Advertorial

Bisnis Konten Digital di Asia Pasifik Tumbuh Pesat, Begini Cara Platform Digital Siapkan Layanan Pembayaran Efisien

Kompas.com - 24/08/2023, 10:56 WIB

KOMPAS.com – Dalam lima tahun terakhir, jutaan pengusaha digital muda di kawasan Asia Pasifik menjelma menjadi kreator konten, mulai dari influencer, blogger, hingga videoblogger.

Baik secara penuh waktu (full-time) maupun paruh waktu (part-time), mereka memublikasikan produk lewat konten kreatif di platform digital, mulai dari media sosial hingga e-commerce, untuk mendapatkan pemasukan.

Dikutip dari laman visa.co.id, penelitian yang dilakukan Accenture Research pada 2021 menyebutkan, secara global, penjualan produk yang dilakukan lewat metode tersebut diprediksi mencapai angka 1,2 triliun dollar AS pada 2025.

Sektor usaha serupa, seperti freelancing dan pekerjaan on-demand, juga tumbuh pesat di seluruh dunia, termasuk Asia Pasifik.

Bahkan, menurut Payoneer GCash 2022 Report, India dan Filipina masuk dalam daftar sepuluh besar negara dengan pertumbuhan pekerja lepas (freelancer) tertinggi di dunia.

Adapun pertumbuhan sektor itu salah satunya dipengaruhi oleh pandemi Covid-19 yang “memaksa” masyarakat bekerja secara fleksibel di mana pun dan kapan pun.

Seperti pelaku ekonomi mikro pada umumnya, para kreator konten serta freelancer juga membutuhkan akses cepat dan lancar ke sumber penghasilan mereka. Dengan demikian, arus kas tetap terjaga dan operasional bisnis mereka pun berjalan lancar.

Untuk diketahui, para pekerja digital itu memonetisasi konten melalui kemitraan dengan berbagai merek (endorsement) atau lewat hadiah dari pengikut (followers) di media sosial.

Nantinya, uang yang dihasilkan diproses melalui platform digital. Dengan kata lain, platform digital membutuhkan infrastruktur layanan pembayaran mikro yang aman dan sistematis.

Platform digital juga harus mengakomodasi kebutuhan pekerja digital terhadap layanan pembayaran bisnis ke konsumen atau business-to-consumer (B2C) yang cepat dan transparan.

Layanan B2C pun diharapkan dapat menyediakan metode pembayaran yang populer pada skala lokal dan digunakan tanpa ketentuan jumlah minimal saldo yang terlampau tinggi.

Layanan tersebut pun harus bisa mengonversi pembayaran sesuai mata uang yang digunakan pekerja. Mereka juga harus memastikan pekerja dapat menerima pembayaran sesuai jadwal tanpa waktu tunggu yang terlalu lama.

Ilustrasi transaksi perbankan secara online. Dok. Istimewa Ilustrasi transaksi perbankan secara online.

Lebih dari itu, layanan pembayaran tersebut pun harus berbiaya rendah atau bahkan gratis. Sebab, pembayaran ini biasanya bernilai kecil.

Sebagai contoh, platform e-commerce di Hong Kong harus memproses pembayaran senilai 64 dollar AS (setara Rp 960.000) kepada kreator konten di Kamboja. Sementara, bank tradisional mematok harga layanan transfer sebesar 20 dollar AS (setara Rp 300.000).

Biaya layanan transfer bank itu dinilai tak masuk akal untuk nominal transaksi yang juga tak terlalu besar. Bahkan, beberapa nilai transaksi hanya berkisar kurang dari 10 dollar AS (setara Rp 150.000).

Demi memenuhi kebutuhan serta menjawab tantangan tersebut, Visa menghadirkan solusi bernama Visa Direct yang menyediakan infrastruktur serta layanan pembayaran mikro yang efisien sekaligus tanpa batas bagi platform pekerja lepas dan kreator.

Adapun solusi Visa Direct mendukung berbagai jenis pembayaran inovatif. Pasalnya, melalui Visa Direct, Visa memanfaatkan jaringan mereka yang luas untuk bekerja sama dengan ekosistem bank, financial technology (fintech), dan pelaku bisnis di seluruh dunia.

Dengan demikian, individu dan organisasi dapat melakukan transaksi perbankan secara lebih mudah, cepat, dan aman.

Sebagai informasi, Visa telah mendukung individu serta organisasi untuk mengirim uang ke rekening bank di lebih dari 190 negara dan wilayah di seluruh dunia. Visa juga memfasilitasi pembayaran lewat 130 dompet digital di lebih dari 50 ekosistem pasar.

Perluasan akses terhadap dompet digital menjadi salah satu bentuk komitmen Visa untuk mempercepat inklusi keuangan sekaligus meningkatkan pemberdayaan ekonomi pelaku bisnis mikro.

Informasi lengkap mengenai Visa Direct bisa Anda temukan pada laman berikut.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com