Advertorial

Waspada! Berikut 5 Modus Penipuan Aplikasi Kredit yang Kerap Muncul

Kompas.com - 31/08/2023, 15:51 WIB

KOMPAS.com - Selain harus waspada terhadap aplikasi kredit ilegal yang belum terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), masyarakat perlu pula berhati-hati dengan berbagai modus penipuan dari oknum yang tidak bertanggung jawab.

Terlebih, modus penipuan aplikasi kredit dibuat secara terencana dan penuh persiapan sehingga terasa sangat meyakinkan. Hal ini menyebabkan banyak orang terjebak, apalagi jika dalam kondisi terdesak dan membutuhkan uang segera.

Oleh karena itu, jika Anda menggunakan aplikasi kredit, pahami secara seksama mekanisme pinjaman, nomor call center resmi, dan informasi penting lain.

Berikut adalah 5 modus penipuan yang patut waspadai agar tidak terkena jebakan penipu.

  1. Modus pencairan limit

Salah satu modus penipuan aplikasi yang marak muncul di media sosial adalah jasa pencairan limit. Untuk diketahui, jasa pencairan limit merupakan tindakan ilegal.

Pada modus tersebut, pelaku akan meminta Anda untuk memberikan akses atau detail akun yang dimiliki dengan dalih untuk memudahkan dan mempercepat pencairan limit.

Jika Anda menyerahkan data-data pribadi, penipu bisa mengambil alih akun Anda dan menguras limit yang ada di dalamnya.

Tidak semua aplikasi menyediakan layanan pinjaman dana tunai. Akan tetapi, ada aplikasi kredit yang #Sefleksibelitu bisa mencairkan sebagian limit yang Anda miliki langsung dari aplikasi, yakni Kredivo.

Selain bisa menikmati layanan bunga 0 persen untuk paylater 30 hari dan cicilan 3 bulan, serta bunga rendah 2,6 persen untuk cicilan 6 dan 12 bulan di ribuan merchant, Anda juga bisa mencairkan sebagian limit di aplikasi Kredivo. Bunga yang dibebankan hanya sebesar 2,6 persen per bulan dengan pilihan tenor 3 dan 6 bulan.

Jadi, Anda tidak perlu menggunakan jasa ilegal dan penuh risiko untuk mencairkan limit yang Anda miliki.

  1. Modus bantuan kenaikan limit

Tiap aplikasi kredit menetapkan limit maksimum untuk penggunanya. Kredivo, misalnya, menetapkan limit maksimal Rp 50 juta. Namun, tidak semua orang berkesempatan untuk mendapatkan limit tersebut.

Karena itu, banyak oknum berniat jahat mengiming-imingi Anda untuk menaikkan limit hingga batas maksimal. Mereka lantas meminta data pribadi Anda sebagai syarat menaikkan limit.

Bukannya menaikkan limit, data pribadi itu justru digunakan untuk mengambil alih akun Anda dan menguras seluruh limit.

Di Kredivo, Anda tidak perlu meminta bantuan orang asing untuk menaikkan limit. Pasalnya, hal ini bisa dilakukan secara langsung melalui aplikasi.

Agar disetujui, Anda perlu sering bertransaksi dan jangan telat membayar tagihan setiap bulan.

  1. Modus penghapusan data

Modus berikutnya adalah jasa penghapusan data transaksi atau pinjaman di media sosial. Layanan ini biasanya menyasar orang-orang yang terlanjur punya banyak tagihan di aplikasi kredit dan sudah tidak sanggup membayar.

Penipu yang menawarkan jasa tersebut akan meminta komisi sekian persen, bergantung jumlah utang atau transaksi pinjaman di paylater yang ingin dihapus.

Jangan sekali-kali menggunakan jasa tersebut. Sebab, jasa itu merupakan modus penipuan dan akun Anda bisa disalahgunakan.

Apabila sudah terlanjur punya tagihan yang menumpuk di paylater, Anda lebih baik mengajukan permohonan keringanan dan restrukturisasi pembayaran.

  1. Modus permintaan OTP atau akun paylater

Wajib diketahui bahwa detail akun aplikasi kredit, mulai dari akses login, username, password, hingga one-time password (OTP) untuk verifikasi transaksi, hanya boleh diketahui oleh Anda sendiri sebagai pengguna.

Dengan alasan apa pun, jangan pernah memberikan detail akun dan kode OTP yang masuk ke smartphone kepada orang lain. Apabila ada telepon yang mengatasnamakan customer service dan meminta OTP, sudah dipastikan penipuan dan wajib untuk dihindari.

  1. Modus diskon pembayaran

Saat Anda bertransaksi di marketplace atau e-commerce menggunakan aplikasi kredit, otomatis Anda akan melakukan pembayaran melalui rekening perusahaan tersebut atau virtual account.

Jika pembayaran dilakukan dengan metode virtual account, nama pengguna sendiri akan muncul di tujuan transfer.

Kini, ada pula modus yang mengarahkan pengiriman dana ke nomor rekening perorangan dengan iming-iming diskon pembayaran cicilan. Pengguna diarahkan untuk mentransfer dana ke rekening bodong tersebut.

Hati-hati jika Anda menemukan modus tersebut. Periksa kembali detail akun dan pembayaran Anda. Sebab, perusahaan financial technology (fintech) yang legal sudah pasti menggunakan rekening resmi perusahaan bagi nasabahnya untuk membayar.

Itulah lima modus penipuan aplikasi kredit yang harus Anda waspadai. Jangan mudah tergiur iming-iming yang tidak masuk akal dan selalu bijak menggunakan aplikasi kredit, ya!

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com