Advertorial

Eiger MJC 2023 Jadi Wadah untuk Belajar dan Mempraktikkan Ilmu Jelajah Alam

Kompas.com - 25/09/2023, 16:07 WIB

KOMPAS.com – Jenama penyedia perlengkapan luar ruang, Eiger, kembali menggelar EIGER Mountain & Jungle Course (MJC). Kelas dasar penjelajahan gunung dan hutan ini digelar di Kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, mulai 24 September – 1 Oktober 2023.

Melalui kegiatan tersebut, para peserta dapat mempelajari berbagai persiapan ekspedisi alam gunung dan hutan, mulai dari perlengkapan dan perbekalan, perencanaan perjalanan, navigasi darat, pertolongan medis pada keadaan gawat darurat, hingga cara bertahan hidup.

General Manager Marketing Eiger Jason Edward Wuysang mengatakan, sejak pandemi Covid-19 berakhir, aktivitas masyarakat Indonesia untuk berkegiatan di alam bebas meningkat.

Melalui program EIGER MJC, sambung Jason, pihaknya membantu pengguna produk Eiger agar tetap aman dan nyaman menjelajahi alam Indonesia.

“Lewat agenda tahunan MJC 2023, EIGER mengajak siapa pun untuk keluar dari zona nyamannya. Mempelajari pengetahuan dan keterampilan sikap hidup di alam terbuka, mengasah kemampuan tanpa mengabaikan alam, mengenal, serta menjaga keindahan alam Indonesia,” ujar Jason dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Senin (25/9/2023). 

Sementara itu, Penanggung Jawab EIGER MJC 2023 Galih Donikara menambahkan, program tersebut diikuti oleh pegiat alam bebas dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan, Sulawesi, Maluku, hingga Papua.

EIGER MJC 2023 diikuti oleh 80 peserta yang disaring dari 879 pendaftar. Sejumlah jurnalis serta pemengaruh (influencer) media sosial (medsos) pun turut berpartisipasi sebagai peserta untuk mengasah keterampilan penjelajahan di alam bebas. 

“Puluhan peserta akan mendapatkan berbagai materi dan pelatihan tentang merancang suatu ekspedisi dan petualangan di alam terbuka. Materi yang disampaikan mulai dari manajemen perlengkapan dan perbekalan, zero waste adventure, dokumentasi ekspedisi, membangun jaringan komunikasi, navigasi darat, penanganan medis kala darurat, hingga strategi survival,” kata Galih. 

-Dok. Eiger -

Setelah materi di kelas selama empat hari, lanjut dia, peserta akan melakukan pergerakan ekspedisi sesungguhnya menuju ke Puncak Gunung Merbabu pada hari kelima hingga ketujuh.

Peserta dibagi ke dalam empat tim yang akan mendaki melalui empat jalur pendakian Gunung Merbabu, yakni Jalur Wekas, Jalur Thekelan, Jalur Suwanting, dan Jalur Selo.

Selama proses pendakian, para peserta didorong untuk menerapkan pengetahuan ekspedisi yang telah dipelajari sebelumnya di dalam kelas.

“Kombinasi antara berbagai materi ekspedisi, simulasi, sampai pergerakan ekspedisi menuju puncak Merbabu diharapkan membawa pengalaman berharga bagi peserta. Ilmu dan pengalamannya pun dapat disebarkan ke kawan-kawan petualang lain,” terang Galih.

Ia berharap, setiap ekspedisi yang dijalankan seluruh peserta tetap aman dan nyaman tanpa mengabaikan alam, apalagi merusak alam. 

Selanjutnya, pertemuan empat tim di Puncak Merbabu akan ditutup dengan pengibaran bendera Merah Putih di Puncak Syarif Gunung Merbabu. Setelah itu, tim akan turun kembali ke basecamp. 

“Pada hari terakhir, peserta akan melakukan penyusunan laporan ekspedisi, evaluasi, dan upacara penutupan. Kemudian, kembali ke kota masing-masing,” kata Galih.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com