Advertorial

AEBF 2023, Wujud Kolaborasi Berbagai Stakeholder untuk Mendorong Kemajuan Energi

Kompas.com - 08/09/2023, 19:37 WIB

KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama ASEAN Center for Energy (ACE) menggelar ASEAN Energy Business Forum (AEBF) 2023 di Nusa Dua, Bali, mulai Kamis (24/8/2023) hingga Minggu (26/8/2023).


Acara bertema "Accelerating Energy Connectivity to Achieve Sustainable Growth of ASEAN” itu digelar berbarengan dengan Pertemuan Menteri Energi ASEAN ke-41 (AMEM-41).

Sebagai informasi, AEBF merupakan forum yang mempertemukan perwakilan dari industri, pemerintah, serta akademisi untuk membahas isu-isu energi dan lingkungan. Forum ini didedikasikan untuk mendorong dialog, kolaborasi, dan inovasi dalam mencari solusi energi yang berkelanjutan.

Forum tersebut juga merupakan wujud dukungan terhadap visi Keketuaan Indonesia untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat kemajuan ekonomi regional dan global. Dengan begitu, negara di kawasan ini dapat membuka jalan bagi pertumbuhan dan pembangunan yang berkelanjutan.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan bahwa gelaran AEBF 2023 dan AMEM-41 dapat berjalan sukses berkat kolaborasi apik antara Indonesia sebagai pemegang Keketuaan ASEAN, anggota ASEAN, serta ACE.

Negara anggota ASEAN, sambungnya, perlu meningkatkan teknologi, kemampuan, kapasitas, dan keahlian untuk mendukung target transisi energi di negara masing-masing serta ASEAN Plan of Action of Energy Cooperation (APAEC).

“Komitmen ini menjadi fondasi menuju net zero emission (NZE) dan juga menjadi pedoman untuk kebutuhan seperti teknologi, pembiayaan, dan infrastruktur,” ujar Arifin dari siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (7/9/2023).

Selain transisi untuk mencapai NZE, sambungnya, isu yang tak kalah penting adalah ketahanan, keamanan, dan akses terhadap energi bersih.


“Pilar-pilar ini akan mempercepat konektivitas energi untuk mencapai pertumbuhan ASEAN yang berkelanjutan." tambahnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif ACE Dr Nuki Agya Utama mengatakan bahwa upaya untuk mendorong transisi energi menunjukkan kemajuan yang signifikan.

AEBF 2023, lanjutnya, dapat menjadi solusi dan penghubung krusial yang memfasilitasi hubungan antara bisnis dan industri energi dengan pemerintah negara-negara anggota ASEAN.

“Forum ini memainkan peran penting dalam memfasilitasi diskusi di antara para pemangku kepentingan mengenai isu-isu penting terkait energi,” tutur Dr Nuki.

Menurutnya, dengan mempromosikan kerja sama dan kolaborasi, forum tersebut berusaha untuk mengidentifikasi solusi yang bermanfaat bagi kawasan ASEAN, termasuk kemajuan teknologi, memastikan pasokan energi yang dapat diandalkan, dan mendapatkan wawasan baru di bidang energi bersih.

Pada kesempatan sama, Corporate Affairs Manager ACE sekaligus Ketua AEBF 2023 Dr Andy Tirta mengatakan bahwa forum tersebut dirancang untuk mendorong kolaborasi di antara negara-negara ASEAN. Utamanya, untuk mengatasi tantangan yang muncul di sektor energi.

“Forum ini membahas topik-topik yang terkait dengan Rencana Aksi ASEAN untuk Kerja Sama Energi (APAEC) Tahap II: 2021—2025,” jelasnya.

Dalam sesi konferensi pers AEBF 2023, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyampaikan bahwa infrastruktur interkonektivitas energi di kawasan Asia Tenggara menjadi kunci penting untuk transisi energi.

Tak hanya itu, infrastruktur juga berperan penting dalam upaya mencapai ketahanan energi berkelanjutan negara anggota ASEAN melalui energi yang lebih bersih, stabil dan terjangkau.

“Pertemuan dengan para pebisnis, mitra, dan organisasi internasional yang fokus di bidang energi pada forum AEBF dan AMEM-41 akan mempercepat transisi energi,” jelas Deden.

Ia menuturkan, pemerintah Indonesia menyambut baik baik berbagai bentuk inisiatif kerja sama dan kemitraan baru untuk memfasilitasi transisi energi bagi seluruh masyarakat ASEAN.

Pipa Gas Trans-ASEAN (TAGP) dan ASEAN Power Grid yang tengah berjalan diharapkan dapat mempercepat transisi energi dan meningkatkan efisiensi energi.

Reli kendaraan ramah lingkungan

AEBF 2023 kian meriah berkat penutupan ASEAN Green Transport Rally yang mengakhiri perjalanannya di Nusa Dua, Bali, Kamis.

Reli tersebut diikuti oleh sejumlah kendaraan ramah lingkungan, mulai dari kendaraan berbahan bakar biodiesel, kendaraan listrik (electric vehicle/EV), hingga kendaraan listrik hibrida (hybrid electric vehicle/HEV).

Tidak hanya memamerkan kendaraan ramah lingkungan, reli tersebut juga membuktikan komitmen pemerintah Indonesia terhadap beragam teknologi dan bahan bakar yang berkelanjutan.

Sebagai informasi, AEBF didukung oleh Dyandra Promosindo sebagai co-organiser serta sejumlah sponsor utama, seperti PT Pertamina (Persero), Tenaga Nasional Berhad, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Sarawak Energy.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com