Advertorial

Manisnya Budi Daya Madu Lebah Liar di Alas Roban yang Berdayakan UMKM Lokal

Kompas.com - 21/08/2023, 11:42 WIB

KOMPAS.com – Aroma tanah yang basah akibat gerimis sore itu tidak menyusutkan keriangan sekelompok peternak madu di kawasan Alas Roban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah (Jateng).

Rencananya, mereka akan menurunkan satu per satu kotak-kotak sarang lebah apis cerna yang digantung di pohon-pohon karet karena waktu panen telah tiba.

Untuk diketahui, lebah apis cerana atau lebah madu Asia merupakan spesies lebah asli yang hidup di hutan tropis di wilayah Alas Roban.

Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Alas Roban, Desa Kedawung, Kecamatan Banyuputih, Casman, mengatakan bahwa biasanya panen madu liar dilakukan sebanyak tiga kali dalam satu tahun.

“Jika cuaca sedang cerah, panen madu selama satu tahun bisa dilakukan sebanyak tiga kali. Jika curah hujan tinggi, produksi agak menurun,” jelas Casman dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Senin (21/8/2023).

Setelah dipanen, kata Casman, sarang madu kemudian melalui tahap pemisahan dan penyaringan. Kemudian, diekstrak kembali sehingga didapatkan madu berkualitas tinggi.

“Proses penyaringan madu di sini masih tergolong sederhana, dengan sarang lebah yang masih alami bukan buatan. Hal tersebut melahirkan rasa madu liar yang manis tanpa tambahan gula,” imbuhnya.

 Casman bercerita, perjalanan usaha KTH Alam Roban mengalami pasang surut, mulai dari kendala legalitas dan perizinan kelompok, hingga peralatan dan kotak sarang lebah yang kurang memadai. . Kondisi ini pun menyebabkan proses panen madu liar terhambat.

Namun, kondisi tersebut tidak membuat Casman dan kawan-kawan patah semangat. Mereka justru terus berusaha dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki.

“Saat awal berdiri pada 2013, omzet yang kami peroleh dalam sekali panen terbilang cukup minim, yakni sekitar Rp 5-6 juta karena kurangnya sarana dan instrumen yang ada disini. Tak sedikit petani yang menjadikan pekerjaan ini (sebagai) pendapatan sampingan. Kami juga mengalami penurunan jumlah anggota dari 23 orang menjadi 15 orang,“ ujar Casman.

Kondisi tersebut berangsur membaik setelah KTH Alam Roban menerima pendampingan dari PT Askrindo sejak 2021. Perlahan, kata Casman, produktivitas KTH Alam Roban meningkat karena sejumlah bantuan sarana prasarana yang diberikan.

Aneka produk madu yang dijual oleh KTH Alam Roban.Dok. Askrindo Aneka produk madu yang dijual oleh KTH Alam Roban.

“Saat ini, omzet penjualan madu setiap anggota kelompok di musim panen mencapai Rp 22 juta. Jika setiap tahun (bisa) tiga kali masa panen, omzet penjualan madu (dapat) mencapai Rp 66 juta. Hal tersebut memberikan kenaikan nilai manfaat ekonomi yang signifikan,” ujarnya.

Selain menjual madu liar, KTH Alam Roban juga terus meningkatkan produktivitasnya dengan memasarkan produk madu beserta sarang lebah dan bee pollen. Produk madu liar dengan merek jual Madu Mak Lebah itu pun kerap mengikuti pameran.

KTH Alam Roban optimistis bahwa mereka dapat terus maju dan berkembang secara mandiri agar produk Madu Mak Lebah dapat tersebar dan dikenal, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Peran Askrindo untuk UMKM

Upaya Askrindo dalam mendampingi pengembangan usaha KTH Alam Roban tersebut merupakan upaya untuk mewujudkan bangsa yang mandiri dan merdeka dalam pergerakan ekonomi.

Selama periode 2021-2023, Askrindo telah berkontribusi pada kegiatan pemberdayaan petani lebah madu KTH Alam Roban sebesar 97,63 persen.

Direktur Utama Askrindo Fankar Umran mengatakan, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) adalah salah satu fondasi perekonomian bangsa.

“Dukungan ini adalah bagian dari ikhtiar kami untuk mendorong dan memberdayakan UMKM agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,“ ujar Fankar.

Fankar menjelaskan, Askrindo mengemban amanah untuk menyejahterakan seluruh pelaku usaha Indonesia dalam memerdekakan ekonomi Indonesia. KTH Alam Roban merupakan salah satu binaan Askrindo yang memberikan dampak positif bagi para pemangku kepentingan program.

Ke depan, Askrindo terus berkomitmen memberikan pendampingan serta membantu UMKM dalam akses permodalan.

“Dengan demikian, diharapkan UMKM yang telah dibina oleh Askrindo mampu menjadi usaha yang mandiri, kuat, bergengsi, dan stabil dalam mendorong profitabilitas UMKM Indonesia,” katanya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com