Advertorial

Gelar CSV Connect 2023, Dompet Dhuafa Dorong Perusahaan Ciptakan Nilai Sosial dan Ekonomi Bersama

Kompas.com - 06/09/2023, 11:14 WIB

KOMPAS.com – Dompet Dhuafa menggelar CSV Connect 2023 di The Ice Palace, Lotte Shopping Avenue, Jakarta, Kamis (31/8/2023).

Sekretaris Yayasan Dompet Dhuafa Republika Yayat Supriatna menuturkan, acara tersebut hadir sebagai forum yang memfasilitasi perusahaan untuk berbagi pandangan, pengetahuan, dan pengalaman terkait pengoptimalan implementasi prinsip creating shared value (CSV).

“(Utamanya), terhadap strategi bisnis perusahaan dan peran aktif perusahaan terhadap kesejahteraan masyarakat dan lingkungan sekitar,” ujar Yayat Supriyatna dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (4/9/2023).

Menurutnya, Dompet Dhuafa sudah menjadi model bisnis yang menjalankan program corporate social responsibility (CSR) sejak 30 tahun terakhir.

Dompet Dhuafa turut melakukan pemberdayaan yang berbasis lima pilar, yakni Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan, Sosial, dan Dakwah Budaya. Sebagai contoh, yayasan ini telah membangun rumah sakit, lembaga pendidikan, mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga perguruan tinggi, seperti STIM Budi Bakti, sentra-sentra ternak, serta pertanian.

“Laju perkembangan ini sebetulnya kami sudah masuk fase di CSV sehingga tidak hanya pemberdayaan melalui penyaluran, tetapi betul-betul pemberdayaan untuk meningkatkan nilai ekonomi dan sosial yang dikerjakan secara bersama-sama,” tambah Yayat.

Sementara itu, Direktur Mobilisasi Sumber Daya Dompet Dhuafa Etika Setiawanti mengatakan bahwa CSR tradisional hanya fokus pada reputasi perusahaan saja. Sedangkan, CSV turut berusaha untuk memenangkan persaingan.

“CSV menjadi strategi perusahaan. Tidak hanya dilakukan oleh satu unit departemen saja, tetapi juga menjadi model strategis yang dilakukan oleh para pemangku kepentingan di lembaga atau institusi. Main driver dari CSR adalah para pemangku kepentingan dari lingkungan eksternal,” imbuhnya.

Secara pendekatan, sambung Etika, CSV lebih proaktif lantaran didesain secara terencana oleh brand atau perusahaan tertentu sehingga menghasilkan program yang lebih berkelanjutan. Sementara, CSR tradisional bersifat reaktif terhadap isu-isu yang membelit perusahaan.

Adapun secara pengukuran, CSV diharapkan lebih terukur dari sisi sosial dan ekonomi. Tidak hanya sebagai serapan anggaran (spending), tetapi juga sebagai CSR tradisional.

“Dari sisi benefit bisnis, CSV diharapkan menciptakan peluang bisnis dari segala isu yang muncul, sehingga dapat berkontribusi terhadap Sustainable Development Goals (SDGs) menghasilkan perubahan yang berkelanjutan,” jelas Erika.

Melalui optimasi di dalam pengelolaan implementasi CSV, lanjutnya, perusahaan diharapkan dapat memainkan peran ganda dalam menciptakan nilai ekonomi dan nilai sosial secara bersama-sama. dengan begitu, perusahaan dapat memperkuat nilai tambah yang dimiliki.

“Seharusnya, perusahaan mampu menyinergikan dampak pertumbuhan bisnis dengan pengelolaan isu sosial dan lingkungan. (Dengan begitu, perusahaan) dapat berperan aktif dan inovatif terhadap tantangan globalisasi, lingkungan, dan perubahan sosial dalam pengelolaan lingkungan berkelanjutan,” papar Erika.

Gelaran CSV Connect 2023 di The Ice Palace, Lotte Shopping Avenue, Jakarta, Kamis (31/8/2023)Dok. Dompet Dhuafa Gelaran CSV Connect 2023 di The Ice Palace, Lotte Shopping Avenue, Jakarta, Kamis (31/8/2023)

Sekretariat SDGs Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Setyo Budiantoro menuturkan, CSV dan SDGs menggabungkan kepentingan masyarakat dengan perusahaan, baik sosial maupun lingkungan.

Selain itu, mengatasi masalah sosial dan lingkungan serta CSV dapat mendorong inovasi dalam bisnis dengan membuat perusahaan lebih mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan saat membuat keputusan.

“Implementasi CSV bagi perusahaan dapat meningkatkan motivasi dan kinerja karyawan, memecahkan masalah sosial melalui inovasi teknologi, meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan, serta meningkatkan citra bisnis melalui keterlibatan dalam isu-isu sosial. Sementara bagi masyarakat, hal ini dapat membuka peluang ekonomi, peningkatan kualitas kehidupan dan lingkungan,” kata Budi.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com