Advertorial

Bunda Wajib Tahu, Ini Risiko Anak Pilih-pilih Makanan

Kompas.com - 24/09/2023, 09:00 WIB

KOMPAS.com - Pemenuhan nutrisi anak dibutuhkan untuk menyempurnakan tumbuh kembang anak-anak usia dini. Adapun kekurangan nutrisi dapat mempengaruhi kemampuan anak dalam mempelajari hal-hal baru.

Meski demikian, memenuhi nutrisi anak tidaklah mudah. Pasalnya, para orangtua, utamanya ibu, kerap mengalami masalah saat memberikan asupan nutrisi yang seimbang pada anak. Salah satu masalah yang kerap dialami ibu adalah kondisi anak susah makan atau memilih-milih makan. Akibatnya, kebutuhan nutrisi anak menjadi terganggu.

Seperti diketahui, kekurangan nutrisi dapat memengaruhi tumbuh kembang serta perkembangan otak anak.

Oleh karena itu, Bunda harus memastikan Si Kecil mendapatkan nutrisi seimbang untuk memaksimalkan kemampuan kognitif dan pertumbuhannya. Sebab, anak yang pilah-pilih makanan kemungkinan besar tidak mendapat nutrisi seimbang dan berisiko mengalami berbagai gangguan.

Berikut beberapa gangguan kesehatan yang bisa terjadi jika Si Kecil tidak mendapatkan nutrisi yang seimbang.

  1. Malnutrisi

Anak yang terbiasa pilih-pilih makanan berisiko mengalami malnutrisi. Seperti diketahui, malnutrisi merupakan kondisi ketika tubuh tidak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsinya.

Sebagai contoh, kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia. Sementara itu, kekurangan asam lemak omega-3 dapat mengganggu perkembangan otak anak. Kekurangan asam folat dan vitamin B juga dapat memengaruhi daya ingat anak. Akibatnya, anak kesulitan memproses informasi dan mencerna pelajaran.

Selain itu, malnutrisi juga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada anak, seperti penurunan daya tahan tubuh, infeksi, serta anemia.

  1. Gangguan pencernaan

Dampak berikutnya dari kebiasan anak pilih-pilih makanan adalah gangguan pencernaan. Gejala ini dapat terjadi jika anak tidak mendapatkan cukup serat dan cairan dari makanan.

Seperti diketahui, serat dan cairan berperan penting dalam membantu proses pencernaan dan mengeluarkan sisa-sisa makanan dari tubuh.

Jika kekurangan serat dan cairan, anak dapat mengalami konstipasi. Konstipasi merupakan kondisi ketika buang air besar menjadi sulit dan menyakitkan karena feses menjadi keras dan kering. Konstipasi dapat menyebabkan perut kembung, nyeri perut, mual, dan perdarahan saat buang air besar.

  1. Obesitas

Anak yang suka pilih-pilih makan berisiko mengalami obesitas. Pasalnya, anak cenderung mengonsumsi makanan yang berlemak dan manis.

Obesitas sendiri merupakan kondisi berat badan berlebih yang berpotensi berdampak buruk pada kesehatan. Gejala ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan di masa mendatang, seperti penyakit jantung, diabetes, dan tekanan darah tinggi.

Mengonsumsi makanan tinggi kalori, lemak, dan gula serta kekurangan nutrisi dapat menyebabkan obesitas pada anak. 

Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan obesitas pada anak, seperti mengonsumsi makanan tinggi kalori, lemak, dan gula.

  1. Daya tahan tubuh lemah

Asupan nutrisi yang tidak seimbang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh anak-anak. Kekurangan vitamin dan mineral dapat membuat anak lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit dan juga memiliki masa pemulihan yang lebih lama.

Adapun nutrisi yang berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh anak adalah protein, vitamin A, vitamin C, vitamin E, serta zink.

Beberapa kondisi kesehatan akibat kurangnya asupan nutrisi yang didapatkan oleh Si Kecil karena suka pilih-pilih makanan ini membuat orangtua harus mencoba berbagai cara supaya nafsu makan Si Kecil kembali.

Orangtua dapat melakukan beberapa cara seperti berkreasi makanan agar menarik perhatian Si Kecil, mengubah suasana makan menjadi lebih menyenangkan, ataupun menyingkirkan berbagai alat elektronik seperti HP ataupun TV yang bisa mendistraksi konsentrasi Si Kecil saat makan.

Selain itu, orangtua juga bisa mempertimbangkan cara lain yaitu memberikan asupan nutrisi tambahan untuk Si Kecil, terutama yang mengandung kandungan nutrisi yang bisa membantu meningkatkan nafsu makan seperti Minyak Ikan. Dengan demikian, nafsu makan Si Kecil dapat menjadi lebih baik dan nutrisinya juga bisa terpenuhi dengan baik.

Susu Morinaga Morigro dapat menjadi pilihan nutrisi yang bisa orangtua berikan pada Si Kecil. Pasalnya, susu pertumbuhan untuk anak usia di atas 1 tahun ini memiliki formula GROMAX yang dapat membantu mengoptimalkan asupan nutrisi untuk mendukung tumbuh kembang dan daya tahan tubuh anak.

Morinaga Morigro juga mengandung minyak ikan yang membantu meningkatkan nafsu makan. Selain itu, ada pula probiotik bifidobacterium, serat FOS, 14 vitamin dan 9 mineral, AA, DHA, omega 3 dan 6, kalsium tinggi, vitamin D, serta protein energy ratio 12 persen.

Protein energy ratio merupakan ukuran yang digunakan dalam ilmu gizi untuk menilai kualitas protein dalam makanan. Protein energy ratio digunakan untuk mengukur seberapa baik protein dalam makanan dapat digunakan tubuh manusia untuk memenuhi kebutuhan energi dan kebutuhan protein esensial.

Sebagai informasi, Morinaga Morigro hadir dengan dua pilihan rasa yang rendah gula, yakni Madu dan Vanilla. Dengan kandungan tersebut, susu Morinaga Morigro dapat menjadi pilihan orangtua untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak.

Jadi, orangtua tidak perlu panik saat anak menolak makan. Akan tetapi, coba berikan hal baru yang menyenangkan bagi anak serta berikan nutrisi tambahan yang bisa meningkatkan nafsu makan dan mendukung tumbuh kembangnya.

Untuk informasi lebih lengkap mengenai susu Morinaga Morigro, silakan kunjungi tautan ini.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com