Advertorial

Hadapi Tantangan Ekonomi Global, BRI Ungkap Signifikansi Risk Awareness bagi Bankir

Kompas.com - 26/08/2023, 09:13 WIB

KOMPAS.com – Budaya peduli risiko atau risk awareness merupakan salah satu poin penting yang harus dimiliki bankir untuk menjalankan manajemen risiko. Dengan demikian, bank dapat membukukan pertumbuhan berkualitas.

Hal tersebut disampaikan Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) atau BRI Sunarso dalam diskusi bertajuk “Visionary Leadership During Uncertainty” yang diselenggarakan Bankers Association for Risk Management di BRILian Club, Jakarta, Selasa (15/8/2023).

Pada acara itu juga dilakukan peresmian penggunaan empat buku manajemen risiko sebagai referensi uji kompetensi bidang manajemen risiko perbankan.

Sunarso mengatakan, peningkatan risk awareness dapat menjaga keberlanjutan industri keuangan, khususnya perbankan. Apalagi, industri perbankan tengah menghadapi ketidakpastian ekonomi secara global.

“Tantangan ketidakpastian ekonomi tersebut di antaranya adalah kondisi perekonomian yang dihantui resesi dan perlambatan ekonomi global sejak 2022,” ujar Sunarso dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (25/8/2023).

Ketidakpastian ekonomi, lanjut dia, juga terjadi akibat tensi geopolitik global yang memanas setelah invasi Rusia terhadap Ukraina. Hal ini mendorong disrupsi rantai pasok global.

Di dalam negeri, ketidakpastian ekonomi terjadi akibat tekanan inflasi yang tinggi imbas pemotongan subsidi bahan bakar minyak (BBM). Padahal, perekonomian nasional baru merangkak dari krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Berkaca pada kondisi itu, Sunarso menilai bahwa risk awareness perlu diajarkan agar bankir dapat menjalankan profesinya. Dengan demikian, industri perbankan nasional dapat terjaga.

“Industri perbankan sendiri merupakan salah satu pilar penting dalam perekonomian nasional. Artinya, jika bankir memahami risk awareness, perekonomian Indonesia akan tumbuh serta berkembang secara berkelanjutan dan aman,” jelas Sunarso.

Tak hanya itu, risk awareness yang baik dapat menguatkan manajemen risiko. Adapun manajemen risiko yang kokoh dapat mengiringi pertumbuhan ekonomi yang tengah diupayakan pemerintah.

Sunarso menilai, pertumbuhan ekonomi Indonesia tergolong baik. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17 persen secara tahunan atau year on year (yoy) pada kuartal II 2023. Angka ini meningkat dari 5,04 persen yoy kuartal I.

“Kondisi ekonomi Indonesia terbilang solid. Hal ini bukan hal yang mudah dicapai saat ini. Jadi, kita patut bangga dan mensyukuri peran kita di industri perbankan,” imbuh Sunarso.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com