Advertorial

Java Preanger, Teh Berkualitas Asal Jabar yang Perlu Mendapat Perlindungan

Kompas.com - 04/10/2023, 22:23 WIB

KOMPAS.com - Teh merupakan salah satu jenis minuman yang dikonsumsi banyak orang. Selain karena mudah didapat, teh juga memiliki khasiat baik bagi kesehatan

Sama seperti kopi, teh juga memiliki karakteristik dan rasa yang berbeda-beda. Umumnya, kualitas dari sebuah produk teh dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari waktu memetik atau panen, proses produksi, hingga ketinggian lokasi penanaman.

Salah satu varian teh unggulan yang ada di Tanah Air adalah Teh Java Preanger. Nama teh ini diambil dari bahasa Belanda yang berarti Parahyangan.

Kepala Divisi Penelitian di Pusat Penelitian Teh dan Kina Erdiansyah Rezamela mengatakan, Teh Java Preanger berasal dari perkebunan teh di wilayah Priangan, tepatnya di daerah Gamboeng, Desa Mekarsari, Kabupaten Bandung Selatan, Jawa Barat (Jabar).

“Teh Java Preanger adalah teh yang dibudidayakan di wilayah dataran tinggi Jabar dengan ketinggian mulai dari 600 mdpl. Secara agroklimat (ilmu yang mempelajari iklim), ketinggian tersebut cocok untuk budi daya tanaman teh. Ketinggian tempat juga sangat memengaruhi pertumbuhan dan mutu teh yang dihasilkan,” ujar Erdiansyah dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (4/10/2023).

Berdasarkan hasil uji organoleptik (uji indra atau uji sensorik manusia), karakteristik Teh Java Preanger terletak pada kekhasan rasa dan aroma air seduhan. Rasa dan aroma ini berasal dari lokasi kebun atau tanaman teh yang ada di Pegunungan Jawa Barat.

Agar mendapat hasil berkualitas, penyeduhan teh harus bisa melewati syarat mutu baik hingga sangat baik. Selain itu, pemetikan pucuk teh juga harus dilakukan sesuai ketentuan demi mendapat pucuk teh yang berkualitas.

“Pada kondisi normal, pemetikan dilakukan pada pagi hari sampai sekitar pukul 10.00 WIB. Pemetikan hanya mengambil pucuk peko saja (tanpa daun terbuka) dan dilakukan secara hati-hati. Lalu, dijaga agar peko tidak ada penekanan dalam genggaman tangan. Pemetikan hanya terhadap pucuk yang memenuhi syarat petik produksi harian,” jelas Erdiansyah.

Erdiansyah menambahkan, dalam rangka menghasilkan teh yang bermutu tinggi, penanganan pucuk teh yang dipanen sebagai bahan baku juga perlu ditangani sebaik mungkin sebelum diproses dari kebun sampai ke pabrik.

Semua kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan tanaman itu bertujuan untuk menghasilkan kualitas catechin dan kafein yang tinggi. Kedua kandungan ini berperan dalam rasa serta warna.

“Pucuk peko dimasukkan sedikit demi sedikit ke wadah yang telah ditentukan. Kemudian, masing-masing wadah yang berisi peko diserahkan ke mandor petik untuk dicek dan dikirim ke pabrik. Pengiriman ke pabrik harus sesegera mungkin untuk menghindari penurunan kualitas akibat reaksi kimia dari pucuk peko yang tidak terkendali,” terang Erdiansyah.

Demi menghasilkan teh yang bermutu tinggi, penanganan pucuk teh yang dipanen sebagai bahan baku juga perlu ditangani sebaik mungkin.Dok Kemenkumham Demi menghasilkan teh yang bermutu tinggi, penanganan pucuk teh yang dipanen sebagai bahan baku juga perlu ditangani sebaik mungkin.

Pengangkutan peko ke pabrik, tambah Erdiansyah, harus dilakukan secara hati-hati dan harus menghindari penumpukan peko agar tidak terkena panas.

Saat sampai di pabrik, daun teh peko yang telah dipanen akan diserahkan kepada petugas penerima pabrik teh melalui pass box atau kotak penerimaan pucuk.

Lalu, petugas penerima akan mencatat berat, jam datang, dan asal pucuk untuk dilakukan proses pengolahan.

“The Java Preanger diproses dari tunas teh segar atau peko. Kandungan polifenolnya yang tinggi berasal dari olahan kuncup teh tanpa oksidasi. Kandungan ini juga membuat teh memiliki rasa yang ringan dan aroma bunga mawar. Teh Java Preanger dikategorikan sebagai Silver Needle. Hal ini mengacu pada warna teh olahan kuncup yang ditutupi dengan rambut perak dan bentuk seperti jarum,” papar Erdiansyah.

Dukung perlindungan IG

Keunikan indikasi geografis (IG) menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi perbedaan rasa dan aroma dalam produk teh.

Untuk melindungi keberlanjutan Teh Java Preanger, Komunitas Perlindungan IG Teh Java Preanger mendukung upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar dalam menetapkan kualitas dan keamanan standar untuk Produk Teh GI Java Preanger.

Upaya itu pun turut mendapat dukungan dan persetujuan dari pemangku kepentingan serta organisasi komunitas teh.

Direktur Merek dan Indikasi Geografis Direktorat Jenderal (Ditjen) Kekayaan Intelektual (KI) Kementeran Hukum dan HAM (Kemenkumham) Kurniaman Telaumbanua menjelaskan bahwa dukungan tersebut dibuat untuk menghindari kemungkinan duplikasi oleh pihak lain yang tidak bertanggung jawab.

Komunitas Perlindungan IG Teh Java Preanger mendukung upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar dalam menetapkan kualitas dan keamanan standar untuk Produk Teh GI Java Preanger.Dok. Kemenkumham Komunitas Perlindungan IG Teh Java Preanger mendukung upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar dalam menetapkan kualitas dan keamanan standar untuk Produk Teh GI Java Preanger.

“IG di Tanah Air memiliki potensi yang besar sekali karena Indonesia adalah salah satu negara megadiversitas terbesar kedua setelah Brazil. Kita tentu memiliki keanekaragaman hayati, baik di darat maupun di lautan yang bisa dimanfaatkan dengan baik. Salah satunya adalah produk Teh Java Preanger yang berasal dari Jabar,” kata Kurniaman.

Kurniaman menambahkan, terdapat beberapa keuntungan dari pendaftaran permohonan IG. Salah satu keuntungannya adalah kawasan tersebut menjadi terangkat dan memiliki reputasi.

Selain itu, IG juga dapat melestarikan keindahan alam, pengetahuan tradisional, dan sumber daya hayati yang akan berdampak pada pengembangan agrowisata.

“Kawasan yang memiliki IG akan berdampak pada peningkatan nilai jual dan produksi. Sebab, di dalam IG dijelaskan dengan rinci tentang produk berkarakter khas dan unik yang mengundang minat dan daya beli masyarakat. Hal ini menjadi perhatian pemerintah untuk terus mendukung produk dalam negeri agar bisa dipromosikan keluar negeri,” terangnya.

Untuk diketahui, saat ini, masyarakat dapat melakukan pendaftaran IG melalui Kantor Wilayah Kemenkumham.

Selain etiket IG, terdapat beberapa persyaratan penting yang diperlukan dalam pengajuan pencatatan hal tersebut, seperti uraian tentang lingkungan geografis, batas-batas daerah, sejarah dan tradisi, proses produksi, serta karakteristik dan kualitas indikasi geografis tersebut.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com