Advertorial

Kepala BP Batam Berkomitmen Sediakan Hunian bagi Masyarakat Terdampak Program Rempang Eco-City

Kompas.com - 07/09/2023, 12:23 WIB

KOMPAS.com – Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam) Muhammad Rudi berkomitmen menyelesaikan hunian baru untuk masyarakat Rempang Galang, Kepulauan Riau (Kepri), yang terdampak relokasi dalam pengembangan Rempang Eco-City.

Hal tersebut disampaikan Rudi pada acara Dialog Pengembangan Rempang yang dihadiri ratusan masyarakat Rempang di Ballroom Hotel Harmoni One, Rabu (6/9/2023).

"Relokasi ke tempat baru akan kami siapkan. Kami tidak akan pindahkan bapak dan ibu begitu saja," tegas Rudi dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Kamis (7/9/2023).

Selama masa pembangunan hunian baru tersebut, masyarakat Rempang Galang akan mendapatkan hunian sementara. Biaya hidup tiap bulan selama masyarakat berada di hunian sementara juga akan ditanggung pemerintah.

Adapun biaya hidup yang diberikan selama masa relokasi sementara itu sebesar Rp 1.034.636 per orang dalam satu kartu keluarga (KK). Biaya hidup ini termasuk biaya air, listrik, dan kebutuhan lain.

Masyarakat yang memilih tinggal di tempat saudara atau di luar dari hunian sementara juga akan diberikan tambahan biaya sewa sebesar Rp 1 juta per bulan.

“Biaya itu akan kami berikan sampai hunian baru selesai dibangun,” katanya.

Untuk diketahui, pemerintah menyiapkan hunian baru berupa rumah tipe 45 senilai Rp 120 juta dengan luas tanah maksimal 500 meter persegi untuk warga yang terdampak relokasi. Hunian ini berada di kawasan Dapur 3 Si Jantung.

Pembangunan hunian baru itu akan dijalankan selama 12 bulan setelah pematangan lahan. Hunian tahap satu ditargetkan selesai pada Agustus 2024. 

Lokasi hunian baru tersebut akan diberi nama Kampung Pengembangan Nelayan Maritime City. Program ini sendiri memiliki slogan “Tinggal di Kampung Baru yang Maju, Agar Sejahtera Anak Cucu”.

Rudi menjelaskan, Kampung Pengembangan Nelayan Maritime City akan menjadi kampung percontohan kampung nelayan modern dan maju di Indonesia.

Di kampung tersebut akan tersedia fasilitas pendidikan yang lengkap, mulai dari SD, SMP, hingga SMA, serta pusat layanan kesehatan, olahraga, dan sosial.

Tersedia pula fasilitas ibadah (masjid dan gereja), tempat pemakaman umum (TPU) yang tertata, serta fasilitas dermaga untuk kapal-kapal nelayan dan transhub.

"Kami akan semaksimal mungkin memberikan yang terbaik kepada bapak dan ibu–masyarakat Rempang Galang," ucap Rudi.

Pengembangan Rempang Eco-City

Untuk diketahui, Rempang Eco-City merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang dijalankan pemerintah.

Anggota Bidang Pengelolaan Kawasan dan Investasi BP Batam Sudirman Saad menjelaskan bahwa pengembangan kawasan Rempang akan meningkatkan iklim investasi dan potensi ekonomi Indonesia.

Pasalnya, pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Investasi telah mengambil keputusan agar kawasan Rempang dijadikan sebagai fasilitas hilirisasi pasir kuarsa atau pasir silika terbesar di Indonesia.

“Produk dari hilirisasi itu adalah panel surya yang dapat digunakan untuk menghasilkan listrik dari matahari. Artinya, ada transisi energi dari energi fosil ke energi terbarukan. Ini (PSN) terbesar di Indonesia," jelasnya.

Sudirman meyakini, dengan nilai investasi sebesar Rp 174 triliun, proyek tersebut mampu menyerap puluhan ribu tenaga kerja yang berasal dari masyarakat setempat. Dengan demikian, pengembangan Rempang Eco-City dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat ke depan.

"(Rempang Eco-City) bakal menjadi kampung nelayan (maritime city) yang maju di Indonesia," ujarnya.

Didukung tokoh masyarakat Kepri

Pengembangan kawasan Rempang sebagai The New Engine Indonesian's Economic Growth yang berkonsep Green and Sustainable City mendapat dukungan dari beberapa tokoh Melayu dan masyarakat Provinsi Kepri.

"Pada prinsipnya, masyarakat mendukung program pemerintah itu secara utuh. Mudah-mudahan ini bisa berjalan baik," ujar salah satu tokoh masyarakat, Huzrin Hood, di acara Dialog Pengembangan Rempang.

Dukungan yang sama juga diberikan Panglima Lang Laut Kepri Suherman. Masyarakat Kepri, kata Suherman, mendukung penuh pengembangan kawasan Rempang.

Ia pun menaruh harapan kepada pemerintah untuk dapat memikirkan nasib masyarakat ke depan, termasuk pemenuhan hak-hak masyarakat yang telah turun-temurun hidup di kawasan yang terdampak pembangunan Rempang Eco-City.

"Saya juga usul kepada pemerintah dan PT MEG untuk menyiapkan koperasi bagi masyarakat," ujarnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com