Advertorial

Di Hadapan Ribuan Jemaah Pesantren, Kepala BKKBN Sosialiasikan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting

Kompas.com - 18/09/2023, 09:00 WIB

KOMPAS.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar sosialisasi Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting di Pondok Pesantren Nurul Qur’an Kokap Kulon Progo, Minggu (17/9/2023).

Lewat acara tersebut, Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo berbicara di hadapan ribuan orang jamaah, salah satunya mengenai manfaat telur dan ikan lele sebagai protein murah untuk mencegah stunting.

Sebelumnya, dr Hasto menjelaskan di hadapan jamaah mengenai stunting dan penyebabnya.

Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo menyosialisasikanProgram Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting di hadapan ribuan Jemaah di Pondok Pesantren Nurul Qur?an Kokap Kulon Progo, Minggu (17/9/2023). Dok. BKKBN Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo menyosialisasikanProgram Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting di hadapan ribuan Jemaah di Pondok Pesantren Nurul Qur?an Kokap Kulon Progo, Minggu (17/9/2023).

Ia menjelaskan bahwa stunting merupakan masalah malnutrisi yang menyebabkan gangguan pertumbuhan pada balita.

"Stunting sudah pasti pendek, tapi pendek belum tentu stunting. Apabila baduta stunting, (orang bersangkutan) cenderung memiliki perkembangan kognitif yang kurang maksimal. Nanti di masa dewasanya, ia tertinggal karena kemampuan produktivitasnya rendah dan mudah terkena penyakit," jelasnya.

Sementara itu mengenai peyebab, ia mengatakan bahwa stunting dapat disebabkan ketika anak dalam usia kurang dari dua tahun mengalami kondisi kekurangan gizi, tidak diimunisasi, dan kurang optimalnya cara asuh.

“Stunting dapat dicegah, yaitu dengan memenuhi kebutuhan gizi dan asupan protein hewani. Salah satu cara mencegahnya adalah dengan mengonsumsi telur secara kontinu sebagai sumber protein hewani,” kata dr Hasto dalam rilis yang diterima Kompas.com, Minggu.

Selain telur, ia menjelaskan bahwa alternative protein murah lainnya adalah ikan lele. Menurutya, lele memiliki khasiat yang sangat baik untuk mencegah stunting pada anak yang dapat dikonsumsi ibu hamil karena mengandung asam amino tinggi.

Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo memberikan bantuan telur pada 15 keluarga.Dok. BKKBN Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo memberikan bantuan telur pada 15 keluarga.

"Lele mengandung DHA dan Omega 3, maka bagus dikonsumsi. (Lalu, telur jua bagus). Apabila Bapak Ibu memberikan telur kepada anak sebelum 2 tahun maka pertumbuhan otaknya bias sangat pesat," tambahnya.

Dalam kesempatan sama, dr Hasto turut memberi bantuan telur kepada 15 keluarga penerima untuk eam bulan. Ia pun berpesan kepada penerima agar memberikan telur tersebut sebagai asupan protein untuk anak-anaknya. Selain itu, ada pula santunan untuk 40 anak yatim.

Kondisi stunting di Indonesia

Dokter Hasto mengingatkan kepada jamaah terkait arahan Presiden Joko Widodo bahwa target penurunan stunting Indonesia pada 2024 berada di angka 14 persen.

"Kondisi di Indonesia saat ini, dari 100 orang, sekarang masih ada 21 orang yang stunting. Di Kulonprogo sendiri, dari 100 orang, yang stunting ada 15 orang," pparnya.

Menurut survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan pada 2023, prevalensi balita stunting di Kulonprogo 15,8 persen dari total populasi anak dengan usia di bawah lima tahun.

Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo memberikan santunan pada 40 anak yatim.Dok. BKKBN Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo memberikan santunan pada 40 anak yatim.

Selain protein, dr Hasto juga menyebut beragam penyebab stunting hingga menjadi problem yang masih menjadi pekerjaan rumah hingga kini.

Kepada para jama'ah yang hadir, Dokter Hasto menjelaskan bahwa lingkungan yang bersih juga berpengaruh terhadap terjadinya stunting. Maka dari itu, dirinya mengimbau peserta untuk tidak buang air di sungai karena dapat menyebabkan pengaruh buruk.

"Jangan buang air besar di sungai, melainkan di WC yang tertutup dan menggunakan air sehingga tidak bau," katanya.

Ia menegaskan bahwa buang air di WC cemplung atau sungai dapat berdampak buruk.

“Nanti (jadi) banyak lalat. Kalau lalatnya menclok di makanan, ini bisa menyebabkan diare. Nah kalau anak diare terus, nanti pertumbuhannya terganggu," jelasnya.

Dalam kesempatan sama, ia turut menyinggung tren nikah dini yang masih tinggi. Hasto mengimbau kepada para jama'ah untuk memperhatikan usia nikah yang ideal.

"Ojo kawin bocah.Jjangan menikah dengan usia kurang dari 21 tahun. Jangan sampai ada janda usia sekolah ya, Bapak Ibu," ujarnya sambil berkelakar.

Ia juga menyebut apabila ada anak kadung menikah sebelum 20 tahun, maka sebaiknya tunda kehamilan.

“Kehamilan dapat ditunda dengan menggunakan alat kontrasepsi (kondom). Hamil sebaiknya jangan di usia yang terlalu muda atau terlalu tua (di atas 35 tahun) agar anak dalam janin dapat sehat, dan lahir dengan kondisi tubuh optimal serta tidak stunting,” paparnya.

Lebih lanjut, ia melanjutkan pesan Presiden bahwa sebelum Indonesia Emas 2035, populasi masyarakat di Indonesia yang tua lebih banyak daripada kaum muda.

“(Kelompok) yang tua umumnya pendidikannya rendah, lebih banyak perempuan karena harapan hidup perempuan lebih panjang. Maka, sebelum 2035, kita harus memperhatikan para perempuan menjelang Indonesia Emas agar tidak ada yang stunting dan sehat," harapnya.

Ia juga berpesan agar para Jemaah dapat mengurus keluarga sebaik-baiknya sehingga menjadi keluarga sakinah, mawadah, dan warahmah.

“Semoga, anak cucu kita nanti dapat berguna bagi bangsa dan ne

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com