Advertorial

Genbestival Kemenkominfo Dorong Pelajar SMA di Semarang Lakukan Aksi Cegah Stunting

Kompas.com - 31/08/2023, 12:03 WIB

KOMPAS.com - Guna memutus mata rantai tengkes atau stunting,Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mendorong pelajar tingkat sekolah menengah atas (SMA) untuk ikut melakukan aksi pencegahan.

Sebagai pencegahan, sejumlah langkah dapat dilakukan pelajar SMA, yakni mengonsumsi makanan bergizi, menjalani diet sehat, rajin berolahraga, menjaga kebersihan diri, serta mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) secara rutin.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (IKPMK) Direktorat Jenderal (Ditjen) Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Nursodik Gunarjo mengatakan, pelajar perlu memahami stunting sejak dini sebagai persiapan untuk menjadi orangtua yang kelak melahirkan anak bebas stunting.

Anak yang terlahir stunting, jelas Nursodik, tidak hanya akan memiliki tubuh pendek, tetapi juga berisiko memiliki tingkat kecerdasan rendah. Hal ini dapat menurunkan tingkat produktivitas sehingga tidak kompetitif.

“Selain itu, anak stunting di usia tua juga rentan memiliki penyakit komorbid, seperti darah tinggi dan diabetes,” ujar Nursodik pada acara Genbestival di SMA Kesatrian 2 Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Rabu (30/8/2023), seperti dikutip Kompas.com dari siaran pers Kemenkominfo.

Wali Kota (Walkot) Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu yang juga hadir di Genbestival mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang turut melakukan sejumlah upaya untuk mencapai target penurunan prevalensi stunting pada 2024 yang dicanangkan pemerintah pusat.

Mba Ita, sapaan akrab Walkot Semarang, menambahkan, Pemkot tidak hanya melakukan penanganan terhadap anak, tetapi juga dari hulu, yakni remaja putri.

Pemkot Semarang memiliki sejumlah program untuk remaja putri sebagai aksi cegah stunting, antara lain aksi bergizi dengan makan dua butir telur dalam sehari dan edukasi pencegahan pernikahan dini.

Tidak hanya itu, lanjut Mba Ita, Pemkot Semarang juga mendorong kalangan milenial untuk ikut berperan menangani persoalan stunting melalui program Melon Musk.

“Program Melon Musk merupakan akronim dari ‘Milenial Gotong Royong Atasi Stunting’. Program ini diluncurkan pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-78 Republik Indonesia (RI),” katanya.

Mba Ita berharap, melalui sosialisasi Genbestival, para pelajar memperoleh pemahaman dan kesadaran akan bahaya stunting, serta meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat sebagai langkah pencegahan.

Dorong remaja perhatikan asupan gizi

Pada kesempatan sama, Dokter Spesialis Anak Kurniawan Satria Denta mengimbau remaja untuk memperhatikan asupan gizi seimbang melalui konsep “Isi Piringku”.

Untuk diketahui, Isi Piringku merupakan pedoman porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring, yakni terdiri dari 50 persen buah dan sayur, serta 50 persen sisanya terdiri dari karbohidrat dan protein.

Ia pun mengingatkan para remaja untuk tidak mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah berlebih.

“Kalau karbohidrat semakin banyak dikonsumsi, semakin banyak pula lemak. Pasalnya, karbohidrat merupakan sebagai sumber energi. Sementara, pembentukan masa otot berasal dari makanan yang mengandung protein tinggi. Untuk itu, jangan berlebihan mengonsumsi karbohidrat,” kata dr Denta.

Sebagai informasi, Genbestival diisi dengan pertunjukkan seni yang diselingi penyampaian informasi edukatif dengan pesan-pesan pencegahan stunting yang disampaikan dengan cara santai dan menyenangkan sehingga lebih mudah dipahami oleh para pelajar.

Tidak hanya itu, Genbestival di Kota Semarang juga diisi dengan permainan cerdas cermat guna memperkaya pemahaman remaja tentang langkah pencegahan stunting.

Acara tersebut juga turut dihadiri Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Semarang Soenarto, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Mochamad Abdul Hakam, Perwakilan Yayasan Pendidikan Kesatrian 67 Semarang Toto, serta sejumlah perwakilan sekolah di Kota Semarang.

Adapun Genbestival di Kota Semarang merupakan bagian dari kampanye Generasi Bersih dan Sehat (Genbest) yang diinisiasi Kemenkominfo untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat serta bebas stunting.

Kampanye Genbest bertujuan mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari.

Selain melalui media tatap muka, masyarakat dapat mengakses berbagai informasi seputar stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, siap nikah, serta reproduksi remaja dalam bentuk artikel, infografik, serta videografik melalui situs genbest.id dan media sosial @genbestid.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com