KOMPAS.com – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menyiapkan penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) di lingkungan pemerintah daerah (pemda). Regulasi terkait sistem ini bakal diatur melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri)
Dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Penyusunan Rancangan Permendagri tentang Penyelenggaraan SPBE di Pemerintah Daerah yang digelar di Hotel Orchardz Jayakarta, Jakarta, Kamis (12/10/2023), Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendagri Suhajar Diantoro meminta agar aturan terkait SPBE yang disiapkan bersifat fleksibel.
"Regulasi yang dibuat jangan menyandera sistem sehingga tidak fleksibel. Ibarat kepak burung mau terbang, tapi dilarang sehingga tidak bisa terbang tinggi," ujar Suhajar dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis.
Penerapan SPBE, kata Suhajar, harus mampu meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan publik kepada masyarakat. Melalui SPBE, pelayanan publik pemda diharapkan dapat lebih efektif, inovatif, dan akuntabel.
Pada kesempatan itu, Suhajar juga meminta masukan pemda terhadap rancangan Permendagri yang sedang disusun.
"Saya meminta kawan-kawan untuk mencurahkan pikiran membedah Permendagri supaya bisa membawa inovasi untuk kehidupan lebih mudah,” ucap dia.
Suhajar menilai, tantangan dalam tataran implementasi adalah mengoperasikan SPBE semudah aplikasi WhatsApp. Untuk itu, dia mendorong agar produk digital yang dikembangkan bersifat sederhana, mudah dipahami, dan mewakili generasi muda.
“Bikin aplikasi semudah WhatsApp yang bisa digunakan oleh ibu-ibu. Setidaknya, semudah (penggunaan) Instagram,” lanjut Suhajar.
Suhajar juga mencontohkan beberapa negara maju. Salah satunya, Singapura yang tidak lagi menggunakan kertas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Bahkan, sekitar 1.400 layanan dioperasikan secara digital. Hal ini pun membuat pelayanan publik menjadi lebih efisien.
Berkaca dari perkembangan teknologi yang pesan, Suhajar berpesan kepada generasi muda agar dapat menciptakan inovasi berupa produk pelayanan masyarakat yang sesuai tuntutan zaman.
"Saya sampaikan kepada kaum milenial, jangan tiru hidup kami, (karena) hidup kami akan jadi museum bagi anak-anak Anda," imbuh Suhajar.