Advertorial

Jelang HUT Ke-78 RI, Mengingat Kembali Sejarah Paskibraka

Kompas.com - 21/08/2023, 16:38 WIB

KOMPAS.com – Menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Republik Indonesia, beberapa instansi, mulai dari sekolah, perkantoran,hingga pemerintahan, mulai sibuk melakukan persiapan. Salah satunya adalah persiapan untuk upacara bendera yang akan dilangsungkan pada Kamis (17/8/2023).

Berbicara mengenai kegiatan upacara tak lengkap tanpa mengingat kembali Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka). Lantas, apa tugas Paskibraka dan bagaimana sejarahnya?

Tugas Paskibraka adalah untuk mengibarkan dan menurunkan bendera di upacara pada Hari kemerdekaan RI. Anggota Paskibraka umumnya berasal dari pelajar tingkat sekolah menengah atas (SMA) yang telah melalui serangkaian seleksi ketat dan berjenjang, di tiga tingkatan, yakni kabupaten/kota, provinsi, dan nasional.

Sejarah singkat Paskibraka

Sejarah Paskibraka tak lepas dari cerita ajudan Presiden Soekarno, yakni Husein Mutahar.

Dikutip dari buku Husein Mutahar, Pengabdian dan Karyanya, beberapa hari menjelang Ulang Tahun kemerdekaan pertama, Mayor (Laut) Husein Mutahar ditugaskan oleh Soekarno untuk mempersiapkan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, yang berlangsung pada 17 Agustus 1946.

Acara peringatan akan digelar di halaman Istana Presiden Gedung Agung, Yogyakarta. Kala itu, Mutahar memikirkan untuk menyusun acara istimewa bagi rakyat Indonesia. Maka, ia pun menggunakan simbol pengibaran bendera pusaka yang dilakukan oleh para pemuda Indonesia.

Kala itu, Mutahar menunjuk lima pemuda yang terdiri dari 3 putri dan 2 putra dari berbagai wilayah di Yogyakarta. Jumlah lima orang yang dipilih melambangkan Pancasila. Putra-putri yang dipilih pun merupakan yang terbaik.

Setelah pengakuan kedaulatan, Ibu Kota Indonesia kembali ke Jakarta. Mulai 17 Agustus 1950, pengibaran bendera pusaka dilaksanakan di Istana Merdeka, Jakarta. Meski Mutahar tidak lagi menangani upacara pengibaran bendera, pasukan pengibar bendera yang menjadi cikal bakal Paskibraka dipertahankan.

Hingga akhirnya, pada 1973, Kepala Dinas Pengembangan dan Latihan di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (P&K), Drs. Idik Sulaeman, yang juga Pembina Penegak Gerakan Pramuka melontarkan gagasan baru tentang nama pasukan pengibar bendera pusaka pada Mutahar, yaitu Paskibraka. Mutahar menyetujui nama tersebut.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2022, putra-putri yang terpilih menjadi anggota Paskibraka tidak hanya bertugas sebatas mengibarkan bendera pada saat upacara saja. Mereka turut diharapkan menjadi calon pemimpin bangsa yang berkarakter Pancasila.

Anggota Paskibraka memiliki penampilan khas dengan atribut. Seragam Paskibraka identik dengan pakaian serbaputih. Anggotanya menggunakan kemeja lengan panjang putih, lalu dan celana panjang putih bagi pria dan rok pendek putih dengan panjang di bawah lutut bagi wanita. Seragam serbaputih melambangkan kesucian.

Kemudian, atribut lain yang dipakai adalah kacu penutup leher berwarna merah pada bagian depan, kain putih yang disematkan pada gesper, dan peci hitam dengan pin burung garuda.

Lalu, sarung tangan putih yang digunakan untuk membawa bendera, kaos kaki putih, serta sepatu Paskibraka, yakni pantofel berwarna hitam.

Melihat anggota Paskibraka dengan atribut bertugas mengibarkan bendera biasanya membuat siapa pun yang menyaksikan ikut merasakan kebanggaan dan haru.

Punya pengalaman sebagai anggota Paskibraka atau baru mau bertugas sebagai anggota Paskibraka? Yuk persiapkan atributnya dengan mencari di Tokopedia.

Saat ini, Tokopedia menyediakan berbagai promo menarik spesial Hari Kemerdekaan. Jangan sampai terlewat yah.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com