Advertorial

Hadapi Cuaca Ekstrem, Tim Pendaki Indonesia Berhasil Capai Puncak Gunung Eiger

Kompas.com - 13/09/2023, 09:28 WIB

KOMPAS.com - Komite Ekspedisi Wanadri Indonesia (KEWI) menggelar misi ekspedisi Alpine Trilogy yang meliputi pendakian ke tiga puncak gunung di Pegunungan Alpen, yakni Gunung Eiger (3.967 mdpl), Gunung Matterhorn (4.487 mdpl), dan Gunung Mont Blanc (4.807 mdpl).

Sebagai informasi, ekspedisi tersebut didukung oleh jenama penyedia perlengkapan kegiatan luar ruang asal Bandung, Eiger Adventure (EIGER).

Tim ekspedisi itu terdiri dari empat anggota Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung (Wanadri), yakni Iwan Irawan, Nurhuda, Muhammad Wahyudi, dan Muhammad Miftakhudin. Mereka telah tiba di Kota Chamonix, Swiss, sejak Senin (21/8/2023).

Salah satu anggota tim Alpine Trilogy sekaligus perwakilan EIGER Adventure Service Team Iwan "Kwecheng" Irawan mengisahkan, tim ekspedisi membutuhkan waktu berhari-hari untuk melakukan aklimatisasi tubuh juga mengumpulkan semua data informasi dan teknis yang diperlukan.

"Ketiga puncak gunung yang dituju membutuhkan keterampilan teknis dan pengalaman pendakian yang tinggi. Berbagai hambatan, seperti gelombang panas ekstrem di Swiss dan badai salju di Matterhorn, menguji ketangguhan kami," ujar Iwan dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (11/9/2023).

Iwan melanjutkan, rencana tim ekspedisi untuk mendaki Mont Blanc terpaksa tertunda karena jalur pendakian ditutup untuk sementara.

“Informasi (penutupan jalur) kami terima mendadak. Mont Blanc ditutup karena gletser atau bongkahan es besar di jalurnya semakin retak dan menganga akibat gelombang panas sehingga tak aman untuk pendakian,” tutur Iwan.

Meski demikian, kondisi tersebut tidak menghentikan semangat mereka untuk melanjutkan ekspedisi.

Tim Alpine Trilogy pun memutuskan untuk melanjutkan ekspedisi ke puncak kedua, yakni Gunung Matterhorn.

Mereka memulai perjalanan dari Desa Zermatt. Sayangnya, kondisi cuaca lagi-lagi menjadi penghalang tim ekspedisi untuk melanjutkan pendakian.

“Sejak dari Zermatt Badai salju besar datang hingga menghadang kami di tengah jalur, tepatnya di Solvayhuette. Terlalu berbahaya untuk dilanjutkan hingga puncak Matterhorn. Akhirnya kami kembali ke Zermatt,” imbuh Iwan.

Capai puncak Gunung Eiger

Usai memulihkan fisik dan mental selama tiga hari, empat orang pendaki Indonesia kembali melanjutkan misi ketiga, yakni puncak Gunung Eiger.

Tim Alpine Trilogy sampai di kota Chamonix, Swiss (11/9/2023) Dok.Eiger Tim Alpine Trilogy sampai di kota Chamonix, Swiss (11/9/2023)

Secara teknis, kata Iwan, Gunung Eiger merupakan salah satu gunung dengan tingkat kesulitan pendakian paling tinggi di dunia. Gunung ini pula yang menjadi inspirasi nama jenama Eiger Adventure.

“Jalur pertama ke puncak Eiger kami coba lewat Heckmair, tapi pijakan di atas es dinding Eiger jalur Heckmair terus menerus runtuh karena cuaca panas. Akhirnya, kami ubah jalur melalui West Flank. Kondisi salju yang mencair karena suhu panas juga terjadi di jalur West Flank, tetapi jalurnya tidak berbahaya seperti jalur Heckmair,” kisahnya.

Setelah melewati berbagai tantangan, termasuk perubahan jalur pendakian di Gunung Eiger, dua dari empat pendaki Indonesia, Iwan dan Nurhuda, akhirnya berhasil mencapai puncak Gunung Eiger pada Rabu (6/9/2023).

Dua pendaki lain terpaksa menghentikan pendakian di tengah jalur karena alasan medis, salah satunya adalah Muhammad Miftakhudin yang mengalami cedera lutut bengkak dan tumit lecet.


Atas keberhasilan tersebut, Iwan pun mengucapkan terima kasih atas dukungan dan doa dari Wanadri dan Eiger Adventure.

Usai mencapai puncak Eiger, tim ekspedisi menghabiskan satu malam untuk pemulihan dan mendirikan bivak menggantung di lereng cadas Eiger.

Setelah anggota tim yang cidera perlahan pulih, empat pendaki Indonesia itu berhasil turun ke kaki Pegunungan Alpen pada Kamis (7/9/2023) pukul 14.00 WIB.

Iwan menuturkan bahwa ekspedisi tersebut belum usai lantaran masih ada beberapa percobaan untuk menuntaskan misi Alpine Trilogy.

“Mohon doa dan dukungan semoga empat orang pendaki asal Indonesia di Pegunungan Alpen selalu diberikan perlindungan, keselamatan, dan kesehatan hingga kembali ke Indonesia,” tandas Iwan.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com