Advertorial

Ribuan Warga Meriahkan Puncak Tradisi Saparan Yaqowiyu di Kabupaten Klaten

Kompas.com - 01/09/2023, 20:54 WIB

KOMPAS.com – Tradisi Saparan Yaqowiyu di Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, mencapai puncaknya pada Jumat (1/9/2023). Ribuan warga dari berbagai daerah memadati Alun-alun Sendang Plampeyan yang menjadi lokasi acara untuk mendapatkan apam yang dibagikan secara gratis.

Apam yang dibagikan berjumlah lebih dari 6 ton dan merupakan sumbangan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten dan masyarakat, terutama warga Jatinom.

Adapun puncak acara dilaksanakan setelah shalat Jumat berjemaah di Masjid Gedhe Jatinom yang berdekatan dengan Makam Ki Ageng Gribig. Dua gunungan apam yang sudah disiapkan di kedua tempat ibadah tersebut dibawa ke panggung utama Alun-alun Plampeyan.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terlihat hadir di acara itu. Ia didampingi oleh Bupati Klaten Sri Mulyani dan tamu undangan dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Setelah didoakan, apam dibagikan kepada masyarakat yang menanti. Ganjar sendiri melemparkan apam pertama dan dilanjutkan dengan penyebaran apam dari dua menara di tengah Alun-alun Plampeyan.

Terima kasih kepada masyarakat yang menunggu. Alhamdulillah, kita bisa mengikuti tradisi Saparan lagi. Saya senang bisa hadir di sini (Yaqowiyu) setiap tahun. Semoga, tradisi Yaqowiyu ini terus berlangsung,” katanya seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat.

Dalam kesempatan tersebut, Ganjar sekaligus berpamitan kepada masyarakat Jawa Tengah karena masa jabatannya sebagai gubernur akan segera berakhir pada Selasa (5/9/2023).

“Saya ucapkan terima kasih atas kebersamaannya selama 10 tahun dalam membangun Jawa Tengah. Terima kasih atas dukungan dan kesempatannya, 10 tahun saya amanah sebagai Gubernur Jawa Tengah. Mohon maaf jika ada salah,” ujarnya.

Sementara itu, Sri mengatakan tradisi Saparan Yaqowiyu adalah acara tahunan yang menjadi daya tarik pariwisata unggulan di Klaten. Ia berharap, tradisi ini tetap dilestarikan karena berdampak pada perekonomian masyarakat setempat. Utamanya, bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Jatinom dan sekitarnya.

Selain itu, lanjutnya, tradisi tersebut merupakan peninggalan budaya dari tokoh ulama besar yang menyebarkan Islam di Desa Krajan, Jatinom, Ki Ageng Gribig.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com