Advertorial

Gelar Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda Pekanbaru Tingkatkan Kualitas Demokrasi

Kompas.com - 21/10/2023, 09:05 WIB

KOMPAS.com – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menggelar Forum Literasi Demokrasi untuk mengajak generasi muda Pekanbaru meningkatkan kualitas demokrasi di ruang digital dengan menyebarkan konten-konten positif. Acara ini digelar di Karambia Café & Hang Out, Pekanbaru, Riau, Kamis (19/10/2023).

Diskusi santai bertema “Tingkatkan Literasi Demokrasi di Media Sosial” itu menghadirkan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Riau Meyzi Heriyanto dan kreator konten Rian Fahadhi Risyad sebagai narasumber dan dihadiri oleh ratusan peserta dari kalangan mahasiswa.

Pada kesempatan itu, Ketua Tim Kerja Informasi dan Komunikasi Politik dan Pemerintahan, Direktorat Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum, dan Keamanan, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Agus Tri Yuwono mengajak para peserta diskusi menjaga demokrasi Pancasila di ruang digital. Dengan begitu, pesta demokrasi lima tahunan tersebut bisa berlangsung secara damai, sehat, dan meriah.

Pasalnya, menurut Agus, tanggung jawab untuk menjaga kualitas demokrasi Pancasila tidak hanya berada di pundak pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat, termasuk generasi muda.

Untuk itu, pemuda asal Banjarnegara, Jawa Tengah, itu mengajak para peserta dan pemilih muda agar dapat menggunakan hak suaranya pada Pemilu 2024 dengan damai, bijak, serta cerdas.

“Inilah pentingnya kerja sama antara pemerintah beserta seluruh elemen masyarakat untuk meningkatkan kualitas demokrasi Indonesia. Caranya, dengan memanfaatkan teknologi informasi, komunikasi, internet, dan media sosial,” ujar Agus dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Jumat (20/10/2023).

Apalagi, kata Agus, media sosial (medsos) dan ruang digital cenderung dipenuhi hoaks, ujaran kebencian, dan kejahatan siber.

Tingkatkan kualitas demokrasi

Sejalan dengan hal tersebut, Meyzi menjelaskan, terdapat empat cara untuk meningkatkan kualitas demokrasi melalui saluran medsos.

Pertama, cermati dan pahami informasi di ruang digital secara baik dan menyeluruh. Kedua, waspadai dan hindari berita-berita yang isinya provokatif.

Ketiga, jangan menyampaikan ujaran kebencian. Terakhir, mampu (melakukan) check and recheck atau tabayyun sebelum mengambil sikap,” papar Meyzi.

Sementara itu, Rian mengatakan, untuk menyampaikan pendapat melalui medsos diperlukan koridor nilai-nilai yang baik.

”Konten atau informasi yang berkualitas mengedepankan nilai-nilai atau etika jurnalisme. Kita harus bertanggung jawab atas apa yang disampaikan,” kata Rian.

Rian lantas mengungkap cara menyaring informasi untuk konten medsos menggunakan metode filsuf Yunani Socrates, yakni truthfulnessgoodfullness, dan usefulness.

“Cek kebenarannya, cek kebaikannya, dan cek kebermanfaatannya. Kalau tidak sesuai dengan ketiga hal itu, buat apa dibagikan?” jelasnya.

Rian pun mengaku bahwa dirinya pernah teperdaya dan membagikan konten negatif di medsos. Oleh karena itu, ia mengajak para peserta diskusi untuk selalu kritis terhadap informasi di medsos, meskipun dibagikan oleh akun dengan jutaan pengikut ataupun telah mendapatkan centang biru.

Tak lupa, ia mengajak masyarakat, terutama generasi muda, untuk membentengi diri dengan sikap skeptis atas semua informasi yang disebar melalui medsos agar terhindar dari hoaks. Ia juga mengajak generasi Z untuk menjadi penggagas yang menyebarkan narasi atau informasi yang bermutu.

“Jangan menjadi penerima informasi saja. Jangan cuma sekadar jadi penonton, lalu berkomentar. Akan tetapi, bikin juga konten yang positif,” kata Rian.

Cek kebenarannya

Terkait peredaran hoaks yang semakin marak di medsos, Meyzi mengatakan, para peserta harus lebih kritis dalam mencermati judul informasi yang beredar.

“Perlu dicurigai dan dilacak judul-judul yang provokatif,” jelas Meyzi.

Kemudian, tahapan penting lain adalah melakukan verifikasi kebenaran informasi yang beredar dengan mengecek kredibilitas situs (website) yang membuat atau menyebar berita tersebut.

Bila perlu, gunakan juga aplikasi tepercaya yang dapat mengecek keaslian sebuah konten digital, seperti foto dan video.

Data terkini Kemenkominfo mencatat, dari 34.000 situs berita yang berada di internet, hanya 10 persen atau 300 situs yang layak dipercaya.

Maka dari itu, menurut Meyzi, dalam menghadapi tahun politik ini, generasi muda diharapkan selalu berhati-hati terhadap konten-konten provokatif.

Sebagai informasi, Forum Literasi Demokrasi itu diselenggarakan oleh Kemenkominfo untuk mendukung terwujudnya Pemilu Damai 2024. Kegiatan serupa telah dilaksanakan di Padang dan Pekanbaru dan akan dilanjutkan di Kota Denpasar, Manokwari, serta Yogyakarta.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com