Advertorial

Pj Gubernur Sulsel Ajak ASN Atasi Kemiskinan Ekstrem dan Stunting

Kompas.com - 21/09/2023, 15:48 WIB

KOMPAS.com – Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Bahtiar Baharuddin mendorong seluruh aparatur sipil negara (ASN) di lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel berkolaborasi mengatasi kemiskinan ekstrem di Sulsel.

"Seluruh ASN harus mulai ikut kerja sama (untuk mengatasi kemiskinan). Sekarang, kebijakan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) kurangi ceramah, tapi perbanyak pelatihan serta contoh kerja sama semua bidang," ujar Bahtiar dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Kamis (21/9/2023).

Ia menjelaskan, Provinsi Sulsel banyak melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang memberikan pendapat, tetapi masih kurang memberikan pendapatan untuk mengembangkan pertumbuhan ekonomi di Sulsel.

"Lebih banyak berpendapat daripada pendapatan. Ini lebih banyak bicara daripada kerja sama, semua mau bicara dan jadi pembesar. Seharusnya perhatikan peraturan terbaru Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), itu cara untuk bisa bekerja sama dengan baik," kata Bahtiar.

Menurutnya, pendidikan kilat harus dikurangi, sedangkan contoh kerja sama antara seluruh pemangku kepentingan lintas organisasi perangkat daerah (OPD) diperbanyak.

Lebih lanjut, Bahtiar menambahkan, berdasarkan data Pemprov Sulsel, angka putus sekolah mencapai 80.000-. Kemudian, angka pengguna narkoba mencapai 53.000 serta perceraian mencapai 20.000 pasangan.

"Hal itu disebabkan oleh kemiskinan ekstrem serta angka stunting yang melonjak. Jadi, (masyarakat) tidak mampu beli susu, ikan, dan sayur yang cukup untuk anak mereka di usia dua tahun pertama serta ibu hamil," tuturnya.

Untuk itu, lanjut Bahtiar, pemerintah harus mampu memberikan pemahaman serta meningkatkan kapasitas masyarakat untuk memperoleh pendapatan tambahan. Dengan begitu, masyarakat terhindar dari kemiskinan ekstrem dan stunting.

"Kawan-kawan sekalian (ASN lingkup Pemprov Sulsel), mulailah fokus pada kebutuhan masyarakat di bidang masing-masing. Seluruh pihak harus terlibat meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memperoleh pendapatan baru. Lahan kering harus diolah dengan baik menggunakan teknologi pertanian," jelasnya.

-Dok. Pemprov Sulsel -

Ia pun mendorong untuk meningkatkan nilai tambah lewat pengembangan keterampilan kepada masyarakat. Selain itu, aspek ketahanan pangan pun ditingkatkan.

“Masyarakat Sulsel adalah manusia kompetitif. Jadi, bagaimana seluruh pihak harus terlibat dalam menyelesaikan kemiskinan ekstrem," lanjutnya.

Sementara itu, Kepala BPSDM Sulsel Muhammad Jufri menyampaikan terima kasih kepada Pj Gubernur Sulsel yang berkenan hadir dalam acara diklat BPSDM Sulsel.

"Atas nama keluarga besar BPSDM Sulsel, kami menyampaikan selamat datang Bapak Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin. Ini adalah kebanggaan bagi kami semua," ucap Prof Jufri.

Ia pun mengapresiasi atas seluruh contoh teladan yang Bahtiar kepada seluruh keluarga besar BPSDM Sulsel.

"Alhamdulillah, sejak kami mengenal Bapak (Pj Gubernur Sulsel) sudah memberikan contoh teladan bagi kami semua," katanya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau