Advertorial

Bupati Klaten Optimistis Angka Stunting Turun Jadi 11 Persen pada 2024

Kompas.com - 12/09/2023, 11:24 WIB

KOMPAS.com – Bupati Klaten Sri Mulyani optimistis angka stunting di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, bisa turun menjadi 11 persen pada 2024. Untuk mencapai target tersebut, ia mengajak semua pihak untuk bersinergi dalam menangani masalah gizi buruk pada anak-anak.

Hal itu ia sampaikan saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) dan Evaluasi Upaya Percepatan Penurunan Stunting di Pendapa Ageng Kabupaten Klaten, Jawa Tengah (Jateng), Senin (11/9/2023).

Sri mengatakan, prevalensi stunting di Kabupaten Klaten saat ini sebesar 15,36 persen dan menempati peringkat ke-6 di Provinsi Jateng.

Meski hal tersebut merupakan capaian baik, ia tetap meminta agar seluruh pihak tidak berpuas diri dan terus berupaya meningkatkan kualitas gizi anak-anak.

“Kita harus optimistis dan semangat untuk mewujudkan target penurunan stunting hingga 11 persen. Untuk itu, kita harus menyusun perencanaan yang baik, mulai dari kegiatan, penganggaran, pengawasan, hingga pengendalian. Fokuskan lagi ke sasaran yang tepat dan perlu tindakan menyeluruh ke tingkat desa, rukun tetangga (RT), dan keluarga,” ujarnya seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (12/9/2023).

Salah satu langkah strategis yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten adalah menggandeng Kantor Urusan Agama (KUA) dan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).

Sri menjelaskan, KUA memiliki peran penting dalam memberikan edukasi kepada calon pengantin tentang pentingnya mempersiapkan diri dan keluarga dalam mengasuh anak agar terhindar dari stunting.

“Ini merupakan salah satu upaya bersama. Pencegahan dilakukan sejak dari dini, yaitu edukasi kepada calon pengantin,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (P3AKB) Klaten Muh Nasir mengatakan, rapat tersebut bertujuan untuk meningkatkan koordinasi TPPS dan mengevaluasi hambatan yang ditemui dalam upaya penurunan stunting.

“Selain itu, kegiatan ini juga sebagai bahan masukan untuk penyusunan rencana aksi TPPS pada 2024,” tambahnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau