembang dan daya tahan tubuhnya. Susu ini mengandung beragam nutirisi yang dapat melengkapi kebutuhan nutrisi hariannya.

Adapun formula itu terdiri dari minyak ikan, prebiotik frukto-oligosakarida (FOS) dan probiotik Bifidobacterium Longum BB536, AA, DHA, omega 3 dan 6, serta 14 vitamin, 9 mineral, dan kalsium tinggi.

Hadir dalam dua varian rasa yang disukai anak-anak, yaitu Madu dan Vanilla, Morigro bisa menjadi pelengkap menu harian.

Informasi lebih lanjut mengenai Morigro, silakan klik tautan ini.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com