Advertorial

Jadi Isu Penting, Ini yang Dapat Dilakukan Perusahaan dalam Penerapan ESG

Kompas.com - 03/08/2023, 18:18 WIB

 

JAKARTA, KOMPAS.com – Beberapa waktu lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengeluarkan peringatan penting terkait perubahan iklim kepada semua negara.

Peringatan itu dirilis lantaran peningkatan suhu bumi tak sekadar menyebabkan pemanasan global (global warming), tetapi sudah mengarah pada pendidihan global (global boiling). Oleh karena itu, semua negara diharapkan mengambil langkah nyata dan radikal dalam penanganan krisis iklim.

Untuk mengatasi krisis iklim tersebut, dibutuhkan kolaborasi dari seluruh pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga pelaku bisnis dan perusahaan.

Pemerintah Indonesia sendiri telah berkomitmen untuk mencapai nol bersih emisi atau net zero emission (NZE) pada 2060. Guna mewujudkan hal tersebut, Indonesia telah merevisi target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) dalam dokumen Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional (NDC) pada September 2022.

Berdasarkan NDC terbaru, Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 31,9 persen dari sebelumnya 29 persen dengan usaha sendiri dan 43,2 persen dari sebelumnya 41 persen dengan bantuan luar negeri pada 2030.

Bagi masyarakat, langkah nyata yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan gaya hidup berkelanjutan (sustainable). Praktiknya bisa dimulai dari mengubah kebiasaan sehari-hari. Sebagai contoh, mengurangi pemakaian kertas, mencabut peralatan listrik yang tidak terpakai, dan menggunakan kendaraan umum untuk mobilitas.

Sementara bagi para pebisnis dan perusahaan, salah satu langkah nyata yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan prinsip environmental, social, and governance (ESG) ke dalam strategi bisnis perusahaan.

Audit and Assurance Partner BDO Indonesia Bambang Budi Tresno mengatakan, langkah tersebut penting dilakukan untuk menjaga keberlanjutan (sustainability) bumi agar kondisi yang dinikmati sekarang juga bisa dirasakan oleh generasi penerus di masa mendatang.

“Itu konsepnya harus benar-benar dimasukkan ke dalam strategi perusahaan. Jadi, (saat) kita (menjalankan) bisnis, bisnis itu harus mengadopsi ESG ke dalam strategi company supaya benar-benar mendukung apa yang sedang diupayakan oleh semua pihak,” ujar Bambang pada acara Private Interview di Kantor BDO Indonesia, Jakarta, Rabu (2/8/2023).

Dahulu, kebanyakan perusahaan hanya memikirkan keuntungan bisnis yang didapat. Namun, menurut Bambang, hal itu kini tidak cukup. Perusahaan juga harus memikirkan tentang keberlanjutan lingkungan dan sosial sehingga tercipta keseimbangan.

“Ini semua harus dalam satu kesatuan. Jika hanya mementingkan profit, akan menyebabkan berbagai masalah. Sebab, perusahaan yang (menghasilkan) untung hari ini, belum tentu juga untung di masa depan,” ujarnya.

Oleh karena itu, perusahaan sebaiknya tidak lagi hanya memikirkan cara membuat profit, tetapi juga dapat menjaga keberlanjutan lingkungan.

Penerapan ESG bagi perusahaan

Sementara itu, Associate Director of ESG and Sustainability BDO Indonesia Anjar Priandoyo mengatakan, sustainability atau keberlanjutan sebagai sebuah konsep merupakan hal yang baik. Namun, dalam praktiknya, penerapan sustainability dan prinsip ESG pada bisnis perusahaan tidak mudah.

(Kiri) Audit and Assurance Partner BDO Indonesia Bambang Budi Tresno, (tengah) CEO BDO Indonesia Thano Tanubrata, (kanan) Associate Director of ESG and Sustainability BDO Indonesia Anjar Priandoyo dalam acara Private Interview di Kantor BDO Indonesia, Jakarta, Rabu (2/8/2023).dok. BDO Indonesia (Kiri) Audit and Assurance Partner BDO Indonesia Bambang Budi Tresno, (tengah) CEO BDO Indonesia Thano Tanubrata, (kanan) Associate Director of ESG and Sustainability BDO Indonesia Anjar Priandoyo dalam acara Private Interview di Kantor BDO Indonesia, Jakarta, Rabu (2/8/2023).

“Salah satunya karena penerapan ESG membutuhkan biaya yang mahal. Misalnya, untuk kebijakan penggunaan kendaraan listrik, (perusahaan) harus melakukan riset dan memberikan subsidi agar orang mau beralih. Isunya lebih kompleks karena melibatkan banyak aspek,” ujar Anjar.

Meski begitu, menurut Anjar, perusahaan juga tidak boleh memandang sustainability dan ESG sebelah mata. Pasalnya, Indonesia merupakan negara industri berbasis ekstraksi alam, seperti batu bara serta minyak dan gas bumi. Selain itu, Indonesia juga menjadi salah satu negara penyumbang polusi terbesar.

“Sebenarnya, isu sustainability sangat relevan (bagi perusahaan di Indonesia),” imbuhnya.

Untuk itu, sebagai salah satu firma akuntan publik, pajak, dan penasihat, BDO Indonesia berkomitmen membantu perusahaan untuk menerapkan ESG secara menyeluruh pada bisnisnya.

BDO, lanjutnya, tidak memandang upaya penerapan ESG di perusahaan sebagai sebuah jargon. Sebagai contoh, berbagai upaya mengatasi perubahan iklim, seperti membangun pembangkit listrik ramah lingkungan atau beralih ke kendaraan listrik, tidak serta-merta menyelesaikan masalah.

“Harus dilihat dan dihitung secara detail. Sebagai sebuah firma, BDO Indonesia punya banyak ahli di bidangnya. (Untuk) hal berbasis akuntansi, misalnya. Kami dapat menghitung investasi tidak hanya dari sisi valuasi, tetapi juga lebih dalam dari sisi sustainability,” kata Anjar.

BDO sendiri memiliki sustainability methodology yang mencakup tiga fase. Metode ini dapat membantu perusahaan menerapkan prinsip ESG pada proses bisnisnya secara terus-menerus dan meningkatkannya guna mewujudkan visi keberlanjutan.

Pertama, fase Define Reporting Plan. Tahap ini mencakup assessment dan define plan, set methodology, serta engage dengan melihat dari berbagai perspektif para pemangku kepentingan.

Kedua, fase Analyse and Measure. Pada fase ini akan dilakukan pengumpulan dan elaborasi data dengan pendekatan berbasis risiko.

Ketiga, fase Report and Improve. Dengan menggunakan kerangka berpikir yang berorientasi pada dampak, BDO akan membantu perusahaan mengembangkan report narrative, memberikan assurance support, serta melakukan review, optimize, dan adjust.

Adapun pendampingan tersebut tidak hanya diberikan BDO pada perusahaan yang belum menjalankan ESG. BDO juga terbuka memberikan pendampingan bagi perusahaan yang tengah menjalankan ESG agar bisa lebih optimal.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com