Advertorial

Unpar Gelar Konferensi ICoHDES 2023, Jadi Upaya Bersama untuk Tangani Limbah Makanan

Kompas.com - 16/08/2023, 09:00 WIB

KOMPAS.com - Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) bersama dengan Konsorsium Erasmus+ IN2FOOD menyelenggarakan International Interdisciplinary Conference on Human Factors, Design and Education for Sustainability (ICoHDES) di Gedung Pusat Pembelajaran Arntz-Geise (PPAG) Unpar sejak Senin (14/8/2023).

Lewat acara tersebut, Unpar mempertemukan akademisi, praktisi, pemerintah, komunitas, dan media, dengan tujuan mencari solusi untuk keberlanjutan dan masalah sosial, khususnya limbah makanan.

Sebagai negara keempat terpadat di dunia, Indonesia menghadapi masalah limbah makanan terbesar kedua di dunia. Konferensi tersebut dapat menjadi usaha kolaboratif untuk mendorong solusi inovatif dan kreatif dalam pengelolaan limbah makanan melalui kolaborasi lintas disiplin.

Perlu diketahui, penyelenggaraan acara tersebut merupakan hasil dari proyek Erasmus+ IN2FOOD yang merupakan sebuah inisiatif kolaboratif untuk meningkatkan pengelolaan limbah makanan melalui kemitraan tingkat universitas.

Dipimpin oleh Erasmus+ IN2FOOD dan Pusat Ergonomi Unpar, konsorsium tersebut mengoordinasikan konferensi internasional sebagai bagian dari program diseminasi mereka. Konferensi ini bertujuan untuk mengatasi limbah makanan dengan pendekatan holistik yang mencakup faktor manusia, desain, dan pendidikan dengan mendatangkan para ahli.

Mereka adalah Prof. Elina Närvänen dari Tampere University, Prof. dr. Lieven De Marez (Ghent University, Belgium); Dr. (Cand) Anna de Visser-Amundson (Hotelschool The Hague, The Netherlands) dan Dr. Thedy Yosara serta Dr. Pius Sugeng Prasetyo dari Unpar.

Seluruh yang hadir diajak mengatasi masalah keberlanjutan dan tantangan sosial bersama-sama.

Saat ini, beberapa kegiatan yang sudah terlaksana di antaranya International Student Competition and Conference, Summer School program, dan seminar nasional bertema food waste management.

Conference Chair ICoHDES 2023 Dr Carles Sitompul menyatakan, konferensi interdisipliner internasional tersebut ada sebagai ajang untuk berbagi ide dan aspirasi yang dapat menjawab tantangan dan memastikan masa depan dunia menjadi lebih baik.

Perlu diketahui, konferensi tersebut telah menerima 60 abstrak dan makalah yang akan dipublikasikan serta diserahkan ke jurnal terindeks Scopus dan terakreditasi Sinta untuk edisi khusus.

“Kami berbagi ide dan aspirasi melalui konferensi interdisipliner internasional untuk memberikan solusi terhadap masalah yang kami hadapi dan masa depan lebih baik,” tutur Carles dalam siaran tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (15/8/2023).

Carles melanjutkan bahwa project tersebut turut dibarengi dengan peluncuran pusat penelitian interdisipliner bernama iSustain. Fasilitas ini dibuat selaras dengan visi Unpar, yakni menjadi komunitas akademik humanum yang manusiawi untuk meningkatkan martabat manusia dan integritas ciptaan Tuhan.

Pusat penelitian tersebut, kata Carles, siap dimanfaatkan dengan berkolaborasi bersama akademisi dari berbagai disiplin ilmu, pemerintahan, komunitas bisnis, serta media dengan visi yang sama.

Sementara itu, Primary Coordinator Erasmus+ IN2FOOD Consortium Dr Johanna Renny Octavia Hariandja menambahkan bahwa pusat penelitian interdisipliner tersebut merupakan salah satu dari tujuan utama project IN2FOOD.

Pusat penelitian itu difokuskan kepada topik circular economy dan sustainability. Ia pun berharap agar pusat penelitian bisa dijadikan sebagai fasilitas yang berfokus pada masalah sosial di Indonesia dan berdampak bagi masyarakat luas.

“Selain itu, kami berharap agar pusat penelitian interdisipliner itu bisa menjadi wadah ilmu dan keahlian untuk berbagai permasalahan yang kompleks di masyarakat. Khususnya, saat menghadapi masalah yang membutuhkan pendekatan komprehensif, seperti food waste di Indonesia,” ujar Johanna.

iSustain, lanjut Johanna, memiliki tujuan akhir untuk menjadi center of excellence of economy and sustainability atau pusat unggulan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di Indonesia pada 2027. Meski demikian, ia menilai bahwa berbagai upaya yang dilakukan iSustain tidak bisa berjalan sendiri. Oleh karena itu, pihaknya mengundang para pihak yang ingin berkolaborasi.

“Kami mengundang Anda semua yang ingin berkolaborasi dengan kami. iSustain berdiri sebagai platform (yang dapat dimanfaatkan) untuk berkolaborasi, berinovasi, dan memberdayakan masyarakat,” tuturnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com